Saturday, December 24, 2016

​Memaknai Natal Dan Maulid Nabi Saw


Apa salahnya muslim memakai topi santa? Toh, gak ada bedanya sama kristiani yang memakai peci kan? Ini hanyalah masalah kultur, bukan syari'at bung! Banyak orang yang tidak bisa memaknai toleransi karena mereka hidup dalam alam fundamentalisme Agama. Seandainya mereka mengerti bahwa persoalan kultur bukanlah persoalan syari'at, maka tidak akan ada fundamentalisme semacam ini.
Di beberapa mesjid banyak yang bilang-dalam khutbah Jum'at kemarin-kalau mengucapkan selamat hari natal itu haram. Loh, kita hanya mengucapkan, bukan merayakannya, pak Ustadz! Seperti kata Gusdur, kalau perlu kita ikut duduk bersama mereka yang kristiani untuk sekedar menghormati mereka. Lalu apa salahnya? Apa karena ada ayat Alqur'an yang menyebutkan bahwa jika kita mengikuti mereka, maka kita termasuk bagian dari mereka? Kita tidak mengikuti, tetapi kita menghormati. Inilah asas dari toleransi, bung! Jangan rusak ukhuwal al insaniyah hanya karena saling mengkafirkan. Legitimasi kafir hanyalah milik Allah SWT, bukan milik aku, engkau, atau kalian.

Oke, kembali ke konteks, kebetulan maulid Nabi SAW dan milad Isa As hanya berbeda satu hari di tahun ini. Ini merupakan suatu momen yang unik, dimana dua orang yang diimani milyaran manusia di bumi akhirnya bisa berdampingan hari lahirnya. Momen ini janganlah dirusak dengan sifat-sifat Fundamentalisme ala 'Media Islam Online'. Mereka bilang tidak berhak bagi umat muslim untuk mengikuti kultur yang biasa dilakukan umat kristiani menjelang natal. Tetapi mereka tidak tahu bahwa umat kristiani bahkan mempunyai toleransi kuat dalam mengajak umat muslim untuk merayakan kedua hari tersebut secara damai. Disini kita sepatutnya berpikir, bahwa momen seperti itu akan mempererat tali toleransi antar beragama, bukan malah memprovokasinya untuk saling berperang.
Maulid Nabi SAW adalah momen dimana Nabi Muhammad SAW lahir dan wafat, yaitu bertepatan dengan 12 Rabiul Awal. Sedangkan, natal adalah momen dimana Isa As atau Yesus Kristus lahir di Bethlehem, yaitu bertepatan dengan 25 Desember. Keduanya merupakan panutan dari umat muslim dan seharusnya tidak boleh umat muslim mencela natal karena ia dirayakan umat kristiani. Sedangkan, bagi umat kristiani, maka ia harus menghormati maulid Nabi SAW karena disucikan oleh umat muslim. Tidak hanya itu, umat muslim maupun umat kristiani harus sama-sama merayakan kedua hari tersebut dengan saling memperkuat solidaritas antar umat beragama. 
Ingat, musuh kita bukanlah umat muslim maupun umat kristiani, tapi Kapitalisme. Disinilah, para fundamentalis yang menelan mentah-mentah klaim kebenaran tidak melihat titik permasalahannya. Mereka harus memahami bahwa Islam maupun Kristen muncul sebagai antithese dari masyarakat Kapitalisme Mekkah dan masyarakat Feodalisme Romawi di Palestina. Maka, sudah sepatutnya umat muslim dan umat kristiani bersatu untuk melawan hal tersebut.

* Dari seorang pecundang tolol kelas berat yang heran akan pernyataan Fundamentalis agama terkait natal dan maulid Nabi SAW

0 comments:

Post a Comment

 
;