Sunday, September 25, 2016 0 comments

Percakapan yang Tidak Bermakna


seorang marxis yg terkenal mumpuni MDHnya mendatangiku seraya berkata,
"lu marxis apaan? kagak sejati lu ah! masa lu masih megang paham Ketuhanan yg jelas-jelas idealis itu! Lu sama aja ngasih contoh ke buruh kalo lu kena nina bobo agama juga!"
aku yg sedang duduk-duduk sendiri nikmati alam Sekitar di atap kosan lalu menjawab,
"iyadeh yg tulen mah Maha Benar! Gua mah cuma Marxis abal-abal yg ke kamus-kamusan lagi! Ekletisis banget kan?"
"Iye lu mah harus perlu belajar lagi lebih mendalam soal ajaran Marxisme tuh!"
di suasana senja yg indah, aku dan rokok ku mencoba berduel menciptakan atraksi asap yg mengepul ke langit. Marxis yg tulen itu pun kusuguhkan rokok. Setelah itu, aku coba menyanggah perkataannya,
"Emang Tuhan juga lawannya para marxis ya?"
sambil menghisap rokok, si marxis menjawab,
"ya bukanlah, kan lu tau sendiri lawan marxis itu ya kaum borjuis"
"oooh, sekarang coba lu pulang, cari-cari dah literatur soal persahabatan manusia dengan Tuhan sama kolaborasi mereka dalam membela kaum yg lemah! Sorry, gua bukan dogmatis kayak lu yg jadiin MDH itu agama, gua aja bukan orang beragama! Yakali gua jadiin MDH itu agama. Sarana transendental gua ya Tuhan dan segala aktivitasNya. Gua mau pergi dulu ya, gua mau ngobrol sama buruh PRP dulu soal diskusi mereka yg kemaren"
Aku pun pergi meninggalkan dia dan berangkat ke Bandung. Sedangkan dirinya seperti menahan malu. Belakangan aku mengetahui bahwa dia hanyalah penikmat tulisan Marx, rupanya dia belum paham soal praktek. Sama sepertiku yg belum paham teori.

Sunday, September 18, 2016 0 comments

​IDUL ADHA & REFORMA AGRARIA


Ada yg terlupa dari hari ini, yaitu momentum ketika para petani menuntut kesejahteraan sosial melalui reforma agraria. Rupanya, Idul Adha tahun ini membawa spesialnya tersendiri bagi kaum tani yg tertindas sistem Kapitalisme. Karena Idul Adha tahun ini saya ucapkan spesial pada mereka karena hari ini adalah hari mereka yg hidup dari persawahan dan perkebunan. Para petani yg bekerja dan tidak pernah berharap pada negara. Mereka adalah pahlawan pangan sejati karena mereka lah yg akhirnya mencukupi salah satu kebutuhan pokok kita setiap hari. Tetapi mereka masih saja tertindas.
Para petani ditindas bukan oleh kelas kapitalis secara langsung, melainkan oleh para tuan tanah yg memperkerjakan mereka secara tidak sadar. Secara tidak sadar? Ya, karena mereka bekerja setiap hari demi menumbuhkan padi selama 4 bulan lalu hasilnya tidak seberapa karena upah mereka bahkan tidak cukup untuk membeli beras, apalagi untuk menyekolahkan anak mereka. Selain itu, permainan harga di pihak tengkulak membuat mereka semakin terpuruk. Alhasil, tidak ada yg namanya perbaikan nasib bagi mereka. Jalan satu-satunya ialah mereka harus menuntut reforma agraria. Inilah program yg sempat tertunda akibat rezim militer mengambil peran politik sejak 1965. Bahkan, mereka yg menuntut demikian dibantai habis dengan dalih keamanan negara. Mereka dibantai rezim demi melindungi aset-aset kapitalis yg terpelihara dari tahun ke tahun. Sedangkan siklus 'boom' dan 'bust' yg mereka ciptakan membuat sengsara kaum buruh, terlebih lagi bagi kaum tani.
Saturday, September 10, 2016 0 comments

​BERITA PAGI HARI


Dengar saksama
Komunis meradang, agamis melarang
Fanatisme menikam, ketenangan jadi kelam
Terkadang hanya bendera kita mati
Hanya tulisan kita hilang
Hanya grafiti kita di siksa
Sedangkan agamis bawa klewang dipuja
Teriakan "Allahu Akbar" serasa suci mereka kumandangkan
Teriakan "bantu rakyat miskin" wacana kosong bagi mereka
Bengis beringis
Itu si Pak Kyai Mahmud bawa AK47 naik mercy
Teriak "Anti Amerika, ganyang komunis"
Goblok!!
 
;