“Siapa kau? Mangapa kau mengejarku di labirin
gelap ini, apa mau mu?” tanyaku yang masih keringat dingin karena kaget
setengah mati melihat sosok yang tak kenal menyerupai diriku.
“albusatera barhawa setra maha ruchi kanji nebusta” jawabnya.
“apa? Aku tak mengerti apa yang kau ucapkan, siapa
kau sebenarnya?” sambil tanganku menggenggam sekuat yang ku bisa, untuk
berjaga-jaga kalau dia menyerangku.
Sosok hitam itu hanya menjawab ku dengan
mengeluarkan suara-suara dengan bahasa yang tak bisa ku mengerti sepatah kata
pun. Dan dengan suara yang tak jelas, lebih mirip berbisik. Wajah itu menatapku
dengan tatapan seakan bertanya-tanya dalam kebingungan melihatku. Apakah dia
juga heran dan sama takutnya dengan ku saat mengalami kejadian ini. Itu menjadi
misteri hingga saat ini.
Daarrrkkk terdengar suara pintu dibelakangku yang
tergedor sangat keras dari dalam, sial!! aku seperti terkurung dengan keadaan
ini, didepanku terlihat sosok hitam yang tak kukenal sama sekali, dan ditambah
pintu misterius dibelakangku bergerak seakan ada seseorang yang mencoba
mendobraknya.
“Ddaaarrrrkkkk” pintu itu perlahan terbuka
separuh, dan ternyata dibalik pintu itu terang sekali, sampai-samapai dari
pintu itu mengeluarkan cahaya yang sangat terang, sampai akupun dapat melihat
dengan jelas seluruh lorong yang sebelumnya sangat gelap dan menakutkan.
Lihat itu, sosok bayangan hitam itu seperti
ketakutan melihat cahaya yang kenyilaukan mata, bayangan hitam itu menjauhiku
ke ujung lorong ini. Dia hanya melihatku yang merasa lega dan sedikit aman
karena kejadian yang baru saja aku alami, tatapi masih ada satu lagi yang
mengganggu pikiranku. Ada apa dibalik pintu misterius yang mengeluarkan cahaya
yang sangat terang ini?
***
Lepas dari mulut singa, masuk mulut buaya. Ya itu
perumpamaan yang cocok untuk ku saat ini, lepas dari ketakutan setegah mati
oleh sosok hitam yang tak ku kenal, masuk ke bingungan dan kegelisahan akan
pintu misterius yang ada dibelakang badanku ini.
Tiba-tiba aku merasa pintu itu menyedot
benda-benda yang ada disekitarku, semakin lama semakin kencang dan daun pintu
yang aku pegang selama ini sudah tak bisa menahanya. Aku sudah seperti debu
yang tersedot ke dalam vacum alat penyedot debu.
Teryata dibalik pintu itu adalah ruangan yang
sangat luas dan aku hanya melihat awan-awan yang sama seperti awan yang aku
lihat selama ini. Tetapi ini sangat banyak dan ada disetiap mataku memandang, disetiap sudut ruang
yang tak bisa kulihat saking luasnya. Lalu,
lantainya. Tak kusangka lantainya seperti jurang dalam, jantungku merasa akan copot ketika
aku jatuh didalam ruangan ini, seperti jatuh dari langit kebumi, akan tetapi
tak ada ujung dasarnya.
Lalu
tiba-tiba aku berhanti jatuh, mengambang diantara awan-awan yang lembut dan
dingin. Susah sekali berdiri diruangan ini, awan-awan yang ku injak sangat lah
lembut dan sejuk ditelapak kakiku, Dengan berusaha menyeimbangi badan untuk
bisa berdiri tegak. Akhirnya aku bisa menelapak kan kakiku di atas awan yang
lembut dan sejuk.
Sejauh
ini aku tak melihat apa-apa selain awan, dan langit berpadu bercampur
diangkasa, aku mencoba menelusuri ruangan yang hampa ini. Hai apa itu? Ada
bangunan di atas awan? Dan hay aku melupakan sesuatu, sebenarnya aku ada dimana
sekarang?
Aku akan
melupakan sebentar masalah ini, tak ada waktu untuk memikirkan ini sekarang,
aku harus secepat mungkin mencari jalan keluar dari dunia ini, aku harus
kembali ke tempat asal ku berada. Seperti 2 hari yang lalu saat berlibur ke
pantai dipulau yang belum terlalu ramai karena hanya sebagian orang yang tahu.
Pantai yang menyimpan sejuta keingin tahuan, karena keindahan sekitarnya yang
memukau belum terjamah oleh kerusakan manusia.
Lalu, aku
menemukan sebuah gubuk sederhana dibawah pohon-pohon kelapa yang rindang, lalu
aku penasaran kenapa ada gubuk di pinggir pantai yang rumornya tak ada
penghuni. Awalnya aku hanya ingin berteduh setelah seharian menyusuri seisi
pulau tak berpanghuni ini. Sambil melihat 3 temanku yangsedang asik bermain air
dipinggir pantai dengan pasir yang putih lembut dan gelombang yang tak terlalu
besar cukup enak untuk berenang.
Sambil
tiduran didipan gubuk tiba-tiba pintu gubug itu terbuka dengan misteriusnya,
saat itu aku langsung masuk untuk memeriksa kedalam gubuk sederhana ini, didalam
hanya ada meja dan kursi saja yang luas ruangannya tak lebih besar dari 2 meter
persegi. Tapi, aku merasakan ada yang ganjil dengan gubuk ini, ada sesuatu
benda yang membuatku penasaran, sepucuk kertas lusuh berdebu dengan tulisan
yang kira-kira sudah lama ditulis dikertas tersebut.
Aku
membaca isi kertas tersebut :
Aku ingat, siang itu semakin lama semakin riuh dan kacau, terakhir peraturan-peraturan yang menyeretku kedalam keterpurukan telah menjelma menjadi rubah putih yang tak sengaja terlahir menjadi dosa dan ketakutan yang selalu menghantuiku. Aku tahu bahwa selama ini kita hidup didalam dosa dan kesalahan masa lalu, yang berkesinambungan dengan kejadian yang kita alami sekarang.Kuberikan kamu sebuah kesempatan untuk merubah dosa-dosa dan kesalahan masa lalu mu dengan pemahaman-pemahaman alam raya, menjawab keresahan-keresahan mu, kegelisahan yang membuat mu melakukan dosa-dosa itu. Berbagilah waktu dengan alam, kau akan tahu dirimu yang sebenarnya, hakikat manusia.
Tiba-tiba
sekitarku menjadi gelap dan aku sudah berada dilabirin gelap itu, yang
menuntunku ke tempat ini. Ketempat yang tak ku kenali sama sekali…
Part Selanjutnya...->
0 comments:
Post a Comment