Yang berbeda antara tahun 14 mei 1994 dan
14 mei 2013 hanyalah rentang waktu, selebihnya sama. Jarak 19 tahun tak serta
merta membuat kita menjadi cerdas dan arif. Jarak 19 tahun ternyata membuat
kita bisa menjadi lebih beradab dan beradat.
Jarak 19 tahun ternyata hanyalah bom waktu
yang menunggu untuk diatur timernya dan BOOOOM... lalu yang tertinggal hanyalah
penyesalan... sesal yang sebentar karena bom waktu selanjutnya entah 5, 10, 15,
atau bahkan 100 tahun lagi akan meledak lebh dahsyat daya rusaknya dan daya
ledaknya, bom yang lebih hebat dari C-4, TNT atau bahkan nuklir sekalipun,
karena bom amuk ini menyimpan dendam dan pembalasan, menyimpan luka yang sulit
disembuhkan.
Amuk/Amok, setuju tudak setuju kata itu
telah menjadi sebuah ungkapan dalam bahasa inggris untuk menunjukkan perilaku
yang emosional dan merusak, perilaku bar-bar, perilaku destruktif dan jelas
sekali bahwa kalimat tersebut diserap dari bahasa kita, bahasa dari bangsa yang
dikenal karena senyum dan keramah tamahanya.
Aku pernah ditanya sama seorang teman, “sebenarnya
maksudmu itu apa dengan semua ini?” aku sendiri jujur bingung mau menjawab apa.
Itu bukan berarti aku tak memiliki jawaban
hanya saja aku Cuma tidak mau memperpanjang polemik ketika jawaban yang
ku beri ternyata tidak memuasakan.
Orang kadang tidak mengerti dengan cara
berpiir kita dan cenderung menganggap sesuatu yang kita lakukan adalah
keanehan. Apalagi jika kita lakjukan diluar kebiasaan kebanyakan orang. Tapi itu
bukan masalah bagiku, berguna atau tidak sesuatu yang aku lakukan setidaknya
aku menghasilkan sesuatu.
Tidak masalah menjadi orang yang berbeda,
tidak masalah menjadi orang yang melawan arus.
2 comments:
Kata Ali bin Abi Thalib, kita hanya kumpulan hari-hari. Waktu bagaikan pedang, jika kau tak menggunakannya. Ia akan melukaimu.
kalau kata si ipin upin,,, BEtul-betul..betul
Post a Comment