Pagi hari dengan embun tebal
menyelimuti kawasan sragen dan sekitarnya. “adit...adit...bangun, sarapan dulu
cepetan ntar kamu terlambat masuk kuliahnya lho...!!” teriak ibu dari dapur
dilantai bawah. “sebentar bu.. ini baru ganti baju..bentar lagi...!!”.
sedangkan ibu mengambil koran dikotak surat didepan rumah.
“dit...adit...nie
ada surat untuk kamu..!!” kata ibu sambil memulai menyiapkan sarapan. “dari
siapa bu..?” tanya adit sambil menuruni tangga. “dari candra...ow iya dit
candra kok dah lama nggak maen kerumah, dia kuliah dimana..?” tanya ibu. “taru
situ adja bu, candra..? tumben dia ngirim surat..!!! biasanya adja dia sms..”
sindir adit yang sedang duduk dimeja makan bersama keluarga yang lain.
“iya
nie sudah lama candra nggak maen kerumah..!!! emang dia sekolah dimana dit..?”
tanya ayah sambil membaca koran harian.”nggak tahu nie yah.. kabarnya sih dia
sekolah dijepang...!!” jawab adit. “kamu apa nggak maen-maen kerumahnya gitu
silaturahmi ama ibuknya..?” tanya ayah. “keluarganya pindah rumah ke bandung
yah.. 3 tahun yang lalu sampai sekarang nggak tahu tuh kabarnya..”
“laha
kamu apa nggak sering sms-an ama dia ngabar’i gitu..?” tanya ayah. “nggak
pernah yah, terakhir adja waktu pas mau berangkat perpisahan sma dulu, itupun
dia nggak masuk katanya dia sakit” tambah adit. Tak lama kemudian sambil minum
kopi kesukaannya, adit membaca surat yang dikirimkan sahabat kecilnya itu.
Maklum adit dengan candra berteman sudah lama dari dia keccil, mungkin karena
mereka satu sekolahan mulai dari tk sampai lulus sma.
Isi surat tersebut
Buat adit sahabatku.
Salam
hangat dari sahabat kecilmu, adit sudah lama banget kita nggak ketemu, nggak
terasa sudah 3 tahun kita nggak jumpa. Mungkin kamu sudah banyak berubah, ow
iya maafin aku nggak ada kabar, setelah penumuman keluargaku pindah kebandung
dan aku ngambil beasiswaku kuliah kejepang. Kamu masih inget nggak janji ku
dulu saat kita SMA waktu sebelum ujian nasional. Setelah lulus nanti aku mau
ajak kamu mendaki naik kepuncak gunung merapi. Sebelum aku benar-benar
ninggalin kamu. Kebetulan aku punya waktu 2minggu sebelum kembali kejepang, ow iya 7 hari lagi kita kepuncak ya, aku
tunggu dipos pemberangkatan jam 11 siang. Sampai ketemu sobat. Ow iya salam
buat tante ratna sama om wijaya, jadi kangen ama masakan ibu kamu dit. :D
Salam dari
sahabatmu
Candra ardiawan
|
“isinya
apa dit..?” tanya ibu.
“ini
bu candra mau ngajak adit kepuncak gunung merapi,
katanya dia mau nebus janjinya dia ama aku katanya..” jawab adit sambil
tersenyum.
“ow...
sekolah dimana sekarang dia..?” sela ayah bertanya.
“dia
sekolah beasiswa dijepang yah. Ow iya dapet salam ama candra..!” jawab adit.
“wah
hebat dong dia, nggak kaya kamu dit dirumah bisanya Cuma moto-moto doang.” Sela
ibu yang dri tadi sibuk dengan roti
bakarnya.
“biarin aku ini…”
sambil senyum-senyum.
“kamu itu nggak
normal ya dit,..? senyum-senyum adja dari tadi, bahagia banget dapet surat dari
candra adja, malah lebih seneng dari ketemu cewek mu”. Ejek ayahnya.
Adit langsung mandi
dan langsung pergi kesekolah dengan sepeda kesayangannya, setelah pulang
sekolah adit mampir kesanggar pecinta alamnya yang dulu sering iya kunjungi
dengan sahabatnya itu. Dan mempersiapkan semua peralatan mendaki gunung.
.0.oo
Setelah menyiapkan
fisik, mental dan peralatan untuk mendaki, akhirnya sampai lah waktu untuk
mendaki gunung bersama sahabatnya itu.
