Lagi – lagi pagi datang mengawali hari
Mentari bersinar kemerahan penuh kehangatan
Tapi sebelum itu pria tua itu telah berdiri
Menatap bukit dimana mentari akan terbit
Pria tua itu kurus dan bungkuk
Tubuhnya mengisyaratkan dia tidak berdaya
Tapi coba kau tatap matanya
Mata yang penuh api semangat perjuangan
Perjuangan yang terasa mustahil di mata kita
Mutlak menggerakkan hati kita
Bahkan menyayat hati kita
Tapi itupun bila kau memang punya hati ?
Dia berjalan perlahan ke puncak bukit
Walau perlahan tapi penuh keyakinan, teman..
Menggenggam kuat senjata di pundaknya
Senjata untuk melawan kekejian kehidupan
Setelah sampai di punca bukit perjuangannya
Terlihat lahan yang luas dan basah
Tanah yang mengandung air pengharapan dan kehidupan
Tempat dia menggali dan menumbuhkan butir emas
Emas yang memberi dia sesuap nasi
Tapi memberi kita tenaga dan nafas kehidupan
Kehidupan yangsering membuat kita lupa
Lupa akan orang yang memperjuangkan hidup kita
Pria perkasa yang tidak butuh belas kasihmu
Tidak juga butuh omong kosongmu
Apalagi agar kau mencangkul untuknya
Pikirkanlah apa yang dia butuhkan, Teman…
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment