Dua edisi dari 1932
Naskah-naskah Ekonomi-Filsafat tahun 1844 (Economic-Philosophic Manuscripts of 1884) adalah salah satu di antara tulisan-tulisan paling terkenal Marx, dan yang paling banyak diterbitkan di seluruh dunia. Tetapi meskipun buku ini telah memainkan peran utama dalam interpretasi keseluruhan pemikiran Marx, namun untuk waktu yang lama, buku ini tidak dikenal hingga kemudian terbit hampir seabad setelah penyusunannya.
Penerbitan naskah-naskah ini sama sekali bukan akhir dari cerita. Sebaliknya, penerbitannya telah memicu perselisihan yang panjang tentang karakter dari teks tersebut. Beberapa menganggapnya sebagai karya yang belum matang dibandingkan dengan kritik Marx selanjutnya tentang ekonomi politik. Yang lain menilainya sebagai landasan filosofis yang tak ternilai untuk pemikirannya, yang kehilangan intensitasnya selama bertahun-tahun saat ia mengerjakan penulisan Kapital.
Oleh karena itu, bidang penelitian menyangkut hubungan antara teori-teori ‘muda’ dari Naskah-naskah Ekonomi-Filsafat tahun 1844 dan yang ‘matang’ dari Kapital bergantung pada pertanyaan-pertanyaan berikut: Dapatkah tulisan-tulisan ‘Marx Muda’ dianggap sebagai bagian integral dari ‘Marxisme’? Apakah ada kesatuan inspirasi dan realisasi organik di seluruh karya Marx? Atau haruskah dua Marx yang berbeda diidentifikasi di dalamnya?
Konflik penafsiran juga memiliki sisi politik. Para sarjana Marx di Uni Soviet setelah awal dekade tiga puluhan, juga sebagian besar peneliti yang dekat dengan partai-partai Komunis di dalam atau terkait dengan ‘blok sosialis’, menawarkan analisis reduksionis dari Naskah-naskah Ekonomi-Filsafat tahun 1844. Sedangkan mereka yang ada dalam tradisi kritis Marxisme, menetapkan nilai yang lebih tinggi pada teks-teks ini dan menemukan di dalamnya argumen yang paling kuat (terutama dalam kaitannya dengan konsep alienasi) untuk menghancurkan monopoli penafsiran yang dilakukan oleh Uni Soviet atas karya Marx. Dalam setiap kasus, pembacaan instrumentalis menjadi contoh yang jelas tentang bagaimana konflik-konflik teoretis dan politik telah berulang kali mendistorsi karya Marx guna melayani tujuan yang tidak berkaitan dengannya.
Edisi lengkap pertama dari Naskah-naskah Ekonomi-Filsafat tahun 1844 diterbitkan pada tahun 1932, dalam bahasa Jerman. Bahkan, dua versi terbit pada tahun yang sama, dan ini menambah kebingungan tentang teks tersebut. Para sarjana Sosial Demokrat seperti Siegfried Landshut dan Jacob Peter Mayer, memasukkan naskah-naskah itu ke dalam koleksi dua jilid berjudul Historical Materialism: Early Writings. Versi kedua dari Naskah-naskah Ekonomi-Filsafat tahun 1844 yang muncul pada tahun 1932 adalah yang diedit oleh Institute Marx-Engels (IME) di Moskow dan diterbitkan dalam volume ketiga Bagian Satu dari karya-karya Marx dan Engels (Marx-Engels Gesamtausgabe). Ini adalah edisi ilmiah lengkap pertama, dan yang pertama-pertama menggunakan nama yang kemudian terkenal sebagai Naskah-naskah Ekonomi-Filsafat tahun 1844.
