Sunday, September 18, 2016

​IDUL ADHA & REFORMA AGRARIA


Ada yg terlupa dari hari ini, yaitu momentum ketika para petani menuntut kesejahteraan sosial melalui reforma agraria. Rupanya, Idul Adha tahun ini membawa spesialnya tersendiri bagi kaum tani yg tertindas sistem Kapitalisme. Karena Idul Adha tahun ini saya ucapkan spesial pada mereka karena hari ini adalah hari mereka yg hidup dari persawahan dan perkebunan. Para petani yg bekerja dan tidak pernah berharap pada negara. Mereka adalah pahlawan pangan sejati karena mereka lah yg akhirnya mencukupi salah satu kebutuhan pokok kita setiap hari. Tetapi mereka masih saja tertindas.
Para petani ditindas bukan oleh kelas kapitalis secara langsung, melainkan oleh para tuan tanah yg memperkerjakan mereka secara tidak sadar. Secara tidak sadar? Ya, karena mereka bekerja setiap hari demi menumbuhkan padi selama 4 bulan lalu hasilnya tidak seberapa karena upah mereka bahkan tidak cukup untuk membeli beras, apalagi untuk menyekolahkan anak mereka. Selain itu, permainan harga di pihak tengkulak membuat mereka semakin terpuruk. Alhasil, tidak ada yg namanya perbaikan nasib bagi mereka. Jalan satu-satunya ialah mereka harus menuntut reforma agraria. Inilah program yg sempat tertunda akibat rezim militer mengambil peran politik sejak 1965. Bahkan, mereka yg menuntut demikian dibantai habis dengan dalih keamanan negara. Mereka dibantai rezim demi melindungi aset-aset kapitalis yg terpelihara dari tahun ke tahun. Sedangkan siklus 'boom' dan 'bust' yg mereka ciptakan membuat sengsara kaum buruh, terlebih lagi bagi kaum tani.

Apa salahnya mereka menuntut reforma agraria?
Reforma agraria hanya suatu program pembagian tanah bagi kaum tani yg tertindas agar mereka bebas mengelolanya demi mencukupi kebutuhan hidupnya. Tanpa adanya reforma agraria, kaum tani bahkan hanya menikmati sedikit dari jerih payah mereka setiap hari. Tidak adil? Karena mereka menjual kemampuan kerja mereka demi mendapatkan nilai berupa modal yg lalu dirampas oleh tengkulak dengan upah rendah (nilai jual - pen). Bagaimana mereka mau menciptakan surplus kalau modal saja mereka tidak dapatkan secara utuh? Sedangkan, reforma agraria akan menciptakan surplus bagi kaum tani yg nantinya cukup untuk memenuhi semua kebutuhan mereka.
Jika reforma agraria saja tidak terpenuhi, maka sudah dapat dipastikan bahwa kita harus menciptakan kesadaran kelas bagi kaum tani. Serikat-serikat tani harus dibentuk dan digalakkan demi menampung aspirasi mereka. Aspirasi mereka bersama kaum buruh adalah modal untuk melaksanakan revolusi demi terwujudnya pemerintahan buruh dan tani yg adil. Namun, kaum intelektual kita pula bermain dalam ranah harga sehingga kaum tani yg belum sadar semakin tenggelam pula dalam hegemoni tersebut. Inilah yg patut kita angkat ke permukaan agar semua orang tahu bahwa produsen pangan kita sedang tertindas dan kita harus menuntut reforma agraria demi kesejahteraan mereka.

HIDUP KAUM TANI
HIDUP BURUH
HIDUP RAKYAT INDONESIA!!
SELAMAT MEMPERINGATI IDUL ADHA DAN HARI KAUM TANI!!!

0 comments:

Post a Comment

 
;