Friday, April 29, 2016 0 comments

​Dimanakah Surga


==============
aku pernah bertanya sesuatu pada kehidupan
"dimana letak surga?"
kehidupan menjawab
"dimana dan kapanpun kebahagiaan ada, disanalah surga"
masalahnya ialah aku adalah orang berdosa
apakah itu alasan mengapa aku tak bahagia
atau memang benar perkataan para ulama
dimana azab itu memang suatu kebenaran
tapi dimana letak kebahagiaan orang mendapat ujian
karena mereka adalah orang-orang beriman
kehidupan bilang kepadaku
"mereka adalah para fatalis yg hanya inginkan surga"
sejenak aku terdiam ...
aku pun bertanya lagi,
"apakah memang tidak ada manusia yg sejati?"
atau manusia sejati hanyalah lelucon Tuhan
kehidupan bilang kepadaku,
"mereka lah yg tidak inginkan surga dan menderita untuk kebahagiaan orang"
tetapi bagaimana dengan orang yg dibahagiakan mereka
atau sebenarnya mereka hanyalah katalis
kehidupan menjawab,
"seandainya mereka paham, mereka itu harus mutualisme"


Thursday, April 21, 2016 0 comments

KARTINIKU

Sumber: google

Aku dalam buku harianmu
cakapkah memerankan tokoh antagonis?
Sedangkan kamu dalam buku harianku
selalu saja menjadi tokoh utama yang teramat luar biasa.
Ada baiknya jika kita saling meminjamkan,
untuk pengganti diskusi yang tak pernah lagi kita melakukannya
atau memang, lebih baik kita menguburnya dalam-dalam
sehingga kebenaran terlahir dari kemestian yang tidak dapat dibicarakan?
apa salahnya kita berpelukan sebelum lebih dalam membahas soalan emansipasi dan patriarki,
kita yang saling memiliki peran penting untuk memakmurkan bumi ini
sudah seharusnya melengkapi satu sama lain
begitupun kamu, sebagaimana aku menjalankan tabiatnya!
namun bila kamu memiliki bakat memerankan tugas lelaki
walaupun seorang lelaki akan malu, janganlah sungkan untuk menjelaskan sebuah keahlian, karena hal itu merupakan kewajaran, keseimbangan dan adil-adil saja
Sudah sejauh mana kamu menuliskan tentang Raja lalim yang sewenang-wenang!?
Sempat kamu bertanya tentang hal yang tidak dapat kamu terima, 
sebab katamu Adam pasangan hidupnya hanyalah Hawa
kamu tak pernah dapat mengerti mengapa harus ada poligami
Sebagai seorang calon permaisuri tentu kamu akan cemburu!
Bukan, bukan atas nama pribadi katamu, tetapi kamu hanya ingin tahu pada saat itu dimanakah akal, dimanakah nurani?
Sebagai seorang lelaki tentu akan sangat bangga apabila memiliki istri seumpamanya Kartini,
yang ia berjuang demi hak wanita. Bukan, bukan ia yang memperjuangkan soal kewanitaannya, kiraanku tentang ini mengingatkan aku pada surat Anisa
Ternyata hakikatnya wanita adalah perkasa jua.
Suami yang hendak mempersunting dua, tiga atau empat istri tidak boleh timpang. 
tidak boleh kejalangan birahinya menjadikan ayat suci untuk berdalih, sementara keadilan bilapun murah dirafalkan bukanlah ia barang murahan.
keadilan adalah syarat pelik, karena itu aku inginkan hanyalah kamu sebagai permaisuri, kartiniku
tetapi kamu terlanjur menuliskan tentangku dalam buku harian
Kamu bilang "Arogan dan melulu ingin menang"
Padahal apa salahnya jika kita saling meminjamkan, 
sebagai pengganti diskusi yang tak pernah lagi kita melakukannya
atau kamu sudah cukup senang menertawakan?
Menertawakan aku yang kerap bicara sendirian sambil dikulumi kemistisan sebagaimana kamu menduganya selama ini!


Friday, April 15, 2016 0 comments

​Kupu-kupu Bersayap Patah


==========================
biarkan sayap kecil tuk terbang
susuri angkasa dan melihat dunia
bahwa betapa lucunya dunia kini
biarkan ia melangkah keluar semak berduri
tuk hisap nektar-nektar keabadian
yg tumbuh dari bunga-bunga konflik abadi
walau sayapnya patah, ia masih lah kupu-kupu
bermotifkan cerita soal fluktuasi mimpi
terejawantahkan dalam nyatanya realita
penuh esensi dalam tiap bagian-bagiannya
esensi yg tuntut konflik dalam alur manusia
ia masih lah kupu-kupu kecil yg sayapnya patah
terbang rendah bersama angin sepoi
melintasi rerumputan yg menari bersamanya
demi mencari sari surga dalam suaka
membebaskan yg terkekang harapan dan ide
walau dirinya terbang dalam kungkungan dunia
dunia masih lah dunia ketika ia merubahnya
ia masih hitam putih ketika menetas
dan berwarna ketika pelangi menyinarinya
dari bias-bias lautan penuh tinta pengetahuan
yg tiap hari ditimba tuk mengukir gambaran
dari tiap perjalanan suci para hamba mencari pusara
dimana kebijaksanaan dan kebajikan dimakamkan
ia masih lah kupu-kupu bersayap patah
patah karena memori yg membakar emosinya
tak apalah baginya bersenda dalam gurauan hina
walau hal tersebut membakar dogma dirinya
akan tafsirnya soal pragmatisnya kehidupan
ingatlah! ia masih kupu-kupu bersayap patah
hingga malam membinanya menjadi kuat
sebuah elegi yg mengalahkan kisah esok hari
soal kemandegan proses menuju nirwana
ia kupu-kupu dan pada akhirnya jadi guru
soal kebebasan dan kehendak bebas
soal kematian yg ditakuti manusia
soal kuatnya konflik menghantam durja dan durga
soal beradu melawan waktu
lalu mati menjadi abu


