Akhirnya setelah lama tak membaca novel, karena sibuk baca
buku-buku bertema sejarah. Setelah selesai membaca buku yang menurut ku langka
karna sulit didapet, dengan penuh perjuangan ahkirnya barangnya datang juga,
buku biografi presiden pertama RI, yang ditulis oleh Chindi Adams yang berjudul
“Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia”. Oke cukup sampai disini basa
basinya, 3 bulan yang lalu aku sempat tergila-gila dengan novel-novel karya bang
Tere Liye, dan aku sempat membuat 3 resensi novelnya (Burian, Pukat, dan Eliana)3
buku dari serial anak-anak mamak.
Novel ini sebenrnya sudah lama aku beli, tapi karna ada
buku-buku yang menarik untuk disesaikan dulu bacanya. Novel ini berjudul “Amelia” . bukunya cukup menghibur dan
ringan bahkan hanya perlu waktu 5 jam untuk menyelesaikanya, heheheh bacanya
fasttrack. Oke langsung aja ya kita kupas novelnya.
Judul :
Amelia, Serial Anak-Anak Mamak Buku-1
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika
Cetakan : I, Oktober 2013
Tebal : vi, 392 Halaman
Novel
Amelia, serial anak-anak mamak merupakan seri pertama namun terbit pada sesi
terakhir, mengapa? Jawabanya saya tidak tahu, yang tahu hanya tuhan dan bang
Tere Liye saja, hahahaha. Bang Tere liya mengisahkan tidak selamanya anak
bungsu itu berperilaku cengeng, manja dan tidak bisa diatur. Buktinya pada
sosok Amelia, yang terlahir dengan perilaku yang kuat, tidak pernah menyerah,
sekalipun situasinya menyadaekanya bahwa anak bungsu pada akhirnya akan tetap
menjadi “penunggu rumah” dan sejauh apapun ia pergi, takdir akan membawanya
kembali.
Dari
kecil Amelia disebut oleh mamak dan bapaknya Amelia si gadis bungsu yang kuat. Terlahir
menjadi bungsu, membuatnya tidak terima dengan kenyataan, selalu ingin bertukar
posisi dengan kakak sulungnya, Eliana. Baginya menjadi bungsu hanyalah korban perintah-perintah kakaknya,
selalu disuruh-suruh dan selalu menjadi penunggu rumah. Selain memiliki kakak
sulung yang selalu ngetur-ngetur, Amelia juga memiliki dua kakak laki-laki yang
tak kalah menyebalkanya dengan Eliana, yang setiap hari menjahili dan ngeledek
Amelia, kakak kedua Pukat si anak pandai, dan si Burlian si anak special.
Saking
inginya bertukar posisi dengan kakaknya, Elinana. Amelia ingin sekali dipanggil
Eli, yang dari penggalan namanya juga dari Am-Eli-a. amel tidak pernah tahu
bahwa sulit sekali menjadi anak sulung, dia bersikeras tidak ingin menjadi anak
bungsu, ngotot sekali untuk menjadi anak sulung itu lebih menyenangkan, bisa
ngatur-ngatur sesukanya, merintah ini memerinta itu.
Dalam
kisah Amelia ini, bang Tere Liye menyampaikan pesan moral tentang keharusan
anak manusia merantau dan menjelajah dunia untuk menuntut ilmu, sekalipun ia
anak perempuan dan bungsu pula. Itulah yang dilakukan Amelia, sekalipun Kak
Pukat dan Burlian selalu mengatakan bahwa Amelia akan tetap jadi penunggu
rumah, tidak akan pernah kemana-mana, tetap tinggal di kampung halaman.
Akhirnya Amelia tetap bisa membuktikan bahwa anak bungsu yang dulu selalu jadi
“korban” perintah kakak-kakaknya bisa menyelesaikan gelar doktor dalam bidag
Pedagogi, juga menyelesaikan studi dalam bidang Pertanian Kultur Jaringan,
karena demi kampung tercintalah si bungsu Amelia mengambil jurusan tersebut,
gigih sekali ingin kampung tercinta memiliki lahan kopi yang produktif. Bahkan
Amelia sudah menyusul kak Pukat sampai ke Belanda.
Setelah
merantau dan menuntut ilmu dalam bidang pertanian, apakah Amelia akan tetap
menjadi “Penunggu Rumah” seperti yang selalu disampirkan di namanya? Apakah
cita-cita Amelia sebenarnya? Apakah hanya ingin jadi petani di kampung mereka?
Dan apakah usaha Amelia bersama teman-teman dalam mengajukan rencana besar
untuk merubah bibit kopi yang produktif berhasil terlaksana? Wah banyak sekali
pertanyaan yang saya lontarkan.
Kalau
kalian tahu apa yang dilakukan Amelia setelah menuntut ilmu sampai negeri
kincir angin, lalu mewujudkan cita-cita yang sedari awal tak pernah ia ketahui,
dan ternyata cita-cita tersebut dekat sekali dengan kehidupannya. Apakah kalian
akan menganggap Amelia si bungsu yang “bodoh”? atau si bungsu yang mulia? Maka
kalian harus baca bukunya, temukan sensasi “riangnya” jadi anak bungsu. Dan
baca juga serial kakak-kakaknya, Eliana, Pukat dan Burlian. Selalu ada hikmah
di setiap lembar kisah mereka.
Resensi novel Serial Anak-Anak Mamak
Buku #1 Novel Burlian (Si Anak Spesial)
Buku #2 Novel Pukat (Si Anak Jenius)
Buku #3 Novel Eliana (si Anak Pemberani)
0 comments:
Post a Comment