Thursday, October 12, 2017

SOAL SEJARAH REVOLUSI OKTOBER SECARA SINGKAT


BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang Masalah
Mungkin dunia ini tidak akan menarik jika Karl Marx tidak lahir, karena dirinya lah, sepertiga dunia di lingkupi merah revolusi dan dua pertiga lagi membicarakannya. Hingga kini, Karl Marx dan ajarannya menjadi momok yang paling di pertanyakan di bumi. Ajarannya mengenai Materialisme Dialektika, teori nilai kerja, ataupun Sosialisme Ilmiah menjadi dasar pijakan bagi berdirinya negara-negara Sosialis di seluruh dunia. Ajarannya bahkan banyak di sintesa dengan pemikiran-pemikiran baru, seperti Sartre dengan Eksistensialisme nya dan Soekarno dengan Marhaenisme nya. Namun, itu semua tidak akan terjadi ketika Revolusi Oktober tidak ada.
Lenin merupakan sang Teoritikus Marxis yang mempraktekkan isi ajaran dari The Communist Manifesto serta teori Karl Marx lainnya sehingga di tangan dia, Marxisme bukan lagi teori usang yang hanya ada di dalam teks-teks ekonomi politik saja. Karena Lenin lah, Marxisme menjadi dikenal luas oleh berbagai negara di dunia. Marx sendiri berkata bahwa teorinya tidak akan berhasil jika tidak ada prakteknya. Maka Lenin lah yang pertama kali memberi contoh tentang bagaimana teori Karl Marx itu berhasil.

Revolusi Oktober 1917 di Rusia itulah yang akhirnya mengejutkan kaum Kapitalis di dunia karena mereka tidak lagi bisa tertawa ketika Lenin bersama kaum buruh Rusia akhirnya berhasil mendirikan negara buruh pertama di dunia. Semua bukanlah berkat roh-roh atau takhayul ramalan semata, semua karena kondisi lingkungan sosial Rusia serta faktor kesadaran kelas yang muncul akibat kondisi lingkungan tersebut sehingga revolusi memang seharusnya terjadi. Revolusi Oktober 1917 menjadi pemicu hebat revolusi-revolusi lain di belahan bumi lainnya. Hampir semua tokoh pergerakan nasional di dunia bahkan terpengaruh oleh ajaran Karl Marx termasuk para tokoh kita. Tan Malaka dan Soekarno mungkin dua sosok Marxis yang berhasil mensintesa ajaran Karl Marx sehingga cocok dengan keadaan sosial Indonesia. Kita juga mengenal sosok Haji Misbach yang berhasil menjadi Marxis tanpa harus kehilangan akidah Islamnya yang kental.
Marxisme dan teori revolusinya menjadi sesuatu yang sangat unik. Mungkin bukan lagi saatnya kita terlalu merasa stigma terhadap ajaran Karl Marx karena adanya distorsi sejarah yang dilakukan Orde Baru. Sekarang saatnya kita analisis bagaimana Revolusi Oktober, Marxisme, dan teori-teorinya bisa menjadi yang paling di bicarakan di dunia. Kita mesti menghilangkan stigmatisasi agar ajaran Karl Marx bisa dikenal kembali sebagai ajaran Sosialisme Ilmiah yang paling revolusioner di muka bumi. Mempelajarinya bukan berarti kita menganut teorinya karena kita para sejarawan selalu bersikap objektif untuk menyikapi peristiwa.
  1. Rumusan Masalah
Miniskripsi yang bertitel “Revolusi Oktober 1917” membicarakan soal-soal dari :
1.            Bagaimana keadaan sosial Rusia sebelum tahun 1905 ?
2.            Apa peran Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia dalam Revolusi Oktober 1917 ?
3.            Bagaimana kejadian Revolusi 1905 dan Revolusi Februari 1917 ?
4.            Apa pengaruh surat kabar Iskra dan soviet-soviet dalam peristiwa Revolusi Oktober 1917 ?
5.            Apa peran Lenin dan Trotsky dalam Revolusi Oktober 1917 ?
6.            Bagaimana kaum buruh membentuk tentara dan pemerintahan revolusioner untuk mempertahankan revolusi ?
  1. Pembatasan Masalah
Miniskripsi yang bertitel “Revolusi Oktober 1917” akan dibatasi pembahasannya dari analisis keadaan sosial Rusia sebelum tahun 1905 hingga terbentuknya pemerintahan buruh di Rusia setelah revolusi. Sedangkan, berdirinya Uni Soviet tidak dibahas karena keluar dari konteks pembicaraan mengenai Revolusi Oktober 1917.
  1. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan miniskripsi yang bertitel “Revolusi Oktober 1917” adalah sebagai berikut.
1.            Memberikan wawasan secara objektif tentang terjadinya Revolusi Oktober 1917 di Rusia.
2.            Menghilangkan stigmatisasi di kalangan masyarakat soal ajaran Marxisme – Leninisme yang dianggap dapat meruntuhkan ideologi Pancasila.
3.            Membuka kembali mata masyarakat soal pentingnya berpandangan objektif untuk menganalisis peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan ideologi Marxisme – Leninisme.
4.            Memberikan pemahaman soal kronologi kejadian Revolusi Oktober 1917 hingga terbentuknya pemerintahan revolusioner di Rusia.

