Saturday, July 15, 2017

​Gerakan Kiri Tidak Berakhir, Kawan! Hanya Butuh Rehabilitasi Teori dan Praksis

Agaknya saya harus mengulang lagi soal bagaimana gerakan kiri terpelihara dengan dinamika yang begitu unik. Bagaimana tidak? Banyak orang percaya bahwa gerakan kiri hanyalah sekedar utopia para buruh, tani, dan rakyat miskin kota. Meminjam istilah Gramsci, kaum intelektualnya pun menyuntikkan kesadaran ideologis secara psikologis kepada mereka bahwa gerakan kiri bersifat Determinisme Ekonomi.
Padahal tidak demikian, kesalahan pemahaman terhadap filsafat 'leftish' menjadikan gerakan kiri jatuh ke jurang Ekonomisme. Inilah yang kemudian dikritik para pemikir Liberal, bahwa gerakan kiri terkesan penikmat dunia kesejahteraan utopis saja. Tapi mari kita analisis, apakah Fukuyama berkata benar? Atau justru Karl Marx dan George Lukacks lah yang berkata benar.
'The End of History' karangan Fukuyama hanya mengambil analisa dari konteks perpolitikan perang dingin yang memenangkan kaum Liberal. Padahal kalau kita mau mengambil analisis yang tepat, bukan politik yang menjadi titik acuan kemenangan atau kekalahan gerakan kiri, melainkan corak produksi dan watak sosial dari masyarakat itu sendiri. Apakah perpolitikan berskala besar seperti runtuhnya Uni Soviet dapat menghancurkan Komunisme? Ini hanyalah pertanyaan bodoh yang sangat vulgar, karena pada dasarnya, Komunisme dikatakan kalah jika analisa Das Kapital tidak tepat menggambarkan kondisi masyarakat Kapitalisme dan perkembangannya sejak masa purba.

Anarkhisme pun demikian, apakah Anarkhisme hilang ketika analisa Proudhon kalah dengan 'The Poverty of Philosophy'? Tetapi mengapa justru Komune Rajavo dapat berdiri tegak di bumi ini? Setidaknya ini membuktikan bahwa gerakan kiri tidak akan berakhir selama Kapitalisme masih berdiri tegak.
Kita melihat bahwa analisa Keynesian juga berujung pada kebuntuan panjang yang membuat pasar saham China jatuh hingga pemerintahnya pun mengeluarkan kebijakan devaluasi Yuan. Rupanya Kapitalisme - yang manis secara teori lah - yang pada akhirnya kalah. Kalau Kapitalisme menang, tidak mungkin Benny Sanders mendapat suara seimbang dengan Hillary Clinton. Tidak mungkin pula Euro mengalami krisis akibat Yunani menang revolusi. Globalisasi Kapitalisme lah yang pada akhirnya berujung pada kehancuran.
Saya pernah menulis bagaimana Rossa Luxemburg menggambarkan secara tepat tentang kejayaan Kapitalisme yang menjadi penggali kuburan Kapitalisme itu sendiri. Persis seperti Marx menggambarkannya secara singkat dalam kalimat terakhir Manifestonya. Lalu apakah Kapitalisme bisa dikatakan menang?
Lenin juga memberikan kelengkapan teori mengenai Imperialisme yang ternyata baru dirasa realitanya sekarang dimana IMF menguasai dunia dan Federal Bank tak berdaya menghadapi korporasi swasta. Sedangkan gerakan kiri? Mereka berjalan seperti halnya bom waktu yang siap meledakkan Kapitalisme. Dimulai dari revolusi Bolivarian hingga revolusi Yunani, Sosialisme dieluh-eluhkan masyarakat tertindas. Di Indonesia sendiri, maraknya simbol palu arit mengindikasikan bahwa kiri sangat dirindukan praksisnya. Bahkan seorang menteri mengatakan bahwa simbol PKI marak beredar karena buruh dan tani merindukan partai yang membelanya. Bagaimana gerakan kiri bisa dikatakan kandas?
Sedangkan mengenai serikat buruh, jika kaum liberal-kapitalis memahami, serikat buruh - dalam perspektif Marxisme - memanf masih bersifat ekonomis. Maka dari itu, perlu adanya perjuangan untuk membentuk partai buruh yang bisa membawa aspirasi ke parlemen atau bahkan menggerakkan masa aksi menuju revolusi. Jadi, jika gerakan kiri mau menyadarkan kelas yang dibelanya dan meninggalkan egonya masing-masing, bukan suatu perkara mustahil jika partai buruh bisa berdiri di Indonesia.
Orang yang mengatakan bahwa gerakan kiri telah berakhir adalah orang yang tidak melihat kondisi mengenai keruntuhan Kapitalisme itu sendiri. Kapitalisme yang runtuh secara ekonomi politik akan berdampak pada keruntuhan sosial budaya secara keseluruhan. Jika tidak diantisipasi dengan pemikiran kiri yang dipraksiskan, maka manusia menghadapi kehancurannya sendiri. Itulah mengapa Deklarasi Belem diproklamirkan oleh Chavez dkk agar masyarakat memahami bahwa Kapitalisme yang membawa kiamat bagi manusia itu sendiri.
So, gerakan kiri tidak mati dan gerakan kiri bukanlah Determinisme Ekonomi Politik. Jika semua gerakan kiri dapat memahaminya dan bersatu demi menyelamatkan negeri, maka bukan tidak mungkin kesejahteraan sosial dan sistem komunal akan tercipta. Wassalam.

0 comments:

Post a Comment

 
;