Ada beberapa hal yang sangat menggelitik pemikiran ku semalaman ini, sebuah pernyataan dari seorang sahabat yang lalu menjadi pertanyaan besar sehingga mengganggu tidurku. Pernyataan yang dilontarkan itu adalah hasil dari kebiasaaan ngobrol-ngobrol kecil setelah futsal tadi malam. Diawali dengan pertanyaan iseng sahabatku,
E: “gimana kabar BEM put?”Aku : “Baik, aman-aman saja. Karena sedang uas kampus jadi adem-ayem, trus IK gimana?”E : “ya begitulah, sama aman-aman saja.”Aku: “eh iya, aku mau ngasih masukan dong, kamu ngerasa ndak sih, kalo perkembangan kita itu agak lambat, berbeda dengan Himasains dulu yang berkembang sangat cepat.”E: “lambat gimana? Jangan bandingkan dengan BEM dong, kalo menurut aku sih kebanggan kamu ke IK itu kurang.”Aku: “kurang? Maksudnya? Bukan aku bandingkan dengan BEM, aku melihat dengan himpunan yang lain itu, hima kita sedikit lebih lambat pergerakanya, dan kurang kelihatan aja dilingkup kampus kita.”E: “iya, maksudnya, karena kamu kurang melihat kegiatan hima kita, kamu lebih sibuk diatas, dan jarang berkumpul dengan kita. Seperti yang aku sebutkan tadi, kebanggan kamu kehima kita kurang, buktinya kamu lebih sibuk berkontribusi diluar dari pada dihima.”
Saat Arak-Arakan November 2014 |
Seketika itu, aku
terdiam tak bisa menjawabnya, Pernyaataan itu membekas dan masih berputar-putar
dikepalaku hingga pagi menjelang. Aku intropeksi diri, mengubah semua
kegelisahan itu menjadi sebuah pertanyaan besar buat diriku, “Apa yang telah
aku lakukan untuk jurusanku? Kontribusi apa yang telah kuberikan kepadanya?”. Berfikir
semalaman mencari jawaban, dan akhirnya aku menemukan jawaban atas pertanyaan
yang kubuat sendiri tersebut. Aku sudah berusaha sekuat tenaga dan hatiku untuk
jurusan tercintaku, untuk kebanggaan prodi ku.
Memang bukan
langsung terjun dihima, tapi setidaknya aku memberikan kontribusi diluar nya. Saat
pertama kali masuk aku barikan waktu dan tenagaku untuk belajar berorganisasi
dikampus, dengan menjadi staff muda himasains aku belajar sebanyak yang aku
bisa, aku masuk berbagai UKM bertujuan untuk melatih softskill dan kemampuan ku
dalam berorganisasi diberbagai budaya, jika ada yang bertanya untuk apa? Tentu
saja untuk jurusan tercintaku.
Saat ada
sayembara pembuatan logo jurusan, aku mencoba dengan semaksimal kemampuanku,
aku luangkan waktuku demi membuatnya, alhamdulialah dipakai walaupun tak lama,
lalu diganti dengan sewena-wena tanpa kabar dan alasan yang tak jelas. Walaupun
saat itu aku sedikit kecewa, namun tak membuat kebanggan dan rasa cinta ku
terhadap jurusan ini berkurang sedikitpun. Karena cinta tak mengenal rupa dan
warna kulit. Uhhuukk.
Lalu, karena
penggabungan institusi menjadi Telkom University, semua tatanan ormawa didalam
kampus berubah total, dimulai dengan diadakanya kongres mahasiswa sampai tujuh
bulan lamanya dan aku mengikuti semua prosesnya. Untuk apa aku habiskan waktuku
untuk menghadiri kongres itu? Akan ku jawab dengan lantang “Untuk Jurusan tercintaku, Ilmu komputasi”. Saat kita berpisah
dengan himasains, aku menunggu kakak-kakak tingkat untuk mengisi kepemimpinan,
membentuk sebuah himpunan untuk menggerakkan IK. namun tak kunjung ada gerakan,
lalu aku mencoba untuk mengumpulkan masa membentuk gerakan, dan kakak-kakak
tingkat mematikan gerakan ku.
Arak-arakan November 2014 |
Saat itu
mengkin aku bisa terima karena mereka lebih tua dari ku, lebih paham akan
organisasi himpunan, namun aku? Hanya mahasiswa tingkat dua yang mencoba
mengisi kekosongan gerakan dijurusanku. Tapi, aku bersyukur dengan percikan
kecil itu akhirnya para kakak tingkat membuat musyawarah besar dihari minggu,
30 Maret 2014 di selasar gedung P. Untuk pembuatan HMIK, dengan semangat aku
menghadiri musyawarah itu, walau aku agak kecewa dengan teman-teman dan kakak
tingkat yang kurang antusias membangun himpunan ini, bisa dilihat dari kehadiranya
kurang dari 20 orang.