  1. Metode Penelitian
Miniskripsi ini di tulis berdasarkan metode penulisan sejarah yang terdiri atas pengumpulan data, kritik sumber, interpretasi dari penulis, serta penulisan sejarah secara objektif.

  1. Organisasi Penulisan
Miniskripsi yang bertitel “Revolusi Oktober” terdiri atas 4 bab yang keseluruhannya membahas soal bagaimana sejarah Revolusi Oktober 1917 tersebut secara ringkas. Bab pertama merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang dan tujuan dari penulisan miniskripsi ini. Bab kedua merupakan isi yang menjelaskan soal analisis kondisi sosial Rusia sebelum terjadinya revolusi. Bab ketiga membahas soal Revolusi Oktober dan peran masing-masing institusi dalam revolusi tersebut. Bab keempat merupakan penutup dan mengenang Revolusi Oktober 1917 secara keseluruhan sebagai suatu bagian dari peristiwa dunia yang sangat penting untuk di bahas.

  1. Tinjauan Pustaka
Miniskripsi yang bertitel “Revolusi Oktober 1917” menggunakan sumber-sumber yang valid karena berasal dari brosur-brosur serta buku dari tokoh primer yang langsung terlibat dalam peristiwa tersebut yaitu Leon Trotsky dan Vladimir Illyanov Lenin. Selain itu, penulis menggunakan sumber-sumber dari Koran Militan Indonesia, sebuah organisasi kiri yang berkembang di Indonesia. Juga tulisan dari orang-orang yang terlibat dalam International Marxism Tendency seperti Alan Woods, Ted Sprague, dan Dr. Zayar.

BAB II
ANALISIS RUSIA PRA REVOLUSI
A.    Rusia Sebelum Tahun 1905
Analisis Rusia sebelum tahun 1905 hingga sesudahnya di uraikan secara lengkap dalam buku Leon Trotsky yang berjudul Results and Prospects. Buku tersebut menggambarkan secara lengkap bagaimana teori inti dari Trotskyisme yaitu Revolusi Permanen menjadi sebuah teori revolusi sosialis untuk dunia ketiga seperti Rusia pada masa itu. Selain itu, Bolshevism karya Alan Woods juga menjadi rujukan penting untuk membahas Rusia pra 1905 serta peran Lenin dan G. V. Plekhanov dalam pergerakan Marxisme di Rusia pada masa awal.
Trotsky dalam bukunya Results and Prospects menjelaskan karakteristik Rusia pada abad 17 yang menurutnya merupakan awal dari perkembangan Kapitalisme di Rusia :
“Negara Rusia, yang dibangun di atas basis kondisi-kondisi ekonomi Rusia, terdorong maju oleh tekanan bersahabat, dan bahkan lebih oleh tekanan yang bermusuhan, dari negara-negara tetangga yan telah berkembang di atas basis ekonomi yang lebih tinggi. Semenjak itu – terutama semenjak akhir abad ke 17 – negara Rusia berusaha keras dengan seluruh kekuatannya untuk mempercepat perkembangan alami ekonomi bangsa. Cabang-cabang baru dari kerajinan tangan, mesin-mesin, pabrik-pabrik, industri besar, kapital, boleh di bilang dicangkok di batang pohon ekonomi. Kapitalisme tampak seperti dilahirkan oleh negara.”[1][1]

