Friday, January 27, 2017 0 comments

​Islamku Kini: Untuk Kaum Fundamentalis yg tak Mempergunakan Akalnya untuk Beriman


Sebelumnya, saya turut berduka cita atas meninggalnya demokrasi yg dibunuh oleh kaum fundamentalis terkait acara yg kata mereka adalah acara kafir. Saya juga mengucapkan belasungkawa atas hilangnya kebebasan karena - lagilagi - disebabkan oleh ulah kaum fundamentalis terkait beberapa acara sebelumnya yg juga dianggap kafir. Sebagai orang yg mengaku Islam - dan mungkin juga muslim kalau dianggap tidak kafir oleh mereka - meminta maaf atas kejadian-kejadian tersebut. Sebaiknya kita introspeksi diri, apakah umat Islam mengakui bahwa Tuhan telah mati?
Pengkafiran terjadi ketika mereka yg mengaku muslim merasa yg paling benar. Mengapa? Sebagai umat yg mengaku beriman, mereka resah karena banyaknya acara-acara kafir yg diadakan di Indonesia. Dimulai dari LGBT, Belok Kiri Festival, hingga Ladyfest. Mereka takut kalau Indonesia kena azab Tuhan, tapi apakah iya seperti itu? Tidak, mereka mengatasnamakan Tuhan untuk membubarkan acara yg kafir itu. Pertanyaannya, apakah Tuhan rela namanya dijual untuk merusak demokrasi? Inilah bukti bahwa orang beriman tidak pernah mensyukuri pemberian dari Tuhan, yaitu akal. Akal mereka mati ketika keimanan mereka menjadi buta.
Sunday, January 22, 2017 0 comments

​Kesia-siaan Mematerialiskan Tuhan dan Bagaimana Menjelaskan Kehadiran Tuhan Secara Singkat


Shubuh menjelang, pikiran melayang, fantasi liar sungguh jalang! Mungkin ungkapan ini yg cukup menggambarkan betapa syahdunya pukul empat pagi. Ketika aku menikmati syahdu, sejenak aku bertanya, apakah Tuhan itu materiil serta dimana keberadaan Tuhan? Bagaimana pula kita menerima-Nya secara filosofis?
Jika Tuhan itu materiil, maka runtuhlah Materialisme Dialektika itu sendiri. Tuhan tetaplah sebuah persepsi absolut yg hadir menanggapi tiap keluh kesah, cinta, ketakutan, dan kekaguman manusia. Itulah mengapa kepercayaan terhadap Tuhan lahir pertama-tama sebagai respon manusia atas fenomena alam. Pada dasarnya, ketika manusia menjadi antithese dari alam, maka manusia membutuhkan kawan - tempat bergantung - untuk mempertahankan posisinya terhadap alam. Begitulah akhirnya Tuhan muncul sebagai jawaban atas pencarian manusia akan kawan tersebut.
Saturday, January 14, 2017 0 comments

​Ekonomi Soekarnois (Ekonomi Terpimpin)


Dalam pemahaman ekonomi berbasis Sukarnois, perputaran ekonomi dikendalikan negara, pemegangnya adalah unit unit Serikat Kerja. Jutaan hektar tanah tidak boleh dimiliki swasta, tapi dimiliki negara, namun Serikat Kerja yang mengelola dengan sistem ekonomi Gotong Royong. Rumah Sakit dan Sekolah Sekolah berbasis "Kerja Sosial" tak ada fungsi fungsi Kapital di dalamnya. Pelayanan publik harus memiliki kualitas tinggi, rakyat sebagai pemegang saham utama kepemilikan negara dilayani selayaknya manusia terhormat.
Anak anak bersekolah dijamin oleh negara. Negara melarang Kapitalisme di dunia pendidikan, dan juga melarang adanya eksploitasi yang menghambat akses akses pendidikan dan pencerdasan rakyat. Dalam ekonomi berbasis Sukarno misalnya, dengan konteks jaman sekarang, Jaringan internet dan gelombang internet semustinya gratis disediakan negara karena itu masuk sebagai barang modal bukan barang konsumsi, tingkat pengembalian biaya jaringan informasi adalah produktivitas ekonomi masyarakat yang bergerak karena adanya jaringan internet gratis.
Sunday, January 8, 2017 0 comments

Mampukah Membeli Tuhan?


Jika aku punya cukup uang, aku ingin mengalahkan orang terkaya di dunia. Apa mereka bisa membeli Tuhan? Oh tentu tidak! Mereka terlalu miskin untuk memperbudak Tuhan. Siapa yg kaya? Aku rasa, mereka yg pegang kitab suci, cukup kaya untuk membayar Tuhan.
Tetapi Tuhan sama sekali tidak bisa dibeli. Ia yg merupakan sang kapitalis utama yg menjual pahala demi kasih sayangnya terhadap manusia. Bagi yg keluar dari sistem pasarnya, maka ia kan mendapatkan neraka. Oh, Tuhan tak bisa dibeli! Jangan coba-coba atau kau akan tenggelam dalam ketiadaan negatif.
Tetapi bukan Tuhan seperti itu yg ku mau. Katanya Tuhan Maha Penyayang, maka ia akan menyayangi manusia ketika manusia bisa memanusiakan dirinya. Tuhan yg sejati ialah Tuhan yg tidak memperjualbelikan pahala untuk keuntungan pribadiNya. Apa keuntungan untuk Tuhan itu? Ialah sebuah rasa penghormatan yg tinggi. Aku rasa Tuhan yg sejati ialah Tuhan yg setara dengan manusia yg menyayangiNya dan dengan lembut menasehati siapa yg mengingkariNya.
Jadi, siapa yg sanggup beli Tuhan yg sejati???


 
;