Dipos 11 tempat
pendaftaran mendata para pendaki yang mau mendaki gunung merapi, “mas-mas…!!!
Mau mendaftar untuk melakukan pendakian, ..!!”
“sini dek tuliskan
nama, tanggal, alamat, waktu pemberangkatan, setelah itu masuk kebagian tes
kesehatan dan pemeriksaan peralatan ya. Kalo sodah diijinkan mendaki kesini
lagi untuk melakukan registrasi selanjutnya.,”tutur penjaga pos.
Setelah beberapa
saat melalui tes dan memeriksaan persiapan mendaki, adit menuju tempat petugas
registrasi tadi, dan dia melakukan registrasi perijinan melakukan pendakian.
“dek ini beneran
untuk berdua…?,” Tanya petugas post.
“iya mas, kami mau
melakukan pendakian berdua..?” jawab adit dengan tergesa-gesa karena sudah tidak
sabarsampai kepuncak gunung.
“tapi dek,, ini
Cuma..!!!” belum sempat petugas post
berbicara adit sudah berangkat tanpa menggubris apa yang dikatakan petugas kaga
tadi, pikirnya dia tidak memerlukan penjelasan apa-apa dari petugas penjaga
karena dia merasa aman mendaki bersama sahabatnya yang telah biasa melakukan pendakian.
Diperjalanan
pendakian radit dan candra tak henti-hentinya berbincang dan bercerita tentang masa lalu yang mereka lalui bersama,
cerita tentang masa kecil meraka sampai mereka terpisahkan oleh lautan yang
jauh, dan apapun mereka bicarakan saat dijalan. Tak terasa hari semakin petang,
dan mereka telah sampai pada post peristirahatan yang dimana tempat itu telah
biasa untuk mendirikan tenda.
Sembari menunggu
petang mereka membuat perapian untuk menghangatkan tubuh dan membuat
perlindungan dari binatang buas. Setelah hari gelap sunyi dan dinginnya malam
hari di gunung merapi ini sangat terasa, dinginnya sampai menembus jaket yang
radit kenakan,.
Dan tiba-tiba dari
kejahuan terdengar suara seperti orang
ramai berjalan dan suara yang menyeramkan dating, karena kegelapan malam ini
memburamkan penglihatan mereka. Dan tidak beberapa lama mereka telah biasa
mendengar suara-suara aneh tersebut dan merka ridak menggubrisnya lagi. Sambil
memasak makanan meraka berbincang-bincang untuk melepas kangen yang lama mereka
tak jumpa berfoto bersama untuk kenang-kenangan.
“dit, kamu masih
inget nggak bolpain ini…?”. Tanya candra dengan senyum yang tulus terpampang
diwajahnya.
“ya inget lah,
seharusnya itukan jadi bolpain ku, kan yang mendapat nilai 100 kan aku, emang
pak budi itu pilih kasih.” Jawab adit.
“ow iya-ya dulu
gara-gara bolpain ini kita sempet musuhan diam-diaman selama 1 bulan, dan
diakhiri dengan adu jotos yang membuat seisi kelas saat itu mencekam. Dan nggak
ada yang berani melerai kita berantem ya…!”. Jelas candra.
“masih inget adja
kamu can, sampai-sampai meja satu kelas berantakan semua ya.hehehhe”. Imbuh
adit dengan tertawa.
“ nih jaga
baik-baik ya bolpain ini, ini hadiah terakhir dariku.” Kata candra sambil
memberikan bolpain itu kepada adit.
“lho, kok kamu
kasihkan ke aku, bukannya itu bolpoin keberuntunganmu,..?” jawab adit.
“heheh g apa-apa
sakarang yang lebih membutuhkan ini itu kamu dit, ow iya kamu apa masih suka
membantah ibu kamu kaya dulu dik…?” Tanya candra.
“masih sih, lha
abis ibuku tu dari dulu masih nyebelin”. Jawab adit.
“jangan gitu dik,
kamu kan masih punya kesempatan karena masih diberi waktu untuk bersama
keluargamu, jadi ya gunakan waktu mu untuk menyayangi kedua orang tuamu. Jangan
sampai nyesel seperti aku, yang udah nggak diberi kesempatan untuk bersama
keluargaku lagi…!!!”. Nasehat candra untuk sahabatnya.
“ya, kamu sih pake
acara sok-sokan ekolah jauh-jauh sampai kenegeri matahari terbit” jawab adit
dengan gaya sok tahunya.
