Hidup
Marhaen!!! Hidup Buruh Tani!!!
Hidup
Miskin Kota!!! Hidup Rakyat!!!
Saya
dengan sadar melihat aksi yang dilakukan oleh mahasiswa belakangan ini hanyalah
aksi-aksi ceremonial saja, aksi yang ingin diliput oleh media-media. Aksi yang mengatas
namakan rakyat tertindas, dan dengan melihat rakyat yang tertindas ini
mahasiswa langsung turun kejalan teriak dengan lantang seakan-akan teriakan itu
ialah rintihan anak jalanan yang kelaparan, teriakan atas kaum yang ditindas. Namun
apakah mahasiswa ini bersentuhan langsung dengan rakyat tertindas yang ia
gunakan diteriakkan tadi? Apakah sudah merasakan tidur satu tempat dengan
mereka? Susahnya cari tempat tidur dibawah fly over? Dan memakan makanan sisa?
setidaknya berbagi kebahagiaan dengan bercanda dan berinteraksi langsung dengan
mereaka. Saya husnudzon bahwa rekan-rekan mahasiswa ini telah mencoba merasakan
susahnya saudara-saudara kita, yang dipinjam namanya untuk berteriak lantang kepada
pengusa negeri.
Namun
yang jadi sorot utama dalam tulisan saya ini ialah pergerakan mahasiswa yang
dikhususkan dalam sebuah aksi turun kejalan yang hanya untuk eksistensi semata,
hanya untuk menjual nama suatu golongan, mencari perhatian public agar nama
institusinya dipandang, memuaskan egonya untuk ingin menjadi kepala pergerakan
tidak mau menjadi ekor, dan lain-lain yang dibungkus dengan kado ekslusif demi menyuarakan
Aspirasi rakyat (aspirasi mahasiswa untuk rakyat). Aksi-aksi seperti ini dapat
dibedakan dengan dilihat dari konsistensi aksinya, aksi mahasiswa yang murni
berjuang untuk rakyat, akan konsisten berjuang dalam aksinya dengan isu yang
sama, terus-menerus, jika tidak didengar maka teriakkan lagi, lagi dan lagi
hingga tuntutan tersebut terpenuhi oleh pihak terkait.
Jika
aksi mahasiswa ini benar-benar murni dilandasi oleh keinginan untuk berjuang
demi rakyat, maka contohlah perjuangan yang dilakukan oleh Conception Picciotto.
Connie (Conception Picciotto) adalah pendekar demonstran dunia, mereka memang
sudah begitu lama berdemonstrasi dengan cara menetap(membuat tenda dan menginap)
di depan White House atau rumah dinas kepresidenan Amerika Serikat, Aksi itu
dimulai pada 3 Juni 1981. Ia melakukan demo selama 24 Jam/hari, 366 hari/tahun.
Total hingga sekarang, sudah 28 tahun demi “perdamaian
dunia” yang mereka cita citakan.
Perkemahan connie didepan White House |
Jika
kemarin Mahasiswa turun kejalan menuntut sikap pemerintah atas masalah penanganan
bencana Asap diSumatera, maka teruslah bergerak turun kejalan dengan isu yang
sama hingga penanganan bencana Asap diSumatera tuntas, barulah beralih keisu
yang lain bergerak dengan semangat perjuangan yang lebih berkobar lagi.
Lalu,
ada satu hal keresahan yang saya rasakan ketika melakukan aksi turun kejalan. Keresahan
itu ialah sebuah pertanyaan yang sangat menyakitkan bagi para pejuang aksi
turun kejalan, yaitu sebuah pertanyaan “Kita
Berjuang untuk siapa? kita aksi atas nama siapa? Atas nama rakyat? rakyat yang
mana?” ketika kita aksi dibawah terik matahari, ketika kita lelah setelah
teriak untuk menyampaikan aspirasi yang katanya aspirasi tersebut ialah aspirasi
dari rakyat. Rakyat yang mana? ketika rakyat sendiri tidak tahu bahwa Mahasiswa
aksi turun kejalan saat itu untuk menyampaikan aspirasi mereka, yang lucunya
lagi rakyat tidak mengetahui aspirasi yang diteriakkan oleh mahasiswa saat
membuat kemacetan jalan.
Ketika
mahasiswa aksi turun kejalan yang membuat kemacetan kota alih-alih hanya untuk
ingin diperhatikan oleh publik lalu didengar orasi-orasinya, saya rasa sama
halnya dengan seorang anak kecil yang merengek menangis hanya untuk mencari
perhatian orang tuanya. Namun, saya tegaskan lagi tujuan saya membuat tulisan
ini tidak ada maksud lain, iyalah hanya ingin memberi suatu gagasan atau ide
untuk membuat suatu pergerakan REVOLUSI yang lebih besar lagi, untuk membuat mendarah
dagingnya semangat REVOLUSIONER dalam jiwa mahasiswa.
HIDUP
MAHASISWA !!!
