"Siapa
diriku?"
Pertanyaan
yang sejak dulu belum mampu aku jawab dengan lugas dan tandas, siapa diriku
ini? apakah aku ini adalah diriku yang sebenarnya? Atau hanya replica dari diri
orang lain yang aku kagumi, atau kah diriku saat ini adalah diri orang lain
yang meminjam tubuhku sejenak lalu berubah kembali? Siapa Aku? Siapa Diriku?
Apakah Aku adalah diriku? Apakah diriku bukanlah Aku? Jika Aku adalah diriku
dan sebaliknya diriku adalah Aku, mengapa tidak sedikit dari kita yang menolak
diriku sebagai Aku?
Pernahkah
mendengar ungkapan seperti, “Maaf, Aku tidak bermaksud demikian..” Bila, Aku
tidak bermaksud melakukan sesuatu, jadi siapa yang melakukan itu? Diriku, tapi
bukan Aku, bukan? Setidaknya, sampai di sini Aku bisa dipahami berbeda dengan
diriku, karena Aku tidak selalu sejalan dengan diriku. Karena itu, Siapa Aku? Siapa
diriku? Mungkin saja diriku yang sebenarnya adalah diriku yang berada didalam
cermin setiap kali aku berkaca memandang tubuh ini? entahlah hanya tuhan yang
mampu menjawab siapa diriku sebenarnya ini.
Tuhan,
apakah setiap perkara didunia ini harus kita serahkan kepada tuhan? Apakah manusia
tidaklah mampu untuk menjawab semua pertanyaan yang timbul dan meledak-ledak
dalam pikiran? Bukankan tuhan telah memberi kita petunjuk dengan segala kitab
sucinya yang dititipkan kepada manusia pilihanya(rasul), namun kenapa pada
setiap pertanyaan yang muncul jika dijawab dengan kitab suci itu kita masih
merasa kurang puas atas jawabannya. Apakah seperti ini dasar manusia yang tak pernah
puas akan segala jawaban?
Kita
sebagai manusia dibumi ini tak ubahnya hanya lakon dalam tokoh sandiwara begitu
kata para filosof. Namun jika kita lakon mengapa kita tak mampu membaca skrip scenario
yang diberikan oleh sutradara(tuhan) kepada kita. Apakah sebagian besar dari
kita tak mampu mendalami peran yang kita dapat, bukankah sebuah pementasan sandiwara
tidak akan bisa berjalan dengan baik jika setiap lakonnya tidak diperankan
secara baik?
Oke,
sekarang aku akan kembali kepertanyaan awal “siapa
diriku?”, sepertinya pertanyaan ini tidak akan pernah mampu aku jawab
hingga akhir hayat ini. ataukah ditengah perjalanan hidupku aku menemukanya,
semoga sutradara dapat membantuku menemukan siapa diriku. Kembali lagi kepada
tuhan, apakah setiap kali pertanyaan yang keluar dari alam pikirku selalu
berujung kepada tuhan? Jika iya mengapa tuhan menciptakan akal pada setiap diri
manusia? Siapkan saja jawaban apa saja yang mungkin ditanyakan manusia
kepadaNYA.
Namun
apakah hanya sekedar itu saja hidup ini, atau memang hanya diriku yang kurang
membaca, kurang pengetahuan, kurang dalam pemikiranku, kurang peka terhadap
setiap keadaan? “siapa diriku?” . Jika tuhan telah mempersiapkan peran yang
harus aku main kan adalah diriku yang sekarang, sudah benar tuhan yang
menginginkan atau kah ego yang melebihi penghambaanku padaNYA yang aku paksakan
untuk ku perankan. Aku membutuhkan kan jawaban!!!
0 comments:
Post a Comment