"Tuhan, kapan kita mengopi lagi di Arsy?", tanyaku
pada Tuhan.
Kami berpapasan tepat di pertigaan antara surga, neraka, dan
bumi. Tuhan bersama bala tentaranya ku lihat sedang berjalan ke surga.
Sedangkan aku berjalan ke neraka, ingin melihat kabar para penyamun.
"nanti kalau kau ada waktu, aku hadir di bumi sepertiga
malam terakhir esok, bagaimana kabar bumi?", Tuhan bertanya padaku.
Sebenarnya aku ingin mengeluh, banyak manusia - terutama di
Indonesia - yg buta akan sejarah. Apa yg dilakukan para sejarawan memang gila.
Tuduhan gila macam apa yg membunuh jutaan manusia hanya demi modal asing.
"Hmm, bumi kapan kiamat? adakah kesempatan untuk komunis
merajalela?", tanyaku kepada Tuhan.
"coba kau tengok dirimu, komunis kah dirimu? atau kau
punya kepentingan lain?"
"hanya memanusiakan manusia dan memuliakan mereka
sehingga engkau tak lagi menjadi raja, namun hidup di hati tiap manusia!",
jawabku agak lancang.
Tuhan bermuka masam, ia pun pergi ke surga tanpa pamit
denganku. Sedangkan aku keheranan, adakah aku menyinggung dirinya? Ah sudahlah,
aku ingin ke neraka sejenak, bagaimana kabar para penyamun disana? Kabarnya
mereka dituduh subversif.
Sembari jalan, aku berpikir. Sebenarnya siapa yg membangkitkan
Tuhan kembali? Dan mengapa ia belum juga bersifar humanis? Saat enak berpikir,
aku tersandung sebuah papan dan terjatuh. "Aduh!", aku tersandung
papan torah. Tuhan pun mendengar suaraku dan berbalik arah.
"Apa kau mau Ku kunci juga ke neraka? Mengapa kau duduki
papan torah itu?", tanya Tuhan kepadaku dengan nada marah.
"Jika ketidaksengajaan membunuh umat manusia, lalu apa
gunanya Engkau yg Maha Adil? Oh iya, aku harus membunuhMu untuk yg kedua
kalinya dan papan torah ini akan menjadi nisanMu!", jawabku dengan nada
marah juga.
"Humanisme tai!!! Aku bersabda, siapa yg subversif apapun
alasannya akan Ku rantai di neraka nanti. Hormatlah pada atasanmu!".
(setelah percakapan itu, malaikat menusukkan trisula ke perut
pemuda itu. Keesokan harinya di bumi, setelah apa yg terjadi di Paris,
Brussels, Palestina, dan negeri lainnya, Tuhan mabuk bersama para kyai dengan
khamr yg diambilNya dari surga).
0 comments:
Post a Comment