Showing posts with label Telkom University. Show all posts
Showing posts with label Telkom University. Show all posts
Thursday, March 14, 2019 0 comments

Thesis Mahasiswa Menurut Analisis Marxis


Pengamatan terbaru terhadap mahasiswa saat ini :
1.      Saya kecewa ketika para mahasiswa tidak bertindak sebagai mahasiswa lagi. Pengungkapan 3 konsep fungsi mahasiswa yang pernah saya tulis dan saya sampaikan tidak lagi dijiwai oleh para mahasiswa tersebut.
2.      Beberapa missal sederhana tentang bobroknya mahasiswa masa kini salah satunya adalah membaca presentasi bukan mempresentasikan bacaan. Hal ini adalah salah satu bukti kemunduran intelektual mahasiswa. Padahal tugas mahasiswa sebagai pengembang ilmu sudah sepantasnya memberikan pengajaran argumentatif dengan kajian yang sudah cukup mendalam.
3.      Memang diakui, kreatifitas mahasiswa saat ini mencapai tingkat yang inovatif, berarti para mahasiswa berhasil mengembangkan kemampuan seni dan verbalistiknya secara tajam dan mendalam.
4.      Beberapa mahasiswa secara sadar merubah dirinya menjadi seorang yang revolusioner juga mengaku sebagai motor penggerak rakyat, tetapi sekali lagi mereka melupakan salah satu fungsi pokok mahasiswa yaitu berpikir kritis solutif.
5.      Adapun yang berpikir kritis, tetapi hanya menjadi bumbu omong kosong yang nyata. Apalagi disertai dengan tindakan yang tidak mencerminkan mereka sebagai seorang intelektual terdidik.
6.      Beberapa sanggup mengembangkan ilmu hingga ke tingkat yang paling membanggakan, tetapi mereka salah menafsirkan sehingga muncul persepsi egoisitas dan hilangnya rasa Sosialisme Intelektual di kalangan mereka.
7.      Beberapa dari mereka mencoba bergabung atau membentuk organisasi berlatar belakang paham kiri. Mahasiswa seperti ini sadar akan tujuan dari oposisi pemerintahan, tetapi tidak disertai kajian yang dalam, kita mengetahui bahwa jika paham merah tersebut tidak di mengerti dengan benar akan menimbulkan salah artian atau persepsi negative yang menjurus ke tindakan ekstrimitas yang ceroboh.
8.      Karena semakin maraknya Universalisme dalam paham Kapital – Liberal, maka mahasiswa sebagai garda depan tidak luput dari imbas tersebut. Hasilnya mereka semakin individualistis dan tidak lagi mencerminkan Sosialitas, jauh dari asas pokok bangsa Indonesia yang pernah di sampaikan Bung Karno yaitu “Gotong Royong”.
9.      Beberapa mahasiswa yang saya apresiasi adalah karena mereka mencoba memurnikan ajaran Pancasila. Seperti yang kita ketahui, merebaknya Universalisme Liberal telah mengubah arah dari filsafat Pancasila yang tidak lagi murni seperti pada awalnya.
10.  Organisasi – organisasi Mahasiswa masa kini yang berbeda asas dan paham seringkali bertikai, lebih parahnya lagi mereka mengakui hal itu terjadi karena atas nama rakyat.
11.  Pokok – pokok yang terjadi di atas adalah karena mereka kehilangan salah satu asas pokok kehidupan mansia yaitu agama. Mereka mencoba menyalahkan agama atas apa yang telah terjadi di kalangan masyarakat, yaitu pertentangan antar kelas, atau lebih parahnya lagi pertikaian, mengacu kepada pemikiran Marx yang disalah artikan oleh mereka.
12.  Pokok – pokok tersebut harusnya di kritisasi sehingga menghasilkan suatu solusi dari arah pergerakan mahasiswa Indonesia kedepannya, bukan menjadi suatu These yang tiada artinya sama sekali.

