”Bagiku waktu selalu pagi, diantara potongan dua puluh empat jam dalam sehari, bagiku pagi adalah waktu yang paling indah. Ketika janji – janji baru muncul seiring embun menggelayut diujung dedaunan. Ketika harapan – harapan baru merekah bersama kabut yang mengambang di persawahan hingga nun jauh di kaki pegunungan. Pagi, berarti satu hari yang melelahkan terlampau lagi. Pagi, berarti satu malam dengan mimpi – mimpi yang menyesakkan terlewati lagi; malam – malam panjang, gerakan tubuh resah, kerinduan, dan helaan napas tertahan.” –Tere Liye
Kata kata diatas
adalah penegasan dari tokoh tegar dalam salah satu novel tere liye, ya mungkin
ada benarnya. Akhir-akhir ini aku memaknai waktu seperti apa yang tokoh novel
itu pikirkan, setiap pagi yang diawali oleh fajar diufuk timur, seiring dengan
embun-embun yang mengkristal diatas rumput-rumput didepan kamarku. Jatuh seiring
dentingan waktu yang berlalu bersama kesedihan. Pagi selalu menawarkan hal-hal
baru untuk dilalui dihari itu. Seakan-akan fajar mengikis kesedihan yang ada
dihati ini.
Jadi tetep
semangat dan terus berdoa agar kita selalu bertemu dengan fajar diufuk timur,
mega merah saat detik-detik matahari muncul saat aku melihat nya seakan-akan
waktu telah berhenti sejanak dan berhanti bernafas karna melihat kejadian yang
menajubkan. Jadi inget teman susah apapun runtangan yang kau hadapi di tengah
jalan unntuk menggapai impianmu, kau selalu ingat disetiap gelap malam pasti
akan diakhiri dengan terangnya fajar, disetiap keresahan selalu ada pagi yang
menawarkan keceriaan.
Tetap tersenyum kawan.
0 comments:
Post a Comment