Agaknya saya harus mengulang lagi soal bagaimana gerakan kiri
terpelihara dengan dinamika yang begitu unik. Bagaimana tidak? Banyak orang
percaya bahwa gerakan kiri hanyalah sekedar utopia para buruh, tani, dan rakyat
miskin kota. Meminjam istilah Gramsci, kaum intelektualnya pun menyuntikkan
kesadaran ideologis secara psikologis kepada mereka bahwa gerakan kiri bersifat
Determinisme Ekonomi.
Padahal tidak demikian, kesalahan pemahaman terhadap filsafat
'leftish' menjadikan gerakan kiri jatuh ke jurang Ekonomisme. Inilah yang
kemudian dikritik para pemikir Liberal, bahwa gerakan kiri terkesan penikmat
dunia kesejahteraan utopis saja. Tapi mari kita analisis, apakah Fukuyama
berkata benar? Atau justru Karl Marx dan George Lukacks lah yang berkata benar.
'The End of History' karangan Fukuyama hanya mengambil analisa
dari konteks perpolitikan perang dingin yang memenangkan kaum Liberal. Padahal
kalau kita mau mengambil analisis yang tepat, bukan politik yang menjadi titik
acuan kemenangan atau kekalahan gerakan kiri, melainkan corak produksi dan
watak sosial dari masyarakat itu sendiri. Apakah perpolitikan berskala besar
seperti runtuhnya Uni Soviet dapat menghancurkan Komunisme? Ini hanyalah
pertanyaan bodoh yang sangat vulgar, karena pada dasarnya, Komunisme dikatakan
kalah jika analisa Das Kapital tidak tepat menggambarkan kondisi masyarakat
Kapitalisme dan perkembangannya sejak masa purba.
Anarkhisme pun demikian, apakah Anarkhisme hilang ketika
analisa Proudhon kalah dengan 'The Poverty of Philosophy'? Tetapi mengapa
justru Komune Rajavo dapat berdiri tegak di bumi ini? Setidaknya ini
membuktikan bahwa gerakan kiri tidak akan berakhir selama Kapitalisme masih
berdiri tegak.
Kita melihat bahwa analisa Keynesian juga berujung pada
kebuntuan panjang yang membuat pasar saham China jatuh hingga pemerintahnya pun
mengeluarkan kebijakan devaluasi Yuan. Rupanya Kapitalisme - yang manis secara
teori lah - yang pada akhirnya kalah. Kalau Kapitalisme menang, tidak mungkin
Benny Sanders mendapat suara seimbang dengan Hillary Clinton. Tidak mungkin
pula Euro mengalami krisis akibat Yunani menang revolusi. Globalisasi
Kapitalisme lah yang pada akhirnya berujung pada kehancuran.
Saya pernah menulis bagaimana Rossa Luxemburg menggambarkan
secara tepat tentang kejayaan Kapitalisme yang menjadi penggali kuburan
Kapitalisme itu sendiri. Persis seperti Marx menggambarkannya secara singkat
dalam kalimat terakhir Manifestonya. Lalu apakah Kapitalisme bisa dikatakan
menang?
Lenin juga memberikan kelengkapan teori mengenai Imperialisme yang
ternyata baru dirasa realitanya sekarang dimana IMF menguasai dunia dan Federal
Bank tak berdaya menghadapi korporasi swasta. Sedangkan gerakan kiri? Mereka
berjalan seperti halnya bom waktu yang siap meledakkan Kapitalisme. Dimulai
dari revolusi Bolivarian hingga revolusi Yunani, Sosialisme dieluh-eluhkan
masyarakat tertindas. Di Indonesia sendiri, maraknya simbol palu arit
mengindikasikan bahwa kiri sangat dirindukan praksisnya. Bahkan seorang menteri
mengatakan bahwa simbol PKI marak beredar karena buruh dan tani merindukan
partai yang membelanya. Bagaimana gerakan kiri bisa dikatakan kandas?
Sedangkan mengenai serikat buruh, jika kaum liberal-kapitalis
memahami, serikat buruh - dalam perspektif Marxisme - memanf masih bersifat
ekonomis. Maka dari itu, perlu adanya perjuangan untuk membentuk partai buruh yang
bisa membawa aspirasi ke parlemen atau bahkan menggerakkan masa aksi menuju
revolusi. Jadi, jika gerakan kiri mau menyadarkan kelas yang dibelanya dan
meninggalkan egonya masing-masing, bukan suatu perkara mustahil jika partai
buruh bisa berdiri di Indonesia.
Orang yang mengatakan bahwa gerakan kiri telah berakhir adalah
orang yang tidak melihat kondisi mengenai keruntuhan Kapitalisme itu sendiri.
Kapitalisme yang runtuh secara ekonomi politik akan berdampak pada keruntuhan
sosial budaya secara keseluruhan. Jika tidak diantisipasi dengan pemikiran kiri
yang dipraksiskan, maka manusia menghadapi kehancurannya sendiri. Itulah
mengapa Deklarasi Belem diproklamirkan oleh Chavez dkk agar masyarakat memahami
bahwa Kapitalisme yang membawa kiamat bagi manusia itu sendiri.
So, gerakan kiri tidak mati dan gerakan kiri bukanlah
Determinisme Ekonomi Politik. Jika semua gerakan kiri dapat memahaminya dan
bersatu demi menyelamatkan negeri, maka bukan tidak mungkin kesejahteraan
sosial dan sistem komunal akan tercipta. Wassalam.
0 comments:
Post a Comment