Friday, April 8, 2016 0 comments

​Musik Sosialisme dan Revolusioner Islam Kontemporer

sumber: berdikarionline.com

Sebenarnya di zaman sekarang, Islam dan Sosialisme itu tidak ketinggalan zaman. Malah karena perkembangan Imperialisme yg semakin maju mendorong Sosialisme dan Islam untuk terus melampauinya - Termasuk dalam ide-ide seni musik. Musik-musik Sosialisme dan Islam tidak selalu bernafaskan qasidah ataupun musik mars, bahkan di zaman sekarang, musik-musik revolusioner sangat pop culture.
Rage Against The Machine bisa menjadi contoh band yg mempopulerkan Sosialisme lewat musik. Gaya musik funk yg dibalut alunan heavy metal mengiringi lirik yg penuh kritik terhadap Kapitalisme. Sebelumnya ada grup musik The Clash yg berasal dari scene punk kota London yg mempopulerkan Komunisme lewat musik. The Clash bahkan sangat keras menentang Rasisme yg pada saat itu sedang menjangkiti scene punk serta skinhead di kota London.
Dalam pergerakan revolusioner Islam memang jarang dikenal musik-musik yg sarat pop culture. Namun kita bisa mengambil contoh dari musisi-musisi Indonesia seperti Tengkorak dan Purgatory. Tengkorak adalah band Grindcore yg aktif menyuarakan progresivitas Islam. Begitupun juga dengan Purgatory yg hidup dalam scene Nu Metal yg menyuarakan Islam jua. Sedangkan di kalangan scene punk, terdapat satu subscene yg cukup unik, yaitu Taqwacore.
Selain daripada itu semua, kita juga tidak boleh melupakan Bob Marley yg juga menyuarakan anti perbudakan. Juga muncul band dari scene Grunge yg menyuarakan antikapitalisme, yaitu Pearl Jam. Tidak hanya itu, banyak lagi yg band-band populer yg menyuarakan hal yg sama seperti Megadeth dari scene Thrash Metal, Living Colour dari scene Funk Metal, Sex Pistols dari scene Punk Rock, The Casualties, Seringai dari Indonesia, Red Flag, hingga musisi sekelas Iwan Fals dan Slank di era sebelum ia mendukung Jokowi menjadi presiden.
Bukti-bukti tersebut menunjukkan bahwa Sosialisme dan Islam tidaklah ketinggalan zaman. Hal itu juga menunjukkan bahwa Sosialisme dan Islam tidak menghindari kemajuan zaman, melainkan melampaui zamannya. Maka dari itu, kita patut menunjukkan bahwa musik-musik Sosialisme tidaklah melulu musik dari Red Army ataupun realisme sosialis yg bernada mars. Musik Islam juga tidak melulu musik qasidahan atau rebana ibu-ibu pengajian. Musik revolusioner pun pada akhirnya mesti menyentuh kaum pemuda yg terhegemoni pop culture.
Khusus musik Islam, perlu perkembangan kreatif lebih lanjut karena kurangnya musik Islam yg populer. Terlebih lagi ada sebagian kalangan ekstrimis dan dogmatisme Islam yg mengharamkan musik dengan alasan yg tidak masuk akal seperti: musik bisa menggiring kita pada dosa, musik sebetulnya hegemoni yg diciptakan setan untuk menina bobokan manusia, dan yg lainnya. Padahal Nabi Muhammad SAW tersenyum saat disambut di Quba dengan diiringi Thola'al Badru. Menurut ku, selama musik itu bisa membangkitkan semangat tauhidi, musik tidaklah haram!
Oleh karena itu, revolusionerkanlah musik dengan melampaui musik-musik mars dan qasidahan kuno dengan kreativitas yg melampaui musik-musik nina bobo cinta-cintaan. Musik tidak melulu soal cinta pada kekasih, juga mesti bertemakan cinta pada perjuangan membela kaum yg tertindas. Pada kenyataannya, musik memang bukan buat cinta-cintaan. Musik digunakan untuk sarana magis, ritual, pengiring perang, serta pelipur lara. Tema pelipur lara pun bukan hanya sekedar cinta, namun renungan akan realitas juga perlu digelorakan dalam musik. Maka dari itu, kembalikan musik pada hakikat yg sebenarnya.
 
;