Antithese dari These Tentang Mahasiswa saat ini
1.            Mengembangkan 3 fungsi pokok kemahasiswaan yang pernah saya sampaikan pada forum diskusi atau tulisan – tulisan sebelumnya.
2.            Menghilangkan dan menghindari arus Universalisme paham Kapital – Liberal yang tidak sesuai dengan asas bangsa Indonesia yaitu “Gotong Royong”.
3.            Menerapkan prinsip Sosialisme Intelektual dengan menilik dari ajaran Robert Owen, Marx, Engels, dan para tokoh pergerakan Indonesia pada masa awal kemerdekaan.
4.            Mengembangkan salah satu asas pokok kehidupan manusia yaitu keagamaan, tentunya bukan berarti kita harus menelan mentah – mentah ajaran agama, tetapi melalui kajian yang dalam sehingga kita paham apa sebenarnya fungsi agama tersebut di masyarakat.

Synthese Mahasiswa saat ini
“ Menciptakan mahasiswa yang memiliki modal yang cukup untuk menjadi pengemban intelektual ilmiah yang berasaskan Sosialisme Agama dan menjadi motor penggerak bangsa Indonesia yang berada di garda depan dalam membawa arus masyarakat ke kehidupan yang modern dan sejahtera serta bisa bersaing dengan bangsa yang lainnya di dunia.”
Monday, August 15, 2016 0 comments

[Impian] Badan Eksekutif Mahasiswa yang Hendak Kita Wujudkan (Bagian 2)


HIDUP MAHASISWA..!!!
“sudah habis waktu tuk mengabdi kepada Almamater ini, keadaan tak mendukung untuk berbuat lebih. Semoga tulisan(pemikiran/gagasan) ini dapat menjadi peta(gambaran) serta bekal untuk membantu adik-adik berjuang dimasa yang akan datang…MERDEKA!!!”
Pada tulisan sebelumnya saya menuangkan gagasan tentang program jangka panjang (Disini) yang dapat digunakan untuk membangun pergerakan, pengkoordinasian dan cipta kondisi alur kerja(Birokrasi) organisasi Lembaga eksekutif tingkat Universitas (BEM Kema Tel-U) dalam jangka empat tahun. Jika dianalogikan kita ingin membangun sebuah rumah, maka kita harus memulai membangun pondasi rumah terlebih dahulu. Maka selama empat tahun ini kita membangun pondasi yang kuat, agar dikemudian hari rumah yang kita bangun ini kokoh dalam menghadapi badai dan guncangan.
 Setelah pondasi yang kita bangun ini sudah kuat, maka tahap berikutnya kita serahkan kepada generasi- penerus untuk meneruskan membangun rumah(Tel-U) agar dapat menjadi sebuah rumah perjuangan yang nyaman serta kondusif untuk memajukan Almamater, Kesejahteraan rakyat dan Bangsa Indonesia.
Monday, June 27, 2016 1 comments

[Impian] Membangun Kampus Melalui Lembaga Eksekutif (Bagian 1)



Hidup Mahasiswa!!!
Melihat dari kinerja sejauh ini, BEM kema Tel-U(kabinet 2014, Kabinet 2015 maupun kabinet 2016) menurut opini saya belum mampu membentuk lingkungan kampus yang ideal untuk membuat perubahan yang sangat signifikan terhadap permasalahan diinternal(atau mungkin angan-angan saya yang kentinggian, hehehhe). Bahkan banyak terdengar suara sumbang dari mahasiswa bahkan dari beberapa lembaga internal kampus pun ikut-ikutan berbisik atas ketidak puasan mereka terhadap kinerja BEM kema Telkom yang sudah berusia hampir tiga tahun ini.
Jika dilihat dari usia yang hampir menginjak angka tiga tahun, maka seharusnya BEM kema Telkom sudah mampu membuat dasar pondasi yang kuat untuk memulai menjalankan program-program kerja jangka panjang yang selaras dengan visi/misi institusi. Dari pandangan saya, kongres mahasiswa yang dilaksanaka pada awal tahun mampu menghasilkan kesepakatan sebuah blueprint program kerja kontinu (program kerja jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang).
Program kerja yang dibuat untuk pembangunan yang maksimal, jadi saat pergantian presiden tidak selalu dimulai dari awal, melainkan meneruskan program kerja jangka panjang yang sesuai kebutuhan dan tujuan dibentuknya KEMA tel-u. Presiden mahasiswa yang baru dilantik dapat melaksanakan program-program kerjanya selama jabatan, namun harus ikut serta pula mensukseskan program kerja jangka panjang yang telah menjadi hasil kesepakatan didalam kongres mahasiswa diawal tahun.
Mungkin saya akan sedikit bercerita tentang angan-angan saya untuk gambaran jangka panjang untuk BEM Kema Tel-U yang saya cintai ini:
Friday, June 10, 2016 0 comments

