Sudah lama aku mencari cahaya
didalam labirin gelap ini, labirin yang tak berujung, labirin yang tak memberi ku
alasan untuk pulang kepadaMu. Aku berjalan terlalu lama, sebenarnya hanya
itu-itu saja jalan yang ku lalui, aku kehilangan arah, kehilangan petunjuk yang
Kau berikan kepadaku. Aku meraba-raba yang ada didepanku kosong, tak ada
apa-apa selain dinding-dinding yang membatasi ruang gerak ku menuntun keruang
yang tak kukenal.
Mencoba mendengar
sekitarku yang sunyi, mencoba penglihatanku yang gelap, aku takut, gusar, dan
ragu-ragu dalam setiap langkah. Tiba-tiba aku merasakan hawa sesosok makhluk
berada dibelakangku, bulu kuduk ku berdiri, aliran darahku bergerak cepat. Aku tak
banyak piker dan langsung berlari kalang kabut, sosok itu mengejarku, aku tak tahu
pasti karena kegelapan ini pandanganku terbatas. Tapi dengan auranya yang
kelam, tersa betu bahwa dia mengejarku.
Aku tak tahu sosok apa
yang mengejarku itu, apa maunya, dan yang penting dimana aku sekarang? Aku tak bisa
berfikir dengan jernih, ditambah dengan ketakutan setengah mati karena dikejar
sosok hiatam yang menakutkan itu. Astaga dia cepat sekali, tak kuasa lagi
kakiku untuk melangkah, dan sudah sejauh mana aku berlari, atau aku hanya
berputar disitu-situ saja? Entahlah.
Aku panik sekali saat
ini, sampai tak menyadari bahwa tembok pembatas labirin menghadang dengan kokoh
didepanku. Brraaaakkk aku menabrak dinding beton yang keras,”aaaddduuhhhh sakit
sekali” tapi aku tak ada waktu untuk mengeluh, sosok hitam itu semakin
mendekat, apa itu? Sekilas aku melihat sosok hitam itu membawa sesuatu
ditangannya, mengangkatnya seperti menodongkan sesuatu kearahku. Peluh keringat
mengucur dengan deras dipelipisku, kaos putihku basah kuyup. Aku ketakutan
setengah mati.
Dengan cepat aku
berdiri lagi, 3 detik yang sia-sia karena menabrak dinding sialan itu, ternyta
dinding itu adalah pembatas lorong, sekarang aku menyadari disebelahku ada 2
jalan yang berlawanan, diarah kanan ku dan diarah kiriku. Tak sempat ku
berfikir menimbang memilih yang mana, aku kalangkabut berlari kekananku, sekuat
tenaga aku berlari, memacu napas ku yang seakan mencekik paru-paru dan jantung
didadaku ini. Jarak ku dangan sosok hitam itu tak melebar, malah semakin dekat
padahal kecepatan lariku sudah maksimal.
Apa itu? Aku melihat
setitik cahaya diujung lorong, apa kah itu jalan keluar? Aku merasa sangat
senang sekali, aku menambah kecepatan lariku, memacu kedua kakiku berlari
sekencang yang aku bisa dilantai labirin yang terbuat dari marmer ini. Aku semakin
mendekat dengan cahaya itu, ternyata itu adalah sebuah pintu berwarna kuning
emang, ternyata cahaya itu adalah refleksi dari pintu yang terbuat dari emas
murni tersebut.
Aku tinggal 3 langkah
lagi deri pintu besar itu, ‘daaakkk’ suara pintu yang ku tandang keras-keras tak
ada waktu untuk membuka dengan lembut pintu ini, sial pintu ini terkunci! Aku harus
bagai mana, ku dobrak ku dorong sekuat tenaga, pintu ini tak semili pun
bergeser, sial. Sosok hitam itu semakin
mendekat. Aku bingung tak ada jalan lagi, aku terjebak dipintu sialan ini. Ya tuhan
apa yang harus aku lakukan.
2 detik kemudian aku
merasakan pukulan yang sangat kuat di punggung ku, akupun terjerembab jatuh
menghantam pintu. Apa? Apa yang sosok hitam itu lakukan kepadaku? Badanku terasa
remuk tak bisa bergerak, dengan reflek memaksakan tangan melindungi kepalaku,
berjaga-jaga kalau sosok hitam itu memukul ku lagi. aku bersiap dengan
mengepalkan tangan ku, akan kuluncurkan serangan balik kepada sosok hitam yang
ada dibelakangku. Aku membalikkan badan dengan mengayunan tangan sekuat tenaga
yang aku arahkan kekepala sosok hitam itu.
Lalu, akupun terkejut
setengah mati, hampir aku terjatuh karena kaget, jantungku terasa ditujuk
dengan pisau, aku menggidik, kakiku tak kuasa menompang badanku yang kaku,
keringatku semakin deras keluar, gigiku bergelatuk, bergetar tanganku, aku tak
percara dengan apa yang kulihat! Sosok itu? Sosok itu pakah aku tak salah
lihat? Siapa dia? Siapa sebenarnya dia? Badan dan wajahnya?
Apakan itu Aku? Sosok
itu menyerupai bentuk tubuhku dan wajahnya pun sama denganku, apakah aku sedang
bercermin?
0 comments:
Post a Comment