Saturday, February 11, 2017

​Dialogku Dengan Tuhan

"Tuhan, kapan kita mengopi lagi di Arsy?", tanyaku pada Tuhan.
Kami berpapasan tepat di pertigaan antara surga, neraka, dan bumi. Tuhan bersama bala tentaranya ku lihat sedang berjalan ke surga. Sedangkan aku berjalan ke neraka, ingin melihat kabar para penyamun.
"nanti kalau kau ada waktu, aku hadir di bumi sepertiga malam terakhir esok, bagaimana kabar bumi?", Tuhan bertanya padaku.
Sebenarnya aku ingin mengeluh, banyak manusia - terutama di Indonesia - yg buta akan sejarah. Apa yg dilakukan para sejarawan memang gila. Tuduhan gila macam apa yg membunuh jutaan manusia hanya demi modal asing.
"Hmm, bumi kapan kiamat? adakah kesempatan untuk komunis merajalela?", tanyaku kepada Tuhan.
"coba kau tengok dirimu, komunis kah dirimu? atau kau punya kepentingan lain?"
"hanya memanusiakan manusia dan memuliakan mereka sehingga engkau tak lagi menjadi raja, namun hidup di hati tiap manusia!", jawabku agak lancang.
Tuhan bermuka masam, ia pun pergi ke surga tanpa pamit denganku. Sedangkan aku keheranan, adakah aku menyinggung dirinya? Ah sudahlah, aku ingin ke neraka sejenak, bagaimana kabar para penyamun disana? Kabarnya mereka dituduh subversif.
Sembari jalan, aku berpikir. Sebenarnya siapa yg membangkitkan Tuhan kembali? Dan mengapa ia belum juga bersifar humanis? Saat enak berpikir, aku tersandung sebuah papan dan terjatuh. "Aduh!", aku tersandung papan torah. Tuhan pun mendengar suaraku dan berbalik arah.
"Apa kau mau Ku kunci juga ke neraka? Mengapa kau duduki papan torah itu?", tanya Tuhan kepadaku dengan nada marah.
"Jika ketidaksengajaan membunuh umat manusia, lalu apa gunanya Engkau yg Maha Adil? Oh iya, aku harus membunuhMu untuk yg kedua kalinya dan papan torah ini akan menjadi nisanMu!", jawabku dengan nada marah juga.
"Humanisme tai!!! Aku bersabda, siapa yg subversif apapun alasannya akan Ku rantai di neraka nanti. Hormatlah pada atasanmu!".
(setelah percakapan itu, malaikat menusukkan trisula ke perut pemuda itu. Keesokan harinya di bumi, setelah apa yg terjadi di Paris, Brussels, Palestina, dan negeri lainnya, Tuhan mabuk bersama para kyai dengan khamr yg diambilNya dari surga).

0 comments:

Post a Comment

 
;