​Catatan Harian : Ahmad Wahib


Buku catatan hariannya ditemukan setelah ia wafat. Ia terus menulis dalam buku catatan itu, meskipun tidak konstan, sejak pertama kali ia tiba di Yogya pada 1961. Catatan-catatanya itu bertambah detail dan serius pada sekitar 1966 dan, sejak akhir 1968, sedikit demi sedikit mengambil bentuk esai-esai pendek mengenai berbagai aspek kehidupan budaya, keagamaan dan politik di Indonesia. Buku catatan ini kemudian disunting kawan dekat dan koleganya di HMI, Djohan Effendi, yang bersamanya menyatakan keluar dari organisasi tersebut, pada hari yang sama dan dengan alasan-alasan yang juga sama. Catatan-catatan yang dipilih untuk diterbitkan itu kemudian dibagi-bagi ke dalam empat tema besar: “ Ikhtiar Menjawab Masalah Keagamaan”, “Meneropong Politik dan Budaya Tanah Air”, “Dari Dunia Kemahasiswaan dan Keilmuan” dan “Pribadi yang selalu gelisah”.
-------
Terutama paling penting adalah catatan-catatan Wahib tentang agama. Salah satu kunci gagasan-gagasan keagamaannya adalah seperti yang ditulisnya pada 15 Juli 1969:
"Saya malah berpendapat bahwa andaikata Nabi Muhammad datang lagi di dunia sekarang, menyaksikan bagian-bagian yang modern dan yang belum, serta melihat pikiran-pikiran manusia yang ada, saya berkepastian bahwa banyak di antara hadits-hadits Nabi yang sekarang ini umumnya dipahami secara telanjang oleh pengikut-pengikutnya, akan dicabut oleh Nabi peredaran dan diganti dengan hadits-hadits lain."
--------
Wahib sepenuhnya sadar bahwa ia harus menghadapi sendiri masalah-masalah yang menurutnya tak bisa diatasi para ulama tersebut. Masalah itu adalah: bagaimana menerjemahkan wahyu, dari yang seberang masa dan mengatasi segala waktu, ke dalam bentuk yang cocok dengan waktu dan tempat tertentu, tanpa bersikap tidak jujur dan tidak adil terhadap asal-usulnya yang suci dan tak terciptakan. Maka, pada 28 Maret 1969, Wahib menulis demikian:
"Aku belum tahu apakah Islam itu sebenarnya. Aku baru tahu Islam menurut HAMKA, Islam menurut Natsir, Islam menurut Abduh, Islam menurut ulamaulama kuno, Islam menurut Djohan, Islam menurut Subki, Islam menurut yang lain-lain."
"Dan terus terang aku tidak puas. Yang kucari belum ketemu, belum terdapat, yaitu Islam menurut Allah, pembuatnya. Bagaimana? Langsung studi dari Qur‟an dan Sunnah? Akan kucoba. Tapi orang-orang lain pun akan beranggapan bahwa yang kudapat itu adalah Islam menurut aku sendiri. Tapi biar, yang penting adalah keyakinan dalam akal sehatku bahwa yang kupahami itu adalah Islam menurut Allah. Aku harus yakin itu!"
--------
Pada 17 Januari 1969, ia menulis:
"Kita orang Islam belum mampu menerjemahkan kebenaran ajaran Islam dalam suatu program pencapaian. Antara ultimate values (nilai-nilai pokok –Red.) dalam ajaran Islam dengan kondisi sekarang memerlukan penerjemahan-penerjemahan. Dan ini tidak disadari.... Karena seperti itulah kita menjadi orang yang selalu ketinggalan dalam usaha pencapaian dan cenderung ekslusif"
-------
Pada 16 Agustus 1969:
"Bagi kita, Teis dan ateis bisa berkumpul Muslim dan Kristiani bisa bercanda, Artis dan elit bisa bergurau. Kafirin dan muttaqin bisa bermesraan. Tapi, Pluralisme dan anti pluralisme tak bisa bertemu"
