Mungkin
....... ya ...... mungkin
Bahwa
apa yang kita yakini saat ini
Terkadang
menyesatkan, ya Bahwa apa yang kita sebut kebenaran Masih perlu pembuktian
Bahwa
apa yang kita sebut keadilan Masih harus di tegakkan
Kemana
........ ya ....... kemana
Arah
kehidupan mesti berlabuh, Berakhir dimanakah jalan tuhan yang bercecabang
Lalu Telah
lunturkah mata hati?
Telah
hapuskah harga diri?
Begitu
mudahkah kita terjerumus pada korupsi? Begitu mudahkah kita terbeli oleh ambisi?
Begitu
butakah kita di depan pujian-pujian?
Memang
....... ya ...... memang
Hidup
mesti harus terus memandang ke depan
Harapan
mesti harus di tumbuhkan
Namun, Tanpa
kepastian dan tatanan
Siapa
yang bisa menjamin masa depan akan cemerlang
Siapa
yang bisa berucap tanpa gagap
Bahwa
keadilan, kebenaran, kebersamaan dan kemakmuran
Telah
di tegakkan Keheningan ....... oh ...... keheningan
Lewat
senyapMu, sunyiMu ku kirim kemanapun harapku
Sebab
sabda tuhan telah menjadi hingar
Di
tangan orang-orang yang turun kejalan atas Namamu
Dengan
tangan mengepal, pedang mengacung, tinju menantang
Sebab
jalanMu melingkar-lingkar seperti labirin
Dengan
seribu pintu menganga di depan mata
Membingungkan,
Sebab sabda-Mu telah dipelintir demi kepentingan semu
Atas
nama kebenaran
Kenyataan
....... ya ....... kenyataan
Haruskah
selalu berawal tanda tanya, Lalu berakhir kecewa, Berujung kisah muram
Tentang
pengingkaran, tentang pertikaian
Tentang
kelaparan, tentang kemiskinan
Tentang
penaklukan, tentang pembantaian
Tentang
teror, tentang ancam, Tentang khianat,
tentang
..... tentang .... tentang
Dan
seribu tentang ..... tentang lain
Seribu
tangis-tangis lain, Seribu jerit-jerit lain
Dan
mungkin disitu hanya ada sejumput cerita sisipan
Yang
berakhir seperti dongeng para peri, Seperti sabda para nabi
Manusia
...... ya ...... manusia
Sia-sia...
Ya... Sia-sia?
Bandung,
17 September 2013
@koesoemapoetera
0 comments:
Post a Comment