Ada ungkapan yang sering
dilontarkan selama pandemi COVID-19: “Semuanya tidak akan pernah sama lagi
seperti dulu”. Kemudian muncul kesadaran bahwa sementara perubahan-perubahan
yang sedang berlangsung terbilang banyak dan besar, hal-hal yang berjalan
seperti biasanya juga tidak sedikit. Hari ini orang cenderung mengatakan bahwa
pandemi menunjukkan—bahkan—mempercepat, proses-proses yang telah berlangsung
sebelumnya. Salah satunya adalah tumbuhnya ketimpangan-ketimpangan sosial.
Apakah Marx tetap diperlukan untuk memahami faktor-faktor di balik ketimpangan,
bentuk-bentuk dan kemungkinan melawannya? Kami membahas soal-soal ini dengan
Marcello Musto, seorang profesor sosiologi di York University, Toronto dan
sosok otoritatif dari kebangkitan studi Marxis belakangan ini.
Kontribusinya mencakup
serangkaian monograf brilian dan sukses, yaitu Another Marx: Early Manuscripts
to the International (Bloomsbury, 2018) dan The Last Years of Karl Marx: An Intellectual
Biography (Stanford, 2020). Ia juga menyunting berbagai bunga rampai, termasuk
Marx’s Capital after 150 Years: Critique and Alternative to Capitalism
(Routledge, 2019), The Marx’s Revival: Key Concepts and New Interpretations
(Cambridge University Press, 2020). Tulisan-tulisannya bisa dilihat di www.marcellomusto.org.