Ekonomi Rusia berkembang dengan pesat dibawah kekuasaan Tsar. Tsar termasyhur bernama Peter The Great yang berhasil memukul mundur Utsmaniyah di Laut Hitam. Berbeda dengan para ahli sejarawan borjuis yang menyatakan bahwa sampai tahun 1917, Rusia masih berbentuk Feodalistik. Sedangkan Trotsky dan Alan Woods sependapat bahwa Rusia telah mengembangkan Kapitalisme dari mulai abad 17 di bawah sistem yang Feodalistik. Dengan begitu, bisa disimpulkan bahwa sistem Kapitalisme yang berasaskan ekonomi (bukan politik) telah berkembang di Rusia semenjak abad 17 dibawah sistem yang Feodalistik secara politik.


Professor D. Mendeleyev menambahkan :
 “Mayoritas cabang-cabang industri (metal, gula, minyak bumi, kilang minyak, bahkan industri tekstil) dibangun dibawah pengaruh langsung dari kebijakan-kebijakan Pemerintah, kadang-kadang bahkan dengan bantuan subsidi Pemerintah yang besar, tetapi terutama karena Pemerintah selalu secara sadar menjalankan kebijakan proteksionis”[2][2]
Dari keterangan tersebut di dapatkan bahwa kondisi Kapitalisme Rusia yang berkembang di bawah rezim Tsar memang telah berkembang sejak lama. Pendapat ini mendukung pernyataan Trotsky tersebut.
Pada abad ke 18, rezim Tsar mulai mendapatkan perlawanan pertamanya dari gerakan yang menyebut dirinya sebagai Narodnik. Menurut catatan Ted Sprague, Narodnik merupakan sebuah gerakan revolusioner Rusia pada 1860an dan 1870an. Gerakan ini dimotori kaum muda dan intelektual dari kota-kota, yang percaya bahwa kaum tani adalah kelas revolusioner yang akan menggulingkan monarki, menganggap komune desa sebagai embrio Sosialisme. Gerakan ini menemui kegagalan besar, dan lalu berkembang menjadi gerakan terorisme yang berusaha menggulingkan monarki Tsar dengan pembunuhan-pembunuhan terhadap petinggi-petinggi negara[3][3].
Analisis yang paling tepat mengenai keadaan Rusia sebelum tahun 1905 di tuangkan oleh Trotsky :
“Daerah urban di Rusia adalah produk dari sejarah yang sangat muda; lebih tepatnya, beberapa dekade. Di akhir rezim Peter I, pada perempat pertama abad ke-18, populasi kota jumlahnya kira-kira 328.000, kira-kira 3 persen dari total populasi bangsa. Pada akhir abad ke-18, populasi kota meningkat menjadi 1.310.000, kira-kira 4.1 % dari total populasi.”[4][4]
Keterangan Trotsky yang didukung data dan fakta yang ada di lapangan membuktikan bahwa dengan bertambahnya jumlah populasi di kota-kota, maka industri Rusia menjadi sangat berkembang. Perpindahan ini dijelaskan oleh Dr. Zayar sebagai bentuk transformasi dari orang-orang desa yang notabene sebagai kaum tani menjadi kaum buruh dalam presentasi yang berkembang. Namun sensus terakhir yang dilakukan pemerintahan Rusia pada tahun 1897 memperlihatkan bahwa jumlah penduduk kota di Rusia hanya mencapai 13 %[5][5]. Jadi, keseimbangan antara sektor industri dengan sektor agrikultur menjadi faktor berkembangnya Kapitalisme seimbang dengan bertahannya Feodalisme di Rusia.
Berbeda kondisinya dengan Iran pada masa sebelum Revolusi antara tahun 1965 hingga tahun 1973. Perpindahan penduduk yang terjadi di Iran dari desa ke kota mencapai 380.000 per tahunnya menyebabkan tidak seimbangnya sektor agrikultur dengan sektor industri minyak yang menyebabkan permasalahan serius di kota-kota Iran[6][6].
Kondisi Rusia pada awal abad 20 sangat mendukung terjadinya revolusi. Mengapa demikian ? karena kaum buruh Rusia mulai menjamur di perkotaan. Dalam perspektif Marxisme, kaum buruh adalah kelas yang mendukung terjadinya revolusi sosialis. Marx menyatakan :
“Kelas buruh dalam proses perkembangannya akan menggantikan masyarakat lama borjuis dengan perserikatan yang akan menyingkirkan kelas-kelas beserta pertentangannya, dan tidak akan ada lagi kekuasaan politik apapun yang sebenarnya, karena kekuasaan politik adalah justru pernyataan resmi dari antagonisme kelas dalam masyarakat borjuis.”[7][7]
Pernyataan Marx tersebut menjadi faktor dasar terjadinya revolusi. Selain itu, faktor yang paling penting dalam mendukung terjadinya revolusi ialah adalah kesadaran kelas yang revolusioner. Lenin menyebutkan bahwa :
Manifesto Komunis memberikan suatu ikhtisar umum tentang sejarah, yang mengharuskan kita untuk menganggap negara sebagai alat kekuasaan kelas dan membawa kita pada kesimpulan yang tak dapat dihidari lagi bahwa proletariat tidak dapat menggulingkan borjuasi tanpa terlebih dulu merebut kekuasaan politik, tanpa memperoleh kekuasaan-unggul politik, tanpa mengubah negara menjadi “proletariat yang terorganisir sebagai kelas yang berkuasa”; dan bahwa negara proletariat ini akan mulai "melenyap" segera setelah ia memperoleh kemenangan, karena negara adalah tidak perlu dan tidak dapat ada dalam suatu masyarakat di mana tidak terdapat antagonisme kelas.
Kesadaran kelas di butuhkan untuk membangun kekuatan proletar dalam merebut alat-alat negara yang dikuasai oleh borjuis-borjuis tersebut. Kondisi Rusia pra 1905 mendukung keadaan yang demikian. Namun, para sejarawan borjuis yang mendistorsi sejarah Rusia sekali lagi penulis tekankan bahwa mereka percaya bahwa Rusia masih Feodalisme hingga tahun 1917. 

B.     Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia
Pada 1876, George Plekhanov bersama Natansons dan Alexander Mikhailov membentuk Zemlya i Volya, sebuah organisasi yang hidup berasaskan Sosialisme Tani. Organisasi tersebut akhirnya menggerakkan demonstrasi secara ilegal di depan Katedral Kazan dengan teriakan “Hidup Revolusi” dibawah kepemimpinan Plekhanov. Gerakan ini akhirnya dikenal sebagai gerakan Narodnik yang mengandalkan kaum tani sebagai kaum mayoritas Rusia pada saat itu[8][8].
Prospek tendensi Plekhanov pada kala itu sangatlah buruk. Taktik “Turun ke bawah” telah terbukti gagal. Plekhanov akhirnya beralih pada kaum buruh sebagai tuntutan atas revolusi berdasarkan perspektif Marxisme. Plekhanov pada kala itu sedang mempelajari Marxisme secara mendalam sehingga bisa menyimpulkan bahwa Marxisme memang cocok untuk menjadi metode revolusi di Rusia nantinya[9][9].
Pada akhirnya Plekhanov membentuk lingkaran organisasi Marxis yang kecil-kecilan. Kelompok Marxis pertama di Rusia ini mendapat tekanan dari kelompok Narodnik maupun Rezim Tsar. Kelompok Plekhanov tersebut bernama The Labor Emansipation. Pada 1890an, Lenin akhirnya berkenalan dengan Plekhanov dan bergabung dengannya. Pada masa tersebut, Lenin menekankan pentingnya transformasi dari Propaganda menjadi agitasi.
Pada 1890an, Lenin membentuk Liga Buruh St. Petersburg bersama Plekhanov dan berhasil mengorganisir kekuatan kaum buruh di kota tersebut. Liga tersebut menjadi awal atau embrio dari Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia nantinya. Liga tersebut mendapat banyak anggota dari kalangan buruh karena buruh pada masa itu dalam keadaan tertindas[10][10].
Dari tahun ke tahun, pengaruh Marxisme di kalangan intelektual Rusia semakin besar sehingga menghasilkan fenomena yang sangat unik. Tahun 1898, Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia terbentuk atas prakarsa Lenin, Plekhanov, dan Martov. Tanggal 1 Maret 1898, kongres pertama dilaksanakan di kota Minsk.
Selanjutnya, Partai tersebut menjadi wadah dasar bagi para Marxis kiri yang menentang Internasionale II akibat dukungan Kautsky untuk desersi dari perang dunia I. Partai tersebut pada akhirnya pecah menjadi dua faksi akibat perbedaan pemikiran soal proses revolusi yaitu faksi Menshevik dan faksi Bolshevik. Faksi Bolshevik pada akhirnya setelah revolusi berkembang menjadi Partai Komunis Uni Soviet.

C.    Revolusi 1905 dan Revolusi Februari 1917
Tahun 1905, terjadi demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh para buruh akibat kebijakan kerja hingga 10 sampai 14 jam. Massa yang berdemonstrasi mencapai ribuan di lapangan istana Tsar. Para tentara Tsar menembaki para demonstran tersebut dan menyebabkan ribuan buruh tewas. Peristiwa tersebut dikenal sebagai Sunday Bloody Sunday.
Setelah kejadian tersebut, para buruh membentuk soviet pertama di St. Petersburg dan menunjuk Trotsky sebagai presiden soviet pertama tersebut. Trotsky dengan segera mengorganisasikan buruh untuk melakukan pemogokan selanjutnya bersama Lenin yang kebetulan sedang menghadapi perpecahan dengan Martov di kalangan Partai Buruh Sosial Demokrat. Dalam bukunya, The Permanent Revolution, Trotsky menyebutkan bahwa Lenin memegang bukunya yang berjudul Results and Prospects sebagai analisis keadaan Rusia menjelang Rusia. Pada Februari 2015, revolusi terjadi, buruh yang berjumlah 400.000 orang di seluruh Rusia melakukan pemogokan-pemogokan. Namun revolusi tersebut berujung pada kegagalan.
Lenin akhirnya diasingkan ke Jerman dan Trotsky ditangkap pada tahun 1907 namun berhasil meloloskan diri ke Vienna. Selama periode antara 1905 hingga tahun 1917. Kesadaran revolusioner kelas buruh mengalami penurunan. Namun, berkat agitasi dari Lenin melalui Iskra, kaum buruh terus melakukan perlawanan dan pemogokan yang berujung pada revolusi Februari tahun 1917. Revolusi tersebut akhirnya berhasil menggulingkan kekuasaan Tsar dan menaikkan pemerintahan provisial ke tampuk kekuasaan. Kerensky, seorang borjuis demokratik mengambil alih pemerintahan tersebut menggulirkan janji-janji untuk mensejahterakan kaum buruh dan tani Rusia.

Lenin kembali dari Jerman pada April 1917 dan langsung mengeluarkan Thesis April sebagai dasar dari perjuangan buruh selanjutnya. Trotsky sendiri baru kembali dari Vienna pada Mei 1917. Lenin dan Trotsky akhirnya menyerukan pemogokan dan prospek untuk revolusi sosialis yang sesungguhnya yaitu Revolusi Oktober 1917.

BAB III
REVOLUSI OKTOBER 1917
Para ahli sejarawan Borjuis berpendapat bahwa Revolusi Oktober tahun 1917 digerakkan oleh Lenin dan Trotsky. Hal inilah yang kita dapatkan dari buku-buku sejarah kita bahwa Lenin dan Trotsky sebagai orang besar yang telah berjasa dalam Revolusi Oktober. Namun, jika kita menganalisis lebih dalam bahwa Revolusi Oktober 1917 merupakan manifestasi dari seluruh pergerakan kaum buruh Rusia yang menggulingkan kekuasaan Kapitalisme di bawah pemerintahan Kerensky[11][11]. Bagi yang keras kepala dalam memahami Revolusi Oktober 1917 sebagai sejarah yang hanya digerakkan oleh Lenin dan Trotsky saja perlu kita sadarkan. Analisis yang demikian sungguh hanya berlaku bagi kaum filistin yang mendistorsi sejarah Marxisme dunia. Distorsi ini bahkan dilakukan oleh para ahli-ahli kontra Komunisme yang sangat alergi dengan kata-kata dan praktek Komunisme akibat distorsi sejarah yang dilakukan Orde Baru pada masa lalu. Sebaiknya mari kita analisis bagaimana Revolusi terbesar kedua di dunia ini setelah Revolusi Perancis sebelum kita interpretasi soal ini.
Para ahli sejarawan borjuis juga bahkan menyatakan bahwa Revolusi Oktober sebagai suatu revolusi kelam karena berdirinya kediktatoran Uni Soviet yang pada akhirnya menjadi suatu negara terkejam sepanjang masa. Namun, pendistorsian sejarah ini dilakukan agar stigmatisasi Komunisme tetap bertahan hingga kini. Franz Magnis Suseno misalnya dalam buku Lenin dan Pemikirannya menjelaskan bahwa selama berdirinya Uni Soviet, 100 juta manusia dibantai habis. Namun, Franz Magnis tidak sama sekali melihat fakta bahwa sebagian besar manusia yang dibantai tersebut terjadi pada masa Stalin yang merupakan wujud dari penyelewengan Marxisme. Sedangan berjuta manusia yang dibantai pada masa Lenin sebenarnya bukan bentuk pembantaian, namun merupakan para tentara merah yang berkorban demi revolusi serta pembabatan habis pemberontakan Konsdtrant dan Makhno yang reaksioner[12][12].
Mungkin para ahli sejarawan berusaha untuk bersikap netral dalam membahas bagaimana sejarah dan perkembangan suatu peristiwa, namun tidak mungkin ada sejarawan yang netral karena pasti ia memihak kepada salah satu yang pro atau kontra dari peristiwa tersebut. Penulis pun demikian, ada baiknya kita interpretasi dari sudut Marxisme[13][13], karena ia merupakan kejadian yang digerakkan karena adanya ajaran Marxisme-Leninisme sebagai dasar ideologinya.

A.    ISKRA dan Soviet St. Petersburg
“Gerakan revolusioner di Rusia hanya dapat menang sebagai gerakan revolusioner buruh. Bagi kami tidak ada jalan lain dan tidak akan ada jalan lain”[14][14]
Plekhanov menjadi jalan pembuka lahirnya gerakan Marxis di Rusia. Namun, yang pertama kali membentuk Soviet atau dewan kelas pekerja ialah Leon Trotsky dan Vladimir Illyanov Lenin. Sebelumnya, pada kongres pertama Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia (selanjutnya disingkat PBSDR) menyatakan bahwa buruh harus mengorganisasikan diri dalam soviet-soviet[15][15] yang tidak lagi berbentuk serikat pekerja, namun harus mejadi dewan kelas pekerja di tiap-tiap kota. Para buruh di dorong untuk beragitasi di antara kamerad-kamerad mereka sendiri[16][16].
Di dalam kongres tersebut juga ditekankan bahwa PBSDR harus mempunyai majalah tersendiri. Majalah tersebut lahir pada September 1900. Dalam pamfletnya, Lenin berkata :
“Untuk membangun dan mengkonsolidasikan Partai berarti membangun dan mengkonsolidasikan persatuan di antara semua kaum Sosial-Demokrat Rusia, dan untuk alasan-alasan yang telah diindikasikan di atas, persatuan semacam ini tidak dapat dititahkan lewat sebuah dekrit, ia tidak dapat diperoleh dengan, katakanlah, sebuah keputusan dari sebuah pertemuan perwakilan-perwakilan partai; persatuan ini harus diperjuangkan. Pertama-tama, kita harus membangun kesatuan ideologis yang kokoh, yang akan menghapus perseteruan dan kebingungan yang – mari kita jujur saja! – menjangkiti kaum Sosial Demokrat Rusia sekarang ini. Persatuan ideologi ini harus dikonsolidasikan dengan sebuah program Partai. Kedua, kita harus bekerja untuk membangun sebuah organisasi yang memiliki tujuan khusus untuk membangun dan mempertahankan kontak dengan semua pusat-pusat gerakan, untuk menyediakan informasi yang lengkap dan tepat-waktu mengenai gerakan, dan untuk menyampaikan koran-koran dan penerbitan-penerbitan berkala kita secara reguler ke seluruh pelosok Rusia. Hanya ketika organisasi macam ini telah dibangun, hanya ketika sebuah kantor pusat sosialis Rusia telah didirikan, maka Partai ini akan memiliki fondasi yang kuat dan menjadi sebuah fakta yang riil, dan oleh karenanya menjadi sebuah sebuah kekuatan politik yang kuat. Kita ingin mendedikasikan usaha-usaha kita pada paruh pertama dari tugas ini, yakni menciptakan sebuah literatur bersama, yang konsisten dalam prinsip dan mampu secara ideologis menyatukan Sosial-Demokrasi revolusioner, karena kita melihat ini sebagai tuntutan mendesak dari gerakan hari ini dan sebuah kebijakan preliminer yang diperlukan untuk melanjutkan kembali aktivitas Partai.”[17][17]
Koran Iskra menjadi sangat penting karena melalui media tersebut, PBSDR dapat mempropagandakan teori dan implementasi Marxisme untuk kaum buruh Rusia. Selanjutnya, Iskra menjadi media propaganda yang paling berpengaruh dalam revolusi 1905 di Rusia dan Revolusi Oktober pada tahap berikutnya.
PBSDR menghadapi posisi sulit ketika terjadi perpecahan pada 1903. PBSDR terpecah menjadi faksi Menshevik[18][18] yang dipimpin Martov dan kawan-kawan serta faksi Bolshevik[19][19] yang dipimpin Lenin dan kawan-kawan. Punggawa Marxis Rusia yaitu G. V. Plekhanov pada akhirnya mendukung faksi Menshevik karena ketaatannya pada teori Marxisme secara vulgar.

Sedangkan, menurut Ted Sprague, seorang editorial surat kabar Militan Indonesia menyatakan bahwa Soviet[20][20] pertama terbentuk di St. Petersburg[21][21]. Anggota pertama dari Soviet di St. Petersburg mencapai 30.000 buruh. Terbentuknya Soviet di St. Petersbug sebagai reaksi atas pembantaian minggu berdarah Revolusi 1905. Trotsky merupakan presiden pertama dari Soviet tersebut[22][22]. Setelah revolusi tersebut, Trotsky di tangkap dan diasingkan ke Siberia pada 1907. Namun, ia berhasil kabur di tengah perjalanannya dan menetap di Vienna, di kota tersebut ia menerbitkan Pravda, surat kabar yang diselundupkan ke Rusia untuk kaum Buruh. Di masa itu, Trotsky bukanlah anggota faksi Menshevik ataupun Bolshevik.
Di masa tersebut, Lenin juga terlibat dan akhirnya diasingkan ke Jerman. Ribuan buruh meninggal akibat peluru panas tentara Tsar Nicholas II[23][23]. Peristiwa tersebut memicu pemogokan 400.000 buruh di bulan Januari 1905 dan meningkat menjadi 500.000 buruh pada Desember. Kebanyakan massa buruh yang mogok berasal dari Soviet St. Petersburg.
Iskra dan Soviet St. Petersburg menjadi tahap awal revolusi di tahun 1917. Iskra sebagai media propaganda PBSDR menjadi surat kabar yang bertanggung jawab atas berdirinya soviet-soviet lain di kota-kota Rusia. Soviet St. Petersburg juga menjadi penampakan awal dari revolusi. Soviet tersebut terbentuk setelah peristiwa minggu berdarah terjadi. Trotsky juga menjadi penampakan lain dari Soviet tersebut. Sebagai presiden pertama dari soviet pertama di Rusia, ia berperan besar nantinya pada revolusi.

B.     Lenin Memimpin Revolusi
Jika membahas soal Revolusi Oktober 1917, maka sosok Lenin tidak bisa di singkirkan karena ia merupakan manifestasi dari gerakan revolusioner kaum buruh sejak Marxisme menjadi momok di Rusia. G.V. Plekhanov mungkin adalah Marxis pertama di Rusia, namun Lenin yang kemudian menjadi muridnya merupakan penggerak revolusi utama. Di tangan Lenin, Revolusi tersebut menuai buah kesuksesan dan kemudian memicu revolusi di berbagai negeri termasuk Ukraina dan Polandia.

Alexander Berkman, seorang Anarkhis Rusia menggambarkan Lenin sebagai seorang Revolusioner yang menuntun kaum buruh kepada kediktatorannya. Ia berkata dalam bukunya The Bolshevik Myth:
Tinggi tubuhnya di bawah rata-rata dan botak. Matanya yang biru dan sipit menunjukkan tatapan yang tegas, dengan sinar misterius di sudut dua mata itu. Penampilannya tipikal bangsawan Rusia, dan dia bicara dengan aksen yang tidak biasa, nyaris seperti akses Yahudi. Kami berbicara dalam bahasa Rusia. Lenin mengatakan dia dapat membaca tulisan Inggris tetapi tidak bisa berbicara dalam bahasa itu, walau sebenarnya aku pernah mendengarnya berbicara dengan delegasi Amerika tanpa penerjemah. Aku menyukai wajahnya—menunjukkan keterbukaan dan kejujuran, dan tidak ada tampilan yang kurang darinya.
 Sikapnya bebas dan percaya diri. Dia menunjukkan kesan sebagai laki-laki yang begitu yakin dengan tindakannya dan tidak ada ruang untuk keraguan dalam rsetiap reaksinya. Jika ada jejak Hamlet di dirinya, itu mewujud pada sikap pasif karena logika dan alasan yang tegas.
Kekuatan Lenin adalah intelektual, buah dari kesaksian akan sikap alamiah yang tidak imajinatif. Sedangkan Trotsky orang yang berbeda. Aku ingat pertemuan pertama dengan Trotsky di Amerika, di New Yok, pada masa rejim Karensky. Dia menunjukkan kesan sebagai orang yang berkarakter kuat secara alamiah, bukan karena kesaksian. Seseorang yang sanggup untuk tetap tegak walau dia merasa dirinya di pihak yang salah.”[24][24]
Seperti penggambaran Berkman, Lenin adalah tokoh revolusioner yang melihat situasi secara objektif sehingga ketepatan teorinya menjadi alasan mengapa Revolusi Oktboer terjadi. Pemahamannya akan teori Marxisme diterapkan dalam situasi Rusia pada saat itu. Lenin percaya bahwa revolusi memang sudah seharusnya terjadi karena keadaan objektif di Rusia digambarkan oleh Trotsky dalam bukunya Result and Prospect telah mencapai situasi yang revolusioner.
Sosok Lenin begitu disanjung sebagai pemimpin revolusi, namun sejatinya Lenