Akhirnya suasana digriya sudah mulai sepi, seperti biasanya
saat menjelang liburan. Rafif, rossid, vian, sudah pulang, dan besok yayan pun
menyusul pulang ke solo. Rasanya ingin pulang kerumah bertemu kangen dengan
keluarga dan sang pujaan hati, melepas penas sejenak dan menyegarkan otak
kembali, setelah hamper 1 bulan digonjang-ganjing dengan tugas,tugas, tugas,
tugas, tugas, dan terakhir dalam minggu ini adalah Ujian Akhir Semester. Mungkin
karena itu juga factor yang memperngaruhi aku jarang up date di blog ini.
gambar dari Google.com |
Disisi lain aku tampak resah akan pemikiran ku yang terkadang
bertolak belakang dengan diriku saat ini, seperti sosok orang lain yang
mengontrol pada sebagian diriku. Akhir-akhir ini gairah untuk menulisku menurun drastis, entah
karena terlalu sibuk dengan kegian kampus yang pada bulan ini saling tumpang
tindih jadwalnya, ditambah tugas yang di kejar deadline. Kelelahan berfikir
terlalu membuatku tidak peka terhadap masalah sekitar, tidak tajam mengkritik
situasi yang semakin tak mengenakkan untuk dijalani.
Aaaahhh mungkin hanya aku saja yang terlalu mencari banyak alasan,
untuk membenarkan kemalasan yang selalu menghantuiku untuk menulis sesuatu. Akhir-akhir
ini aku jarang bertugas menulis berita untuk Pers dikampus, aku malas untuk
menuangkan gagasan pemikiranku didalam artikel-artikel yang selalu
kontroversial, malas untuk menuangkan perasaanku kedalam seni sastra yang
indah. Akupun hampir 2 minggu tidak membaca novel-novel yang sudah kubeli dan
sekarang menumpuk dilemari kamarku dan berdebu.
Yang dimana menulis dan membaca adalah tempat pelarian ku
terhadap dunia yang sumpek ini, dunia yang hanya mementingkan urusan perut
belaka, dunia yang telah membutakan manusia pada sesungguhnya pencapaiannya. Membutakan
atas pencarian kebijaksanaan hidup dan kesempurnaan hati yang ikhlas untuk
beribadah kepadaNYA. Hidup yang membuat lupa manusia akan kembali kealam,
kembali bersahabat dan berinteraksi dengan alam yang selalu jadi tempat
berbijak. Kesibukan dunia akan menggerus rasa kepedulian kita terhadap sekitar,
terhadap teman, terhadap keluarga, terhadap social dan terhadap alam raya.
Malam ini aku merenungkan sesuatu, sesuatu yang hilang dari
diriku selama ini. Sebuah hal kecil tetapi amat besar bagi ku, merenungkan
jalan hidup yang telah kupilih, dan berusaha konsisten tepat teguh menjaga api
semangatnya tetap berkobar. Walaupun sesulit apapun itu, seperti pepatah
“memilih itu lebih mudah ketimbang mempertahankan apa yang telah kita pilih”.
0 comments:
Post a Comment