------
Pada 1970, ia lagi-lagi berefleksi mengenai sikap defensif konyol beberapa pemikir Muslim. Simaklah catatannya tertanggal 10 April:
"Sikap apologetik, yang selalu ingin mengadakan pembenaran pembenaran (pembelaan-pembelaan) timbul karena:
1.       Kekurang kematangan umat Islam setelah baru saja lepas dari tindakan umat-umat di luarnya; 
2.       Proses timbal-balik yang terjadi masih menempatkan umat Islam sebagai kekuatan kecil yang terkempung dari segala arah. Serangan-serangan terhadap umat Islam mengakibatkan mereka apologis. Sikap apologis mengakibatkan mereka eksklusif dan karenanya lebih terkepung dan sebagainya."
----
Menurut Wahib, obat buat penyakit ini adalah kebebasan total dalam berpikir. Kebebasan yang juga tidak dibatasi oleh formulasi-formulasi ajaran keagamaan. Ini sudah disarankannya dalam catatannya tertanggal 17 Juli 1969:
"Saya kira, orang-orang yang tidak mau berpikir bebas itu telah menyianyiakan hadiah Allah yang begitu berharga, yaitu otak"
"Saya berdoa agar Tuhan member petunjuk pada orang-orang yang tidak menggunakan otaknya sepenuhnya. Dan, saya pun sadar bahwa para pemikir bebas itu adalah orangorang yang senantiasa gelisah. Kegelisahan itu memang dicarinya. Dia gelisah untuk memikirkan macam-macam hal terutama hal-hal yang dasariah dengan semata-mata berpijak pada objektivitas akal."
Pada saat yang sama, ia mengakui bahwa ada kontradiksi yang tak terelakan antara sikapnya menerima agama sebagai kebenaran yang diwahyukan dan percobaan berpikir sebebasbebasnya.
----
Ini diakuinya pada catatannya tertanggal 9 Maret 1969:
"Dalam kenyataannya, dalam praktik berpikir sekarang ini, kita tidak berpikir bebas lagi. Bila menilai sesuatu, kita sudah bertolak dari suatu asumsi bahwa ajaran Islam baik dan paham-paham lain di bawahnya lebih rendah."
Wahib mencoba masuk ke dalam jantung persoalan ini, sambil membuat pengakuan terangterangan:
"Kadang-kadang hatiku berpendapat bahwa, dalam beberapa hal, ajaran Islam itu jelek. Jadi ajaran Allah itu, dalam beberapa bagian, jelek dan beberapa ajaran manusia, yaitu menusia-manusia besar, jauh lebih baik. Ini akal bebasku yang berkata."
"Akal bebas yang meronta-ronta untuk berani berpikir tanpa disertai ketakutan akan dimarahi Tuhan. Dan hanya kepercayaanku akan adanya Tuhan serta bahwa Qur‟an itu betul-betul dari Tuhan serta Muhammad itu betul-betul manusia sempurna, maka aku pada resultante terakhir tetap berpendapat bahwa Islam itu secara total baik dan sempurna. Akalku sendirilah yang tidak mampu meraba kesempurnaan tadi."
Kekeliruan-kekeliruan dan cacat-cacat yang ditemukan akal dalam Islam harus diakui dengan kejujuran yang sama. Inilah yang diakui dalam catatannya pada 8 Juni 1969:
"Inilah saat yang paling baik bagi saya untuk meningkatkan democratic attitude (sikap demokratis – Red), walaupun saya tidak berpendapat bahwa Islam itu tak sepenuhnya demokratis. Terus terang saya mengakui bahwa, dalam hal ini, sampai sekarang saya belum seorang Muslim yang utuh. 
