Saturday, March 29, 2014 0 comments

Computational Science Graduation Day(arak arakan KMIK part 1)

Wisuda, hari dimana setiap mahasiswa ingin melaluinya, karena dihari itu tuntas sudah semua tanggung jawab kita sebagai mahasiswa, peluh kesah, capek karna ngerjain tugas, capek belajar selama 4 tahun kuliah, dihari itulah garis finish kita(sebagai tujuan kita) saat pertama kali kita menginjakkan kaki dikampus. Saat wisuda ada kebahagiaan yang dirasakan oleh mahasiswa yang sudah lulus, dan dihari yang sama juga termasuk hari yang bahagia untuk mahasiswa dibawahnya.
Yups, di kampus ku ada ritual penting saat hari wisuda, yaitu arak-arakan wisudawan, hari ini ada belasan kakak-kakak kami yang lulus dari prodi S1 Ilmu Komputasi, dan otomatis sebagai junior kami memberikan penghormatan terakhir untuk kakak-kakak kami dengan mengadakan acara arak-arakan(megarak wisudawan keliling kampus).



Konsep dan segala seseatu sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelum hari wisudaan tiba. Pukul 9 kami kumpul di gedung P untuk mempersiapkan peralatan dan berangkat bareng ke gedung keong. Karena masih ada ujian bahas inggris, mahasiswa 2013 nya nggak bisa dateng waktu berangkat ke gedung keongnya, jadi hanya mahasiswa 2012 dan 2011 saja yang bersiap-siap didepan gedung p.
Wednesday, March 12, 2014 0 comments

Warna-Warni



Ketika Kamu berdiri di tengah kehancuran
Ketika kamu sedang menunggu di tepi yang tidak diketahui
Dengan bencana itu, hujan turun , mengeluarkan semua isinya
Kamu ada di sana , mustahil sendiri

Apakah Kamu merasa kedinginan dan kehilangan asa
Kamu membangun harapan , tetapi kegagalan itu,
Semua yang Kamu ketahui
mengingatkan semua kesedihan dan frustrasi
Dan membiarkannya pergi , biarkan saja .
Saturday, March 8, 2014 0 comments

Wajah Demokrasi Mahasiswa

Aksi-aksi mahasiswa sepanjang perjalanan Bangsa Indonesia sangat berharga untuk dipelajari serta memaknai aksi mahasiswa hari ini.
 Terdapat jarak yang jauh antara mahasiswa zaman dulu dan mahasiswa zaman sekarang yang memicu pertanyaan eksistensi dan kontribusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pada mahasiswa saat ini.
 Memang saya tidak hidup dijaman saat mahasiswa-mahasiswa menggulingkan Orde lama Maupun Orde Baru. Dijaman majasiswa yang turun kejalan karena 100% membela kepentingan rakyat. Tapi, semua orangpun tahu bahwa ada jurang pemisah antara mahasiswa dulu dan sekarang.
Sebut saja soal ber-demokrasi pada level kampus kita tercinta. Sepertinya, kita masih harus terus belajar bagaimana mewujudkan demokrasi secara praktikal dan esensial, mengingat terdapat ketimpangan yang kita rasakan di sana-sini. Banyak sekali yang akan kita keluhkan mulai dari soal menjamurnya mahasiswa yang apatis sekaligus pragmatis sampai soal detail-detail peran jajaran wakil mahasiswa yang terlampau sibuk mengibarkan bendera partainya. Itu semua adalah akibat konstruksi demokrasi yang belum kuat mencengkeram akar-akar substansi kehidupan mahasiswa.
Tuesday, March 4, 2014 0 comments

Gerimis Bulan Maret yang Meruncing Merah


Kau tak akan pernah membayangkan betapa gerimis bulan maret bakal seruncing ini, va. Kau tak akan pernah tahu suara beduk magrib pada hari kemarin teramat mengiris dan adzan yang berkumandang menjelang magrib itu mengingatkanku pada kebodohanmu memaknai bendera-bendera kemenangan yang terpancang di langit yang memerah.
Tentu saat itu gerimis tak sedang mendera medan perang yang riuh oleh denting pedang atau tombak yang sedang beradu. Tentu kilat juga tak sedang menyambar-nyambar di keriuhan ringkik kuda dan debu-debu yang beterbangan seperti abu. Namun, siapa pun tahu, serupa gerimis, anak panah-anak panah dari busur-busur buta itu kian mendesing, mengabaikan jerit, mengabaikan mayat-mayat yang telah mengonggok di bukit berbatu.
Dan kau, Va, mengapa masih mengasah pedang juga? Mengapa pada saat tak ada burung-burung ababil melintas di atas kuburan kau tetap mengenang pertempuran sengit di bukit itu? Bukankah telah kau hentikan segala dahaga dan sakit yang mengharu-biru?
Monday, March 3, 2014 0 comments

Resensi Novel Burlian (Tere Liye) Serial Anak-anak Mamak

Wah sudah 1 minggu ini aku membaca buku yang sangat mengesankan disela-sela waktu kuliah dan tugas-tugas yang menggunung. seperti karya bang tere liye lainya buku yang berjudul ”BURLIAN” ini  sangat menarik bagi ku, karena kita diseret kedalam dunia anak-anak yang menyenangkan, rasa keingin tahuan yang besar dan pada dunia tanpa pemikiran-pemikiran terlebih dahulu sebelum bertindak yang malah menimbulkan rasa keragu-raguan untuk bertindak.
Seperti awal bulan yang lalu, saat jadwal rutinku ke salah satu toku buku besar di kota bandung(sebut aja Gramedia), saat masuk langsung disuguhkan dengan tumpukan buku bestseller, aku mengambil salah satu buku, dilihat dari covernya buku ini memang kurang menarik karena gambar sampulnya yang kurang menjual(menurut saya). Karena disampul bukunya ada nama pengarangnya bertuliskan Tere Liye, maka dengan rasa penasaran langsung membuka bukunya, lalu aku menemukan tulisan “Kamu selalu menjadi anak yang Special burlian”.
Sunday, March 2, 2014 0 comments

Keheningan Ini


aku tahu dimana semua itu akan jatuh
aku merasakan ini sebelumnya.
dunia menjadi benar-benar hening.
aku mendengar detak jantungku menyambar ketelinga.
apakah ini... tepi kematian..?
aku merasakan hehadiran pertikel-partikel berjatuhan.
seperti sesuatu yanghidup..
tapi bukanlah kehadiran..
sesuatu yang lebih berbeda..nafas.
nafas dari pertikel-partikel ini.
pohonpn memiliki nafasnya..
dan debu pun juga, inikah maksudnya..?
untuk tidak membunuh apapun..untuk mengetahui nafasnya.
ini adalah kekuatan yang akan memotong logam.
semua sisinya adalah keyakinan bahwa aku bisa mememnangakn pertarungan ini.
terima kasih karena membuat ku belajar..


0 comments

Penghambaanku padaMU ya Rab


Hamba kembali menghadapmu ya Allah
bersama ribuan ayat sucimu, diatas lembaran sajadah panjang ini
lidah hamba terbata-bata, tapi mata dan lantai ini terus menujumu
jangan palingkan wajahmu, jangan palingkan wajahmu dari ya rab
engkaulah satu-satunya arahku saat ini, wahai sang penguasa hari akhir

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu akbar.
wahai Rab ku, janganlah berjarak denganku
engkau yang tak terhingga, kuasaMU yang membuatku berputus asa
kecuali Engkau yang menuntunku, melewati huruf demi huruf firmanMU
 
;