“aku boleh minta
tolong nggak dit..?” pinta candra.
“minta tolong apa
can…? Kalo aku mampu aku akan membantumu, apasih yang nggak buat sahabat ku,
masak halsepele ini sampai membuat persahabatan kita pecahsih. Hehehhehe” jawab
adit dengan guyonannya.
“hehehhe, tolong ya
dit jaga ibu dan adek ku, anggap mereka seperti ibu dan adek mu sendiri. Karena
aku nggak bisa menjaganya. Dan jangan lupa bayar utang mu yang 25rb yang kamu
pinjem untuk membeli coklat cwek mu.” Pinta candra sampil tertawa dan
memberikan harapan penuh kepada sahabatnya tersebut.
“oke… ciah kamu
kalo soal hutang nggak pernah lupa, iye-iye” jawab adit.
Takterasa sudah
larut malam dan mereka tak sadar bahwa sudah lama sekali mereka ngobrol, tetapi
adit ngerasa ada sesuatu yang berbeda dari sahabatnya itu, yang dulunya candra
anaknya yang periang dan dan nggak pernah diem, tapi dia berbeda dari biasanya
dia lebih pendiem dan lebih banyak membicarakan hal-hal yang aneh. Mungkin
sikapnya itu karena pengaruh pergaulannya dijepang. Dan karena mereka kelelahan
mereka memutuskan untuk istirahat.
.0.oo
Adit tidur dengan
pulasnya, embun pagi dan kicauan burung-burung hutan yang keluar dari sarangnya
untuk mencari mangsa, membangunkan tidur adit. “can…can…candra kamu dimana…???,
nggak lucu deh kamu sembunyi”. Dika kebingungan kesana-kemari dia mencari
sahabatnya yang tiba-tiba menghilang tampa pamit. Dan sudah bebrapa lama dia
menunggu sampai setengah hari dan mencari sahabatnya disekitar tenda yang
mereka dirikan itu, dan hasilnya radit tidak menemukan sahabatnya dimanapun.
Lalu dia memutuskan
untuk turun dan melaporkan kepada petugas post dan tim sar yang ada khusus
untuk membantu para pendaki gunung merapi. Sesampainya dibawah dia juga tampak
kebingungangan entah apa yang akan dia katakana kepada petugas post tersebut.
“mas…mas… tolong
saya mas, teman saya menghilang, saya takut kalo dia kenapa-kenapa…!!!”. Radit
khawatir kepada temannya yang menghilang.
“tenang dulu dik,
adek harus tenang dan ceritakan semua kepada kami. Nie minum dulu dik”. Sambil
menyodorkan segelas air putih.
“begini pak kemarin
kan saya dan teman saya meminta izin kepada masnya untuk mendaki gunung, yang
kemarin lho pak yang bersama saya kesini., setalah sampai post 13 dan berhubung
waktu sudah petang kami mendirikan tenda dan bermalam di tempat pos tersebut.
Lalu paginya teman saya menghilang dengan barang-barang nya pun menghilang,
saya juga mau Tanya apakah teman saya sudah kembali…?” cerita adit bicara
dengan cepat.
“tunggu sebentar
dik, tenang bicaranya pelan-pelan…!!! Tadi adek bicara adek mendaki bersama
teman adek, maaf dik kemaren adek itu mendaftar kesini sendirian, dan saya juga
bingung kenapa adek kemaren mendaftarkan 2 orang, kemarin saya mau Tanya adek
sudah berlari dahulu. Dan tadi adek bilang bermalam di post 13, apakah benar
adek bermalam di post 13…?” Tanya petugas post dengan keheranan.
“benar pas disana
ada gapura bertuliskan post 13, dan disana ada tugu bertuliskan huruf jawa, dan
disana ada tempat menaruh sesajen, yang tepat berada di belakang post 13
tersebut, saya bermalam di tempat yang telah disediakan untuk mendirikan
tenda…!!!” jelas si adit kepada petugas penjaga post.
“maaf ya dik saya
tidak bermaksud untuk tidak percaya kepada adek, karena post 13 itu sudah tidak
ada lagi, karena telah rusak tertimbun longsor dan menewaskan 30 orang pendaki
3 minggu yang lalu. Dan jalan di post 13 sudah tidak bisa lagi untuk dilalui
dan sangat berbahaya untuk dilintasi, oleh karena itu kepala polisi kehutanan
setempat menutup post tersebut” jelas
petugas.