"Saya tidak akan berpura-pura mengingkari bahwa saya menolak bunyi suatu hukum islam: “Bahwa seorang Islam yang tidak shalat itu harus dihukum.”
"Saya pikir, salah satu sikap seorang demokrat ialah tidak melakukan terror terhadap orang yang mau bersikap lain."
"Ada baiknya kita ingat bahwa mengucapkan assalamu’alaikum tidak terus berarti Islam; mengaji yang keras hingga didengar orang banyak tidak terus berarti Islam; menulis dengan arab tidak terus berarti Islam; sok ikhlas, sok khusyuk tidak terus berarti Islam; mengobral ayat-ayat Qur‟an tidak terus berarti Islam; pidato pakai shalawat tidak terus berarti Islam. "
"Demikian pula menyerang gadis pakai kerudung tidak terus berarti modern; meremehkan pentingnya shalat tidak terus berarti modern; membela ateime tidak terus berarti modern; mengkritik umat Islam tidak terus berarti modern; membela orang-orang berdansa tidak terus berarti modern."
Satu-satunya ruang yang tersisa untuk dipercayai adalah pribadi. Akhirnya, di atas pundak pribadilah tanggung jawab menemukan kebenaran harus diletakkan. Inilah arah kemana pikiran-pikiran Wahib bergerak, ketika pada 8 September 1969 ia menulis:
"Tuhan, aku ingin tanya, apakah nilai-nilai dalam agama-Mu itu tetap atau berubah-ubah. Tuhan, mana sajakah dari ajaran-Mu yang betul-betuk merupakan fundamen yang tak bisa berubah-ubah lagi, yang harus menjadi pedoman dalam perkembangan nilai-nilai dalam masyarakat?
"Saya kira, pemasangan ijma‟ dalam deretan sumber pembinaan hukum berupa Qur‟an, Sunnah dan ijma sudah bukan waktunya lagi. Dalam dunia yang cepat berubah dan individualisme makin menonjol, cukuplah dengan Qur‟an dan Sunnah. Dan biarkanlah tiap orang memahamkan Qur‟an dan sunnah itu menurut dirinya sendiri. Nah, kalau nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat itu berkembang, seharusnyalah hukum-hukum Islam itu berkembang. "
"Halal dan haram saat ini seharusnya tidak sama dengan halal dan haran pada tiga atau empat abad yang lalu atau bahkan pada masa nabi hidupkarena itu, seharusnya ada banyak hadits nabi atau bahkan ayat al-Qur‟an yang tidak dipakai lagi, karena memang tidak diperlukan dan madharat (kerusakan -red) yang dikuatirkan di situ sudah tidak ada lagi, berhubung nilai-nilai baru yang kini berlaku dalam masyarakat."
"Saya sadari bahwa perubahan nilai-nilai moral tentunyamembawa perubahan dalam keboleh jadian madharat atau manfaat yang ditimbulkannya."
"Karena hukum Islam itu, saya kira, berpedoman pada madharat dan manfaat, maka seharusnyalah hukum-hukum moral dalam Islam itu juga berubah sesuai dengan perubahan nilai-nilai moral masyarakat di atas. "
"Lantas, apakah hal yang begini justru akan menimbulkan kebingungan-kebingungan bahkan pergeseran-pergeseran dalam kalangan umat Islam, karena kelihatan tidak ada kepastian hukum?"
"Kebingungan-kebingungan dan pergeseran-pergeseran itu biasa, jadi tak perlu dihindari karena menyusun nilai-nilai yang lebih baik."
"Hanya siapa yang aktif mencipta, menggunakan kesempatan sebaikbaiknya dalam dinamika masyarakat itulah, yang akan menjadi obor masyarakat."
Monday, May 2, 2016 0 comments

