Foto perpisahan dengan sahabat yang luar biasa, Bung Fikri namanya |
Engkau difitnah, Kemudian dibungkam Karena ambisi
kekuasaan
telah kau beri apa yang mereka minta.
mimpi, martabat, tenaga, luka.
begitulah nasibmu Kawan, terimalah nasibmu itu dengan
senyuman dan jiwa yang besar
jangan mengeluh, karena keluh adalah tanda kelemahan
jiwa.
Ini bukan sebuah perpisahan, Kawan.
ini hanyalah sebuah awal,
yang dimana kita bertemu dengan persimpangan,
lalu, kita mengambil jalan kita masing-masing,
jalur yang berbeda.
Mungkin Takdir memisahkan perjuangan Kita,
namun Mimpi Kita kan ku jaga slalu membara.
Kita akan berjuang ditempat yang berbeda,
akan selalu ditempa dengan permasalahan yang membuat
kita kuat.
Aku berharap suatu saat nanti akan ada waktunya
kita bersanding lagi, mewujudkan mimpi untuk negeri
ini.
Kau adalah Sahabat terbaik dalam sebuah perjuangan
Kawan terhebat untuk dapat berdiri dan mengabdi
Guru yang luar biasa untuk belajar tersenyum dalam
kesedihan
Walau pun raga kita tak ada disini
namun mimpi-mimpi kita akan terus tumbuh dan
bermekaran
ingatlah puisi wiji thukul yang kau ceritakan padaku
"Walau kau terus saja coba membungkamnya.
Namun suaraku tak pernah bisa kau redam.
Karena kebenaran akan terus hidup.
Sekalipun kau lenyapkan kebenaran takkan mati.
Aku akan tetap ada dan berlipat ganda."
0 comments:
Post a Comment