Suatu
pergerakan perjuangan yang bertujuan untuk kesejahteraan nasional ialah perlu
pergerakan yang nasional pula, pergerakan yang tidak hanya bergejolak dikota
atau daerah tertentu saja. Tidak logis ketika suatu pergerakan yang bertujuan
kesejahteraan Nasional (se-Indonesia) yang bergejolak hanya mahasiswa diBandung
saja. Namun perlu adanya gejolak pergerakan yang serentak diseluruh penjuru
negeri, demi terciptanya suatu pergerakan Persatuan Nasional maka kita harus
menurunkan ego masing-masing. Kita tidak lagi tersekat dalam pandangan kedaerahan,
suku, ras, agama, kelompok, Himpinan Mahasiswa A, Gerakan Mahasiswa B, Kesatuan
Aksi C, Alliansi BEM D, dan lainlain.
Kita
hanya perlu satu pandangan pemersatu bahwa kita memiliki semangat yang sama,
memiliki kesamaan sejarah, memiliki kesamaan nasib, memiliki latar belakang dan
tujuan yang sama yaitu “Kesejahtaraan social bagi seluruh rakyat
Indonesia” , dan terbentuknya Kesatuan
Gerakan Mahasiswa se-Indonesia (KGMI) suatu gerakan yang tidak hanya
segolongan mahasiswa saja, namun pergerakan seluruh manusia yang memiliki
status Mahasiswa Indonesia diinstitusi manapun,didalam maupun diluar negeri. Yang
ketika melakukan gerakan serentak tidak lagi mengakat bendera-bendera
kepentiangan mereka, seperti Himpunan A, Gerakan B, Kesatuan C, Alliansi D, BEM
E dll. Namun hanya ada satu bendera yang berkibar saat adanya gerakan tersebut
yaitu berkibarnya sang Merah Putih, Bendera Republik Indonesia.
Saat
pergerakan KGMI ini bergejolak, dan pecahnya suatu demonstrasi Nasional maka Mahasiswa
tidak lagi berada didepan dan berteriak untuk rakyat. Namun Rakyat sendirilah yang berinisiatif untuk Berfikier, Bergerak dan Berjuang untuk membebaskan ketertindasan
atas dirinya. Lalu disaat rakyat bisa mandiri untuk membebaskan dirinya
dari ketidak adilan dimana posisi Mahasiswa? Mahasiswa akan berada
ditengah-tengah Rakyat untuk membantu mewujudkan cita-cita pergerakan yaitu
Kesejahteraan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Untuk
mewujudkan Gagasan diatas perlunya pembagian tugas yang jelas didalam tubuh
KGMI, mahasiswa yang pandai berdialektika maka buat ruang-ruang diskusi
mahasiswa, jika ada mahasiswa yang pandai agitasi dan propaganda maka orasi
untuk membuka pikiran mahasiswa-mahasiswa, setelah dilingkuangan mahasiswa
sudah terbuka pikiranya maka langsung turun kerakyat. seluruh mahasiswa disebar
masuk kekampung-kampung, memberikan wawasan, advokasi dan membuka pikiran
rakyat satu demi satu, sampai rakyat insaf dan sadar untuk berinisiatif
Berfikir, Bergerak dan Berjuang untuk membebaskan ketertindasan atas dirinya.
Lalu mahasiswa ikut dalam pergerakan Rakyat tersebut. Inilah maksud Mahasiswa
sebagai Agent of change, inilah mahasiswa sebagi penggerak, sebagai pembaharu
bukan didepan rakyat, namun bergerak bersama Rakyat.
HIDUP
MAHASISWA!!!
HIDUP
RAKYAT INDONESIA!!!
Pergerakan
Mahasiswa tidak hanya seperti riak kecil ditepi danau, yang berdemonstrai
dengan kelompok-kelompok kecil, Namun Pergerakan Mahasiswa ialah harus seperti
Ombak disamudera. Gemuruh suaranya dapat menggetarkan Bumi jalanan dan langit-langit
gedung tinggi di Ibukota. Gerakannya bak Gelombang Tsunami yang menghantam
terus-menerus hingga hancurnya dinding-dinding hati para penguasa yang
tertidur. Pergerakan Mahasiswa ialah harus menjadi mimpi buruk bagi para wakil
Rakyat yang tertidur hatinya, tertutup matanya atas kemiskinan rakyat.
Pergerakan
Mahasiswa ialah harus bagai Matahari yang menyinari rakyat dari kegelapan
ketidak pedulian, cahaya yang menuntun pada kesadaran dan keinsafan untuk
Berfikir, Bergerak dan Berjuang untuk membebaskan ketertindasan atas dirinya. Pergerakan
Mahasiswa ialah harus bagai Angin topan yang mengamuk bak badai yang memporak
porandakan suatu system penindasan. Pergerakan Mahasiswa ialah harus bagai air
oasis yang berada ditengah gurun yang memberi harapan dan pembangunan untuk
Memajukan Negerinya.
dan
Camkan dihati dan pikiran rekan-rekan bahwa perjuangan pergerakan mahasiswa
ialah harus untuk membebaskan rakyat dari ketertindasan, dan yakinkan pula dihati
rekan-rekan bahwa perjuangan itu ialah suatu perjuangan yang suci, perjuangan
yang bersih tanpa ada kepentingan apapun, kecuali kepentingan Rakyat.
“WAHAI
MAHASISWA DISELURUH INDONESIA, BERSATULAH !!!”
0 comments:
Post a Comment