May Day 2016, Buruh berjuang sendiri? Dimana Mahasiswa?





Hidup Buruh!!!
Hidup Rakyat Indonesia!!!
Merdeka!!!
Hari ini hari dimana seluruh buruh sedunia turun kejalan bukan hanya memperingati hari buruh Internasional, bukan hanya sebagai bentuk seremonial saja, namun Hari ini (1 May) adalah hari perjuangan Buruh menuntut kesejahteraan kepada pemerintah, para buruh bersatu untuk mengambil kembali hak-hak mereka yang dirampas oleh kaum pemodal (kapitalis) yang disokong oleh para manipulator ulung yang sedang ongkang-ongkang kaki digedung perwakilan rakyat.
Namun dimana para Mahasiswa? Dimana orang-orang yang digadang sebagai Agent Of Change? Sosial control? Iron stock? Moral Force? Apakah 4 peran dan fungsi mahasiswa tersebut hanyalah sebatas slogan meninabobokan para mahasiswa? Hanya sebatas kata-kata buaian agar mereka bisa membusungkan dada disetiap mengenakan Alamater saat turun kejalan?
Monday, November 16, 2015 0 comments

Kembali Tuk Mengabdi

Tak terasa waktu sudah mengantarkanku pada penghujung masa pengabdian. Suatu hari yang tak pernah terbayangkan dengan jelas dalam benakku. Suatu hari dimana segala rasa akan terlebur menjadi satu. Layaknya ketujuh warna pelangi yang terspektrumisasi menjadi cahaya putih nan terang. Air mata bahagia dan tangis sedih mengingatkan pada setiap jengkal memori yang pernah terjadi. Akankah masa itu akan datang kembali, walaupun roda masa takkan pernah bergulir kembali.
Engkau adalah sebuah kisah, yang dituliskan dengan tinta emas oleh para penulis yang handal merangkai kata. Engkau adalah sebuah lukisan yang dipadukan beragam warna sehingga tercipta suatu karya besar nan eksotis. Tak lekang oleh zaman, walau matahari dan bulan silih berganti menemanimu.
Merajut kain asa karya imajinasi, menanam pohon cita-cita di atas tanahmu nan wangi. Menempa jiwa dan ragaku di dalam kawah candradimuka layaknya seorang ksatria. Di antara langit dan bumimu aku mengolah hidup. Di antara hitam dan putih warnamu aku mengolah kepastian. Di antara suka dan duka aku mengolah keteguhan. Dan diantara hidup dan mati aku mengolah kegagahan.
Sunday, October 18, 2015 0 comments

Aksi Mahasiswa untuk Eksis? atau Rakyat?

Hidup Mahasiswa!!!
Hidup Marhaen!!! Hidup Buruh Tani!!!
Hidup Miskin Kota!!! Hidup Rakyat!!!
Saya dengan sadar melihat aksi yang dilakukan oleh mahasiswa belakangan ini hanyalah aksi-aksi ceremonial saja, aksi yang ingin diliput oleh media-media. Aksi yang mengatas namakan rakyat tertindas, dan dengan melihat rakyat yang tertindas ini mahasiswa langsung turun kejalan teriak dengan lantang seakan-akan teriakan itu ialah rintihan anak jalanan yang kelaparan, teriakan atas kaum yang ditindas. Namun apakah mahasiswa ini bersentuhan langsung dengan rakyat tertindas yang ia gunakan diteriakkan tadi? Apakah sudah merasakan tidur satu tempat dengan mereka? Susahnya cari tempat tidur dibawah fly over? Dan memakan makanan sisa? setidaknya berbagi kebahagiaan dengan bercanda dan berinteraksi langsung dengan mereaka. Saya husnudzon bahwa rekan-rekan mahasiswa ini telah mencoba merasakan susahnya saudara-saudara kita, yang dipinjam namanya untuk berteriak lantang kepada pengusa negeri.
Sunday, September 27, 2015 0 comments

Kisah Pesawat Tempur Elit Kami

via www.zastavki.com
Mulai lupa daratan ketika kita sudah terbang dilangit-langit, bergaya ketika menunggangi Pesawat Tempur Elit ini, memegang stirnya yang kini entah berfungsi dengan hakikatnya atau tidak. Padahal Ketika Senjata Pesawat diluncurkan sesuai kaidah, tugas dan hakikatnya akan sangat dahsyat dampaknya. Namun, sang pilot masih menyimpan Senjata Pesawat ini dengan hati-hati, sehingga banyak pertanyaan muncul karnanya, “senjatanya masih utuh dengan baik, atau kah usang karena tak digunakan? Kapan senjata ini digunakan?” ketika musuh-musuh mulai mendekat, ketika negeri ini tak lagi kondusif, ketika keresahan dimana-mana, ketika orang-orang menunggu peranannya.
Friday, August 14, 2015 0 comments

