Akhirnya kerjaan ngecat pagar dilakkukan
oleh tukang, karena ibu sudah nggak sabar dan sudah bosan mendengar semua
alasanku. Tapi, itu semua membuatku menjadi orang yang bisanya hanya omdo(omong
doang) dan aku benci itu. Tapi sebagai gantinya aku harus mengatar ibunda
kesolo untuk belanja keperluan kiosnya, karena banyak barang yang sudah habis.
Ibunda meminta diantar memberi perlengkapan di BTC (Benteng Trade Center) solo,
tapi karena ibunda salah ngucapin nama, yang semula BTC jadi PGS.
Dari rumah ibunda sudah mewanti-wanti untuk
ke PGS, ya aku nurut aje kate ibunda dari pada ngecewain ortu. Padahal yang
lebih mengerti jalan solo itu aku ketimbang ibu, tapi ibu yang keras kepala dan
harus ngikuti keinginannya, sebenarnya aku tahu jalan yang lebih dekat ke BTC
tapi ibu yang getol nunjukin jalan yang malah muter dan jauh.
Belum lagi saat masuk PSG (yang dikira
ibunda BTC) didepan puntu masuk, aku sudah menghentikan motor dan menunggu lama
karena palang pintu masuk nggak terbuka, aku menunggu ibunda memencet tombol
hijau untuk membuka pintu dan mengambil karcis parkir, yah ternyata ibunda
nggak tahu dan itu membuatku malu didepan orang yang mengantri panjang
dibelakang motor kami, tapi biarlah bagai manapun itu adalah ibuku, dan aku
bangga dengannya.
Belum lagi saat memasuki lahan parkir bawah
tanah diPSG, ibu malam marah-marah karena itu bukan tempat yang iya maksud, dan
aku disuruh diam dan nurut apa katanya, ketempat yang dia maksud. Sepanjang
perjalanan ketempat yang ibu maksud, ibu nggak berhenti-hentinya ngomel
sana-sini, nggak terima kalo ibu yang salah nyebutin nama tempat.
Setelah dijalan diliatin orang karena
sepanjang perjalanan ketempat yang ibu maksud, aku disuruh diam dan ibu yang
menunjukan jalan ketempat yang iya maksud. Dan ternyata tempat tersebut tidak
jauh dari PSG, tepatnya BTC di sebelah gedung psg Cuma dibatasi pagar besi yang berkarat. Ya elah kalo dari rumah
bilangnya BTC pasti nggak bakalan diomelin dijaln dan nggak bakal malu. Setelah
ketemu dengan tempat yang cocok, waktu yang membosankan melanda, dari waktu
kedatangan pukul 9 tepat sampai jam 1 siang.
Banyak sekali yang ibu beli dari took itu,
dan ternyata masih belum semua, masih ada beberapa tepat lagi yang akan kami
datangain karena nggak semua kebutuhan tersedia di satu tempat. Dan uniknya
ibunda nggak bakalan rela ngeluarin uang 2000 perak untuk diberikan kepada
tukang parkir entah apa alasannya. Dari took yang pertama tadi sampai yang
kedua ini aku disuruh jaga motor diluar berpanas-panasan dan ibunda asik berbelanja
didalam toko, seperti katanya persis sebelum masuk ketoko “kamu disini aja dari
pada bayar parkir, ibu Cuma sebentar mau beli bla.bla.bla. “. Dan sebentarnya
ibu 1 jam, keluar dari toko dengan membawa banyak barang. Arrrggggghhh
Dan kami sampai rumah jam setengah 3 an.
Belum lagi hari ini sedang menjalankan ibadah puasa. Aaarrrrhgggg …
0 comments:
Post a Comment