Ratusan kunang-kunang
terbang didepan rumah detektif handal dimasanya. Mulai gelap diluar dan hujan
rintik-rintik dikecamatan nagayana. Dijalan pangeran antasari didaerah tanah
ijo No.14 diruang tempat kerjanya. Duduk dikursi goyang kesayangannya ditemani secangkir
kopi tubruk dan sepiring pisang goring masih hangat. Sekilas Mayor Lehman
membaca Koran usang yang baru ia temukan digudang rumah barunya.
Tak lama Mayor Lehman membaca korannya terdengar suara
ketukan pintu didepan rumah Mayor Lehman yang berjalan dikoridor ruang kerjanya
berlari menuju pintu segera dia bukakan.
Terlihat sosok seorang laki-laki tinggi, berbadan tegap,
bertopi detektif serta jas panjang ala detektif ulung. Wajah pucat tak jelas
karena kurangnya penerbangan dirumah . dan
terkejut saat dia melihat luka bekas tembakan didada kiri tamu tadi.”ada
yang bias sya bantu, pak…..?” tamu menjawab “ tak usah perdulikan saya,
tegakkan lagi keadilan dan musnahkan gedung-gedung buatan belanda….!” Dengan
suara terengah-engah dengan nada keras.
“apa maksud anda pak…?”
tampak bingung.” Para pahlawan yang dipuja-puja ditelevisi itu hanylah
sampah-sampah pingiran.” Tak lebih baik dari para anjinghutan yang berebut
daging anaknya”. Suaramembentak dan lalu batuk yang tak henti-hentinya.
“ anda kelihatannya
sedang sakit, mari saya obati luka anda pak….!”
Tampak kuatir. “mereka hanya sekumpulan para tikus-tikus got tak
beradap. Berkeliharaan dibawah go-got penderitaan rakyatnya”. Sambil menunjuk
foto-foto para petinggi Negara masa orde baru yang ada diruamg tamu Mayor
Lehman.
“apa yang anda maksud saya tidak tahu….? Saya binggu…?”
Mayor Lehman sangat kelelahan. “ bila kamu kenal semuanya adalah dalang
dirisemua ini. Dan saatnya kamu menemaniku mayorrrr……!”. sambil merogoh pistol
dipinggang kirinya. Keesokan harinya tim penyelidik mangindentifikasikan TKP.
Dan polisi menyimpulkan bahwa darah yang keluar dari dada kirinya tamu
misteriusnya itu tadi berusia 100 tahun. Dan diduga sudah ada sejak 100 tahun
lalu.
Mayor Lehman sangat penasaran dan mengganjal dibelakangnya
tentang kejadian itu. Lalu setelah polisi menyelidikinya dia masih belum
percaya. Dia pergi kekantor pusat penyelidikkan intelegent kasus-kasus pada 100
tahun lalu. Dia bertwemu dengan seorang. Laki-laki tua diujung lorong markas
besar KOPASSUS itu didaerah Cijantung.
Lalu dia bertanya pada orang tua tersebut. “ pak apakah
anda mempunyai8 data tentang semua kasus pada 100 tahun lalu…?”. Terlihat
tergesa0gesa dan ketakutan. Orang tua tersebut mencari berkas itu dirak-rak
yang berdebu di pojok ruangan. Diambilnya sekotak kasus-kasus 100 tahun lalu. Dikasihkan kepada Mayor
Lehman. Mayor Lehman langsung mencari dari kotak tersebut. Dengan sambil
mengucapkan “terima kasih pak.!”. lalu dia mencari paktua tersebut. Sudah
menghilang sekejab mata. Lalu ketakutan Mayor Lehman bertambah mencekam.
Lalu dia menemukan berkas kasus terbunuhnya Jenderal Puso.
lalu Mayor Lehman membaca kasus Jenderal Puso yang tewaqs dirumah tua yang dia
tempati. Dan sampai sekarang belum terselesaikan. Lalu tib-tiba terdengar suara
bantinagn jendela dibelakang korden dekat almari tua.
“Diar…” Mayor Lehman terkejut seketika. Lalu dia menutup
jendelatersebut. Saat dia menyisihkan korden dia sangat kaget ternyata di kaca
jendela tersebut ada tulisan dengan darah segar bertuliskan “Merah Poetih Djang
Terjajah”. Mayor lehman masih bingungdengan apa yang ter jadi belakangan ini
engan irinya.
Lalu dia pulang kerumah. Dengan masih memikirkan tulisan
itu. Sesampai dirumah, didepan pintu
yang kusam karenah sudah dimakan usia, dibawah lantai diatas keset yang tlah
rusak. Mayor Lehmanmenemukan buku. Berwarnamerah putih. Dengan sampul berkas
bercak darah bertuliskan terjajah. ;lalu dia baca buku itu terdengar didapur
suara bising. Lalu Mayor Lehman melihat kedapur dia melihat sosok seorangf yang
dia temui malam kemarin.
Lalu dia cermati wajahnya, teryata dia adalah seorang
yang mirip dengan sosok Jenderal Puso yangmeninggal 100 tahun lalu karena
dibunuh temannya sendiri jenderal X karena dia ingin merebut pangkat jenderal Puso
yaitu panglima besar kemiliteran. Lalu jendral Puso berteriak “ Bunuh
penghianat itu diatak pantas menjadi panguasa, tertawa di atas tangis seorang
bayi yang kelaparan.”. berteriak dengan lantang “ Dia siapa yang anda maksud
.?” ata Mayor Lehman.
“ jaga presiden lindungi dia..! karenadia akan mengangkat
derajat rayat negeri ini…!!!”. Kata Jenderl Puso “ Presiden siapa yang anda
maksud…? Presidenk negeri ini sekarangkan tidak memperdulikan nasib rakyat dan
membungakam semua mulut rakyat”. Sudah beberapa hari ini Mayor Lehman dihantui
oleh uara-suara membingungkan dari Jenderal Puso. Akhirnya hari jum’at saat
embun turun dan saat ayam jantan berkokok bau busuk tercium dari rumah Mayor
Lehman, ternyata dia telah tewas bunuh diri diruang kosong didekat dapur. Dan
ditemukani ikat kepala hitam persis yang sering digunakan jenderal Puso saat
berperang Mengusir penjajah.
“Putra…Putra…bangun nak sudah pagi nanti terlambat masuk
sekolah lho…!”. Teriak ibu dari dapur membangunkan Putra. “iya bu…….” Teriak
putra sambil menuruni tangga menghampiri ibu yang sedang mesak didapur.”bu…
ngomong-ngomong dapat dari mana ikat kepala berwarna hitam yang ibu kenakan
..?” Putra Penaaran. “ ibu tadi bersih-bersih didepan ruang kosong itu deket
dapur.”
“ ibu ruang kosong dideket dapur itu kok ngak boleh
dibuka sih, memang ada apa..?” sambilmemakan tempe goring yang masih hangat. “
Ngga apa-apa kata temen ibuk kemaren cerita disitu berbahaya karena atepnya
bias runttuh. Ow iya bu aku jadi teringat soal mimpiku tentang ikat kepala yang
ibu kenakan.” Sambil menunjuk ikat kepala itu.”memang mimpi apa kamu..?” Tanya
ibu.
“tadi malam aku mimpi serem banget bu tentang pembunuhan
Mayor Lehman.” Sekejab ibu teringat
cerita salah satu seorang yang pernah mempunyai rumah ini pada saat ibu membeli
rumah ini kemarin lusa.
0 comments:
Post a Comment