Konsolidasi Parade Arak-Arakan Agustus 2015

Menjadi Moderator dalam Konsolidasi Parade Agustus 2015
Hari ini aku tidur sampai siang, enak sekali rasanya bisa puas tidur yang dimana saat dirumah sehabis shubuh haram waktunya untuk tidur. Belum lagi ada kewajiban lain yaitu bersih-bersih rumah dan mengantar adik perempuanku tes Ujian Mandiri kekampus yang dia inginin. Setelah tadi malam akhirnya bisa menamatkan satu drama korea yang tak satu episode pun tertonton saat dirumah. Setelah bangun aku bergegas kekampus karena sudah ada janji bertemu dengan pak salim diruanganya untuk mengfiks kan rute, ploting tempat dan memediasikan barang-barang yang akan dibawa saat parade arak-arakan nanti.
Pukul dua sore aku sudah ada didepan ruangan logistic, waktu yang pertemuan untuk mediasi dengan komanda satpam se Tel-U. Setelah hampir satu jam menunggu, pak salim pun tak kunjung datang, entah apa yang ia kerjakan. Namun setelah pukul lima sore baru ada kabar dan dia datang dengan rombongan satpam keruangannya, ternyata dia sedang ada dilapangan untuk persiapan Peresmian gedung sepuluh lantai atau yang akan disebut TULC(Tel-U Learning Center).
Saturday, May 30, 2015 0 comments

Kesepakatan Tercapai dikedua Belah Pihak (Kampus dan Mahasiswa)



 
Penyerahan Petisi oleh perwakilan Ormawa Se Tel U
Hari ini adalah hari pertempuran kami dengan pihak kemahasiswaan, jika hari ini tidak ada keputusan yang pasti, maka kami sepakat untuk melakukan aksi besar-besaaran dengan jumlah lebih dari 3000 orang untuk mengepung LC. Pada pukul 9 pak hendratno dan pak sony telah datang, dan teman-teman hima banyak yang tidak bisa hadir, namun tidak memperkecil semangat kami untuk melakukan diskusi dengan pihak kemahasiswaan agar dicabutnya surat edaran tersebut.
Setelah diskusi dengan alot selama kurang lebih 2 jam, akhirnya diskusi menemui titik terang dengan disetujui beberapa tuntutan kami yaitu diadakanya osjur, kegiatan diluar kampus, dan kaderisasi dengan beberapa syarat yang telah disepakati bersama. Alhamdulialah pekerjaan selama 3 hari ini terbayar tuntas dan semua pihak senang. Aku bersyukur bahwa aku dapat bekerja dengan baik dan didukung oleh temen-teman hima. Dan BEM sekareng dipandang baik dan direspon baik oleh mahasiswa karena telah memperjuangkan hak dan aspirasi mahasiswa.
Surat kesepakatan yang telah disepakati oleh kedua belah bihak

Friday, May 29, 2015 0 comments

Penandatanganan Petisi Penolakan Surat Edaran Nomor: 11/SKR8/KMHS/2015



Hari ini adalah hari kedua perjuangan kami untuk menolak kebijakan kampus yang tidak masuk akal, dan terlihat otoriter. Kami sepakat bahwa Himpunan, DPM fakultas, BEM fakultas, DPM kema dan BEM kema akan bersatu untuk menandatangani petisi ini yang akan kami serahkan kepada kampus esok harinya langsung kepada pak yahya yang membuat surat edaran tersebut. Pada hari ini ada 23 ormawa dari 35 Ormawa yang ada di kampus ini, dikarenakan banyak yang sudah KP dan yang Geladi ya tidak mengapa. Dari 23 ormawa kami menandatangani petisi dan membuat satu pemikiran yang satu untuk menolak kebijakan tersebut dengan rasa solidaritas yang kuat.
Dan sisanya yang belum ttd dengan semangat aku menemui perwakilan setiap ormawa untuk menandatangani petisi tersebut.
Pak Wapres Yunus menandatangani Petisi Perwakilan BEM KEMA Tel U





 
;