di ruang yang gelap dalam kamar
yang lembab
dalam aroma malam serta latar yang
sangat haru
melarutlah aku dalam kuasa renungan
akan suatu masa
suatu sejarah dimana senyum bisa
menutupi deru
suatu masa dimana mawar putih
adalah pelita
maka meneteslah air mata larung
sendu biru
disanalah ku menemukan suatu kisah
panjang
tentang sebuah keluguan yang
bernama bayangan
yang mengajarkan ku banyak hal soal
kehidupan
yang kini hilang karena aku
merindukan kenyataan
karena mimpi lagi-lagi hanyalah
harapan
ku tinggalkan bayangan bernama
harapan dalam sejarah
saat siap kenyataan mengambilalih
cerita-cerita
dan hilanglah sendiri ku yang penuh
surga dunia
datanglah keramaian yang menyeretku
tega
mimpi menghilang, datanglah
kerja-kerja utopia
sayangnya, kenyataan tak seindah
alam semesta di kepala
sayangnya pula, kenyataan tak
seburuk kisah yang aku rangkai
kenyataan berkisah soal
struktur-struktur indah semesta
bergerak teratur, layaknya arus
konstan dari tenangnya sungai
sedang bayang-bayang adalah soal
perbaikan diri dari masa ke masa
Sayang aturan adalah tempat
bergantung manusia
dan batas wajar kenyamanan adalah
cita-cita per kepala
namun bayang-bayang memberikan
persepsi soal ritma
harmonia kisah yang memberiku
pelajaran soal menyikapi semua
mengajarkan ku menjadi satu padunya
makhluk dengan semesta
sayang, aku hanya merenungi dalam
diam, dalam melankolia
dalam rindu tanpa ada upaya yang
kunikmati tuk menuju kesana
aku terjebak cerita palsu soal
bahagia menjadi pegawai atau pengusaha
sayang, memori hanyalah memori yang
tak memaafkan kita
hanya datang pada saat rindu dan
pergi hanya begitu saja