Wah sudah 1 minggu ini aku membaca buku
yang sangat mengesankan disela-sela waktu kuliah dan tugas-tugas yang
menggunung. seperti karya bang tere liye lainya buku yang berjudul ”BURLIAN”
ini sangat menarik bagi ku, karena kita
diseret kedalam dunia anak-anak yang menyenangkan, rasa keingin tahuan yang
besar dan pada dunia tanpa pemikiran-pemikiran terlebih dahulu sebelum
bertindak yang malah menimbulkan rasa keragu-raguan untuk bertindak.
Seperti awal bulan yang lalu, saat jadwal
rutinku ke salah satu toku buku besar di kota bandung(sebut aja Gramedia), saat
masuk langsung disuguhkan dengan tumpukan buku bestseller, aku mengambil salah
satu buku, dilihat dari covernya buku ini memang kurang menarik karena gambar
sampulnya yang kurang menjual(menurut saya). Karena disampul bukunya ada nama
pengarangnya bertuliskan Tere Liye, maka dengan rasa penasaran langsung membuka
bukunya, lalu aku menemukan tulisan “Kamu selalu menjadi anak yang Special
burlian”.
Nah, karena penasaran langsung aku bungkus
aja ni buku, lumayan buat mengusir penat satu bulan kedepan. Karena sudah di
baca dan ternyata buku ini sangat inspiratif, aku mau membagi kekalian juga
untuk membaca buku ini.
Judul
buku : Burlian (Serial Anak-anak
mamak)
Penulis : Tere Liye
Penerbit :
Penerbit Republika
Jumlah
halaman : 339 halaman
Cetakan
pertama : November 2009
Burlian adalah nama anak kedua dari si
mamak. Si Burlian dari kecil dibiasakan oleh bapak dan mamak dengan julukan
Spesial. Si mamak dan bapak meskipun tinggalnya didesa pelosok kaki bukit
barisan sana, dengan pendidikan yang kurang tetapi mengerti sekali cara
mendidik anak. Bang tere liye succes menceritakan kehidupan si Burlian ini
dengan apik. Tahulah gimana seorang Tere Liye kalau menggambarkan sosok
seseorang. Kita jadi kayak kenal banget sama si Burlian ini. Ada 24 part di
novel ini, diceritakan sama bang tere liye dengan rapih, dengan plot-plot
cerita yang sederhana.
Di bab-bab awal bang tere liye
menggambarkan sebuah desa dengan kesederhanaannya, bagaimana mereka membela
kehormataan bagaimana mereka memegang tradisi dan nilai luhur. Dan itu ada pada
diri Burlian, seorang anak yang istimewa, berbeda dari anak-anak SD seusianya.
Saat kelas 2 SD Burlian sudah bisa mengerti tentang kesedihan Ahmad temannya
yang diperolok-olok oleh kakak-kakak kelasnya. dan juga mengerti keadaan Ahmad
tentang kebangkrutan pabrik karet yang dimiliki Ayahnya hingga meninggalkan
kampung.
Bukan itu saja novel ini juga memiliki
cerita yang begitu mengharu-biru. Waktu baca saya sampai tahan nafas. Ga sabar membalik
halaman mencari tahu apa yang terjadi dengan si Burlian special ini. Di mana
Burlian masuk di kelas 5 atau 6 SD. Pada hari Senin ketika baru saja selesai
menunaikan upacara bendera secara tiba-tiba bangunan sekolahnya runtuh. Burlian
mengalami ”insiden” tertimpa atap sekolah yang runtuh hingga kepalanya bocor.
Dan lebih mengharukan ketika dua teman sekelasnya yang kembar Juni dan Juli
satu-satunya di kampung itu meninggal. Hingga akhirnya kabar sekolah runtuh itu
pun mengemparkan sampai-sampai di liput oleh TVRI channel televisi—yang ada
satu-satunya saat itu.
Hal itulah membuat banyak pejabat yang
mengunjungi kampung itu. Dan yang paling menohok saat kejadian itu adalah Pak
Bin. Sang guru SD yang bersahaja mengabdikan hidupnya di sekolah kecil di sebuah.
Walau impiannya hanya (memiliki) mimpi menjadi seorang PNS meski sepuluh kali
gagal ujian PNS. Ia sangat menyesal atas kejadian itu. Ia sangat merasa
bersalah terhadap kecelakaanitu—yang menimpa murid-muridnya sekaligus ingin
marah terhadap pemerintah yang selama ini tidak memberikan bantuan apapun untuk
sekolah itu.
Namun kesedihan Burlian berangsur-angsur
hilang ketika ia berkenalan dengan seorang insinyur asal Jepang bernama
Nakamura yang sedang membangun jalan lintas Sumatera. Dalam perkenalan itu
Burlian sampai mendengarkan Nakamura bercerita tentang anak perempuannya
seorang gadis kecil yang cantik bernama Keiko yang seumuran dengan Burlian. Hal
itu sampai membuka cakrawala Burlian terhadap dunia luar termasuk membangun
mimpinya lebih besar lagi untuk keliling dunia.
Sampai novel ini bercerita dari awal hingga
akhir begitu mengesankan sekali. Jadi tidak salah
jika ending (penutup) dari novel ini ditutup begitu mengharu-biru.
Akhirnya Burlian mendapat beasiswa untuk kuliah di Jepang, lebih tepatnya
pertukaran pelajar ke Jepang. Dan Burlian bertemu kembali dengan Nakamura
setelah 10 tahun tidak bertemu, di sana dia bertemu dengan gadis impiannya yang
selama ini selalu bertukar cerita melalui surat gadis itu adalah Keiko. Anak
perempuan Nakamura yang pernah diceritakan kepada Burlian saat masa kecilnya.
Ya, walaupun novel ini mengambil setting di
era ORBA (Orde Baru) yang cukup jadul zaman saat itu. Bersettingkan di
tahun antara 80-an awal. Di mana saat itu hanya terdapat satu channel televisi
di Indonesia yaitu TVRI.
Tapi pesan yang disampaikan dalam novel ini
sangat begitu memotivasi bagi para pembacanya. Bahwa mimpi bukanlah hal (suatu)
kesia-siaan belaka apalagi hal yang musykil untuk diraih. Padahal dengan
bermimpilah kita bisa mensettingkan cita-cita mulia. Apalagi itu diyakini
dengan mantab dan disyukuri serta ditopang dengan doa serta bekerja keras—dalam
meraih mimpi-mimpi mulia itu. Apalagi mimpi untuk menuntut ilmu yang lebih
tinggi tanpa disekat oleh usia, derajat apalagi martabat. Semua berhak bermimpi
seperti mimpi bocah anak pesisir hutan bernama Burlian.
Jadi nggak sabar membaca novel serial
anak-anak mamak yang lain yang menunggu untuk dibaca, masih didalam rak buku..
Resensi
Buku #2 Novel Pukat (Si Anak Jenius)
Buku #3 Novel Eliana (Si Anak Pemberani)
Resensi
Buku #2 Novel Pukat (Si Anak Jenius)
Buku #3 Novel Eliana (Si Anak Pemberani)
0 comments:
Post a Comment