sumber: Google |
=============================
kata
surga menjelma tata tertib
tentang
otoritas yg dipertahankan para penjagal
mereka
membawa panji nama-nama asma dan sifat
legitimasi
kan diri bunuh yg tak setuju dengan Tuhan
kata
surga menyerap darah para orang tak bersalah
sedangkan
kata hanyalah kata yg mereduksi makna
lalu
kata neraka menangis merangkul zaman
sambil
menyulutkan api membakar dosa-dosa
tentang
kesetiaan yg ternodai satu sujud pada makhluk hina
lalu
kesetiaan menjadi sumpah serapah sang pangeran
membuka
bobroknya penghakiman di akhirat yg feodal
dan
dia tertawa akan lucunya para penghuni surga yg hierarkial
lalu
kata menjelma suara
menjelma
praktik nyata
menjelma
hasil yg bunuh harapan
akan
adanya masyarakat tanpa kelas
dan
kehidupan indah setelah kematian
surga
hanyalah ilusi para loyalis
neraka
hanyalah ilusi para pembangkang
dan
sayangnya penduduk a'raf tertawa riang
Lalu
kita lihat santainya Tuhan
dalam
singgasana-Nya di majlis baitul makmur
tersenyum
melihat lucunya para makhluk berkelahi
demi
memperebutkan tahta-Nya yg agung
berkat
sayembara yg tertulis dalam kitab suci
dan
semuanya adalah kesalahan ahli kitab
lalu
kita mematuhinya dengan buta
menyia-nyiakan
darah demi senyum para pendeta
lalu
kita tenggelam dalam rona riang para bhiksu
diinjak
oleh gema takbir para ustadz di keliling monas
dan
dibakar dengan satti para pemuja Khrisna
oh
Tuhan!!!
dimana
keaslian-Mu yg paling murni?
ah
biarkan mereka cipta perang dunia tiga
aku
duduk di sofa di ruang tengah
menyalakan
api di perapian agar hangat ruangan
lalu
kunyalakan tv agar melihat kanal berita
tak
lupa pop corn dan cola ada di meja samping sofa
lalu
terlelap lah aku dalam desiran berita-berita
tapi
...
sayangnya
santai hanyalah harapan
toh,
dunia belum usai
biar
kita bakar dan bunuh mereka itu
agar
tiada lagi yg menghisap kita!
0 comments:
Post a Comment