via www.zastavki.com |
Mulai
lupa daratan ketika kita sudah terbang dilangit-langit, bergaya ketika
menunggangi Pesawat Tempur Elit ini, memegang stirnya yang kini entah berfungsi
dengan hakikatnya atau tidak. Padahal Ketika Senjata Pesawat diluncurkan sesuai
kaidah, tugas dan hakikatnya akan sangat dahsyat dampaknya. Namun, sang pilot
masih menyimpan Senjata Pesawat ini dengan hati-hati, sehingga banyak
pertanyaan muncul karnanya, “senjatanya masih utuh dengan baik, atau kah usang
karena tak digunakan? Kapan senjata ini digunakan?” ketika musuh-musuh mulai
mendekat, ketika negeri ini tak lagi kondusif, ketika keresahan dimana-mana,
ketika orang-orang menunggu peranannya.
Namun,
Rasa rasanya awak Pesawat Tempur Elit(kru-kru, teknisi dan pilot) kini mulai
berjelaga diatas Pesawat Tempur Elit ini, lupa akan landasan pacu yang membuatnya
terbang kelangit-langit ini. Khilaf, dilupakan, benar-benar Lupa atau bahkan
sengaja lupa bahwa Tujuan awal dibuatnya Pesawat Tempur Elit ini untuk
melindungi, menjaga dan memperjuangkan manusia-manusia diKeluarga Merah Abu-Abu
ini.
Mulai
kesini aku merasa Pesawat ini semakin tinggi terbangnya, peperangan didaratan
dan manusia-manusia diatasnya yang selama ini Pesawat Lindungi, jaga dan
diperjuangkan pun mulai tak terlihat. Aku khawatir jika kita terlalu naif untuk
tak singgah kebandara terdekat untuk mengisi bahan bakar. Maka Pesawat Tempur
Elit ini akan kehabisan bahan bakar, dan akhirnya perlahan jatuh kedaratan yang
awalnya berharap pada Pesawat Tempur Elit ini.
Aku
ingin mendengar dentuman dahsyatnya menggema diudara dan ruang-ruang SuaraKITA.
Sekali ini saja, semua awak Pesawat(kru-kru, teknisi, bersama pilot) bersatu
dan bersama-sama melindungi, menjaga dan berjuang mati-matian hingga kurang
tidurnya, lelah Pikirannya, habis tenaganya, hancur raganya, Totalitas
Perjuangan bersama-sama. Sehingga mencapai tujuan dibuatnya Pesawat Tempur
Elit.
Sekali
ini saja teman-teman, hingga akhir tahun ini saja, tak kurang-tak lebih.
Sekali
ini saja…
0 comments:
Post a Comment