Satu atau dua Marx? Perselisihan tentang kesinambungan pemikiran Marx
Dua edisi tahun 1932 memunculkan banyak kontroversi karakter hermeneutik atau politik, di mana teks Marx sering terjepit di antara dua penafsran ekstrem. Yang pertama memahaminya sebagai ekspresi semata dari teori anak muda yang secara negatif diilhami oleh konsep-konsep dan terminologi filosofis, sementara yang lain menganggapnya sebagai ekspresi tertinggi humanisme Marx dan inti mendasar dari keseluruhan teori kritisnya. Dengan berlalunya waktu, para pendukung dari kedua posisi ini terlibat dalam debat yang hidup, menawarkan jawaban yang berbeda mengenai ‘kesinambungan’ dari pemikiran Marx. Apakah sebenarnya ada dua pemikir yang berbeda: Marx muda dan Marx tua? Atau apakah hanya ada satu Marx, yang keyakinannya tetap sama selama beberapa dekade?
Pertentangan antara kedua pandangan ini menjadi semakin tajam. Yang pertama, menyatukan ortodoksi Marxis-Leninis dengan orang-orang di Eropa Barat dan di tempat lain yang berbagi prinsip teoretis dan politiknya, meremehkan atau sama sekali mengabaikan pentingnya tulisan-tulisan awal Marx; mereka menyajikan karya-karya awal itu sebagai sepenuhnya dangkal dibandingkan dengan karya-karyanya kemudian dan, dengan demikian, mengembangkan konsepsi yang jelas anti-humanis dari pemikirannya. Pandangan kedua, yang diadvokasi oleh kelompok penulis yang lebih heterogen, memiliki isu bersama yakni penolakan terhadap dogmatisme Komunisme resmi dan korelasi yang ingin dibangun oleh para eksponennya antara pemikiran Marx dan politik Uni Soviet.
Kutipan dari dua protagonis utama di tahun 1960-an berikut ini memberikan contoh yang paling mendekati untuk menjelaskan pengertian dari perdebatan itu. Bagi Louis Althusser, sebagai proponen pendekatan pertama mengatakan:
Pertama-tama, setiap diskusi tentang Karya-karya Awal Marx adalah sebuah diskusi politik. Perlu kita ingatkan bahwa Karya-karya Awal Marx (…) yang ditemukan oleh Sosial-Demokrat dan dieksploitasi oleh mereka dengan maksud menghancurkan Marxisme-Leninisme? (…) Inilah lokasi dari diskusi ini: Marx Muda. Hal yang benar-benar dipertaruhkan di dalamnya: Marxisme. Ketentuan diskusi: apakah Marx Muda sudah dan sepenuhnya Marx.
Iring Fetscher, di sisi lain, berpendapat:
Tulisan-tulisan awal Marx, intinya secara tegas menyatakan pembebasan manusia dari segala bentuk eksploitasi, dominasi dan alienasi, sehingga pembaca Soviet harus memahami komentar-komentar ini sebagai kritik terhadap situasinya sendiri di bawah dominasi Stalinis. Karena alasan ini, tulisan-tulisan awal Marx tidak pernah diterbitkan dalam edisi besar dan murah dalam bahasa Rusia. Mereka dianggap sebagai karya yang relatif tidak signifikan dari Marx muda yang Hegelian yang belum mengembangkan Marxisme.
Kedua belah pihak yang berselisih ini telah mendistorsi teks Marx tersebut dengan berbagai cara. Kalangan ‘Ortodoks’ menyangkal pentingnya Naskah-naskah Ekonomi-Filsafat tahun 1844 (meskipun sangat diperlukan untuk memahami evolusi pemikiran Marx) dan dengan teguh memegang keyakinan ini sehingga mereka mengeluarkan naskah-naskah tersebut dari edisi Rusia dan Jerman pada karya lengkap Marx dan Engels. Di sisi lain, banyak perwakilan dari apa yang disebut ‘Marxisme Barat’, serta sejumlah filsuf eksistensialis, mengambil sketsa yang belum selesai dari seorang mahasiswa muda yang tidak mahir dalam teori ekonomi dan melabelinya nilai yang lebih besar ketimbang Kapital, produk yang dihasilkan setelah melalui lebih dari dua puluh tahun penelitian.***
0 comments:
Post a Comment