“tidak mungkin mas,
saya jelas-jelas kemarin melihat dan bermalam ditempat tersebut, dan ini lihat
mas foto-foto yang sempat saya potret bersama temen saya kemaren dipost 13.”
Sambil menyodorkan camera dan memperlihatkan foto bersama sahabatnya.
Si penjaga post pun
terkejut karena melihat foto yang radit potret karena itu benar-benar lokasi
dan tempat dimana post 13 itu berada. Dan sama persis dengan post 13 yang ada
di gunung merapi itu. “ ini benar kamu poto kemaren, karena poto ini post 13
sebelum tertimbun longsor 3 minggu yang lalu.” Kata penjaga post.
“saya tidak percaya
mas, kamu pasti bohong” lalu radit mangambil kameranya dan dia langsung pergi
meninggalkan post tersebut. Sambil berjalan dia melihat poto-poto tadi malam
bersama sahabatnya tersebut, tetapi yang dia temukan hanya poto dirinya sendiri
yang sedang berkemah dipost 13. Dan dia bertanya kepada warga setempat dan
jawabannya pun sama seperti sipetugas penjaga post tadi.
Karena dika tidak
percaya kepada semua orang di gunung merapi tersebut, diapun mendatangi rumah
sahabatnya yang telah pindah kekota solo itu.
*Tok..tok..tokk…tok*
“selamat siang…!!!”
“selamat siang, eh
adit sudah lama nggak ketemu gimana kabarmu..? ayo silahkan masuk..!!!” suruh
ibunya candra.
“tante candranya
ada..? kemarin dia mengilang tiba-tiba saya mau enanyakan keadaan dia, apakah
sudah pulang…?!” Tanya Dika penuh semangat.
“candra,,,kamu
belum tahunya dik, candra sudah nggak ada, karena kejadian itu…” jawab ibunya
candra sambil menitihkan air mata.
“candra kenapa
tante..?” Tanya dika khawatir.
“candra,,, dik dia
meninggal akibat tertimbun longsor saat mendaki gunung merapi 3 minggu yang
lalu..”
“yang bener tante,
kemaren dia sama dika mendaki gunung bareng.” Jawab dika.
Dika dan ibunya
candra bercerita panjang leber tentang candra dan membicarakan Candra selama
ini. “oh iya dik ini tas ransel punya nya candra saat mendaki kemarin,
ditemukan bersama jasad candra, dan tante mendapatkan hal yang ganjil, ini
surat untuk kamu tetapi isinya..ber tanggalkan 3 minggu setelah dia meninggal”
ibunya candra memberikan surat tersebut kepada dika.
Untuk sahabatku
dika
Dik… makasih
telah menemaniku mendaki untuk yang terakhirkalinya, ini adalah pendakian
yang sangat indah untuk ku. Aku sudah menepati janju ku menemani kamu mendaki
gunung merapi untuk pertama kalinya kan. Sekarang aku sudah tidak punya
hutang janji lagi ya…!!! Ow iya, maafin segala kesalahan aku ya. Sekarang
kita benar-benar nggak akan ketemu lagi, dan tolong kamu tepatin janjimu
pula. Untuk menjaga adik permpuanku dan ibuku tercinta anggap dia seperti
ibumu sendiri. Terima kasih karena kamu sudah mau menjadi sahabat terbaik ku.
Selamat tinggal
dik,
Salam dari
sahabatmu
Candra ardiawan
|
Semenjak kejadian
itu, dika merubah semua hidupnya menjadi lebih baik dan berguna bagi dirinya
dan orang lain. Dan dia juga sadar bahwa persahabatan mereka benar-benar kuat
sampai setelah kepergian candra kepada sang pencipta pun mereka masih tetap
bisa berbagi cerita.
.0.oo
2 tahun kemudian.
*kring…ring..ring…kring…kring* suara telepon
bordering.
“hallo, ini
siapa…?”jawab dika.
“bisa bicara dengan
dika…?” suara dari seberang sana.
“ya dengan saya
sendiri..!!” jawab dika.
“selamat pagi dika,
kita mendaki kepuncak gunung merapi lagi yuk mumpung cuacanya cerah” ajak suara
dari seberang sana.
“oh maaf sebentar,
ini dengan siapa ya…?” Tanya dika.
“dik, ini aku
sahabatmu, Candra Ardiawan yang dulu sempet satu meja dengan mu di SMA”jawab
suara diseberang sana.
“APA…???” dika
kaget.
*---TAMAT---*
0 comments:
Post a Comment