Di musyawarah
besar itu 20 orang itu membentuk Ad/art, GBHO, dan memilih ketua himpunan yang
pertama. Dihari itu aku bersyukur karena aku bisa hidup dihari itu karena aku
menjadi salah satu pembentuk hima ini. Setelah hari itu aku memutuskan untuk
mencintai dengan Penuh Jurusan ini dan tidak akan pindah jurusan, dan akan
berkontribusi penuh dengan himpunan ini, bersama-sama mendukung ketua himpunan
untuk mengibarkan bendera IK pada kejayaan.
Aku adalah
seorang konseptor(orang yang suka membuat konsep/blueprint), jadi aku membuat
konsep Himpunan impian, dari konsep kekeluargaan internal, kaderisasi, sampai
branding eksternal. Aku belajar himpunan-himpunan lain untuk mencari hal baik
yang dapat aku berikan dihimpunan. Sampai berlembar-lembar konsep yang telah
aku buat untuk kuserahkan kepada ketua himpunan saat itu.
Salam komputasi |
Ditahun kedua saat
aku sudah memiliki cukup bekal untuk mengabdi dan berjuang untuk jurusanku,
langkah pertama adalah mengikuti seleksi kepanitian Matriks(ospek jurusan),
disitu aku memiliki rancangan acara yang rapih dan menurutku lebih baik dari
yang dilakukan oleh panitia saat itu. Namun aku tidak mengerti atas pertimbangan
apa aku dimasukan didivisi LO, didivisi yang tidak akan bisa memberi masukan
apapun berlangsungnya acara.
Namun tak apa
aku masih mencoba menawarkan diriku untuk membangun jurusan dengan mencoba
mengikuti open recruitment pengurus. Namun apa? Ketua hima saat itu melantik
pengurusnya tanpa ada pengumuman siapa saja yang diterima dan siapa yang tidak
diterima sebagai pengurus, dan aku hanya ingin diberikan alasan kenapa aku
tidak masuk dalam kepengurusan(mungkin
aku kurang kenal/dekat dengan ketua himpunanya).
Jujur saat itu
aku sangat kecewa, Padahal aku telah membuang kesempatan masuk BEM Tel-U hanya
untuk ditolak masuk himpunan yang tidak jelas alasanya. Namun, sekali lagi
karena aku mencintai jurusan ini aku masih ingin memberikan kontribusiku, walau
aku menjadi mahasiswa biasa. Ada dua cara memberikan kontibusi sebagai
mahasiswa biasa, yaitu menjadi Koalisi HMIK membantu setiap kebijakan yang
dibuat, atau menjadi Oposisi yang selalu mengawasi dan mengkritik setiap
kegiatannya.
Namun aku
memilih kedua-duanya, sebagai koalisi aku selalu datang dan menawarkan
memberikan bantuan kepada HMIK, menjadi Oposisi aku selalu mengkritik(walau aku tahu akan banyak anak IK yang
tidak menyukainya karena kritik tajam ku, dan mereka menganggapku hanya bisa
mengkritik saja) dan memberisolusi yang membangun, karena aku mencintai
jurusanku. Dan sekarang aku akan menjawab pertanyaan terakhir dari teman ku,
kenapa tahun ini aku memilih berkontribusi ke BEM.
Karena aku
mencintai kampus ku yaitu Telkom University, karena aku mencintai negaraku
Indonesia. Aku berfikir terlalu bodoh dan sempit pikiranku kalau hanya
mencintai jurusanku saja, tanpa memberi kontribusi ke kempus dan Indonesia. Itu
jawaban yang tidak bisa aku jawab tadi malam.
1 comments:
Lagi-lagi masalah yang dikaitkan dengan kontribusi, sebenarnya apa itu kontribusi mas atau mas"nya yang nanya ? Apa kontribusi real atau imajiner ? apakah dia bil bulat atau bil asli ? Apa karena berada di dunia berbeda tak bisa berkontribusi ?
Sebuah fenomena yang hampir terjadi diseluruh himpunan di tel-u maupun di seluruh Indonesia bahkan, dimana jarang kumpul bareng = kontribusi kurang. Entah dari mana muncul pemikiran seperti itu. Sekali lagi ini hal yang menarik dibahas, intinya coba saling memahami dengan melihat berbagai sudut pandang lalu menentukan secara bijak. #HaakHakkHhakk
Post a Comment