Sumber: google |
Aku
dalam buku harianmu
cakapkah
memerankan tokoh antagonis?
Sedangkan
kamu dalam buku harianku
selalu
saja menjadi tokoh utama yang teramat luar biasa.
Ada
baiknya jika kita saling meminjamkan,
untuk
pengganti diskusi yang tak pernah lagi kita melakukannya
atau
memang, lebih baik kita menguburnya dalam-dalam
sehingga
kebenaran terlahir dari kemestian yang tidak dapat dibicarakan?
apa
salahnya kita berpelukan sebelum lebih dalam membahas soalan emansipasi dan
patriarki,
kita
yang saling memiliki peran penting untuk memakmurkan bumi ini
sudah
seharusnya melengkapi satu sama lain
begitupun
kamu, sebagaimana aku menjalankan tabiatnya!
namun
bila kamu memiliki bakat memerankan tugas lelaki
walaupun
seorang lelaki akan malu, janganlah sungkan untuk menjelaskan sebuah keahlian,
karena hal itu merupakan kewajaran, keseimbangan dan adil-adil saja
Sudah
sejauh mana kamu menuliskan tentang Raja lalim yang sewenang-wenang!?
Sempat
kamu bertanya tentang hal yang tidak dapat kamu terima,
sebab
katamu Adam pasangan hidupnya hanyalah Hawa
kamu
tak pernah dapat mengerti mengapa harus ada poligami
Sebagai
seorang calon permaisuri tentu kamu akan cemburu!
Bukan,
bukan atas nama pribadi katamu, tetapi kamu hanya ingin tahu pada saat itu
dimanakah akal, dimanakah nurani?
Sebagai
seorang lelaki tentu akan sangat bangga apabila memiliki istri seumpamanya
Kartini,
yang
ia berjuang demi hak wanita. Bukan, bukan ia yang memperjuangkan soal
kewanitaannya, kiraanku tentang ini mengingatkan aku pada surat Anisa
Ternyata
hakikatnya wanita adalah perkasa jua.
Suami
yang hendak mempersunting dua, tiga atau empat istri tidak boleh timpang.
tidak
boleh kejalangan birahinya menjadikan ayat suci untuk berdalih, sementara
keadilan bilapun murah dirafalkan bukanlah ia barang murahan.
keadilan
adalah syarat pelik, karena itu aku inginkan hanyalah kamu sebagai permaisuri,
kartiniku
tetapi
kamu terlanjur menuliskan tentangku dalam buku harian
Kamu
bilang "Arogan dan melulu ingin menang"
Padahal
apa salahnya jika kita saling meminjamkan,
sebagai
pengganti diskusi yang tak pernah lagi kita melakukannya
atau
kamu sudah cukup senang menertawakan?
Menertawakan
aku yang kerap bicara sendirian sambil dikulumi kemistisan sebagaimana kamu
menduganya selama ini!
0 comments:
Post a Comment