Ada yg terlupa dari hari ini, yaitu momentum ketika para
petani menuntut kesejahteraan sosial melalui reforma agraria. Rupanya, Idul
Adha tahun ini membawa spesialnya tersendiri bagi kaum tani yg tertindas sistem
Kapitalisme. Karena Idul Adha tahun ini saya ucapkan spesial pada mereka karena
hari ini adalah hari mereka yg hidup dari persawahan dan perkebunan. Para
petani yg bekerja dan tidak pernah berharap pada negara. Mereka adalah pahlawan
pangan sejati karena mereka lah yg akhirnya mencukupi salah satu kebutuhan
pokok kita setiap hari. Tetapi mereka masih saja tertindas.
Para petani ditindas bukan oleh kelas kapitalis secara
langsung, melainkan oleh para tuan tanah yg memperkerjakan mereka secara tidak
sadar. Secara tidak sadar? Ya, karena mereka bekerja setiap hari demi
menumbuhkan padi selama 4 bulan lalu hasilnya tidak seberapa karena upah mereka
bahkan tidak cukup untuk membeli beras, apalagi untuk menyekolahkan anak
mereka. Selain itu, permainan harga di pihak tengkulak membuat mereka semakin
terpuruk. Alhasil, tidak ada yg namanya perbaikan nasib bagi mereka. Jalan
satu-satunya ialah mereka harus menuntut reforma agraria. Inilah program yg
sempat tertunda akibat rezim militer mengambil peran politik sejak 1965.
Bahkan, mereka yg menuntut demikian dibantai habis dengan dalih keamanan
negara. Mereka dibantai rezim demi melindungi aset-aset kapitalis yg
terpelihara dari tahun ke tahun. Sedangkan siklus 'boom' dan 'bust' yg mereka
ciptakan membuat sengsara kaum buruh, terlebih lagi bagi kaum tani.
Apa salahnya mereka
menuntut reforma agraria?
Reforma agraria hanya suatu program pembagian tanah bagi kaum
tani yg tertindas agar mereka bebas mengelolanya demi mencukupi kebutuhan
hidupnya. Tanpa adanya reforma agraria, kaum tani bahkan hanya menikmati
sedikit dari jerih payah mereka setiap hari. Tidak adil? Karena mereka menjual
kemampuan kerja mereka demi mendapatkan nilai berupa modal yg lalu dirampas
oleh tengkulak dengan upah rendah (nilai jual - pen). Bagaimana mereka mau
menciptakan surplus kalau modal saja mereka tidak dapatkan secara utuh?
Sedangkan, reforma agraria akan menciptakan surplus bagi kaum tani yg nantinya
cukup untuk memenuhi semua kebutuhan mereka.
Jika reforma agraria saja tidak terpenuhi, maka sudah dapat
dipastikan bahwa kita harus menciptakan kesadaran kelas bagi kaum tani.
Serikat-serikat tani harus dibentuk dan digalakkan demi menampung aspirasi
mereka. Aspirasi mereka bersama kaum buruh adalah modal untuk melaksanakan
revolusi demi terwujudnya pemerintahan buruh dan tani yg adil. Namun, kaum
intelektual kita pula bermain dalam ranah harga sehingga kaum tani yg belum
sadar semakin tenggelam pula dalam hegemoni tersebut. Inilah yg patut kita
angkat ke permukaan agar semua orang tahu bahwa produsen pangan kita sedang
tertindas dan kita harus menuntut reforma agraria demi kesejahteraan mereka.
HIDUP KAUM TANI
HIDUP BURUH
HIDUP RAKYAT INDONESIA!!
SELAMAT MEMPERINGATI IDUL ADHA DAN HARI KAUM TANI!!!
0 comments:
Post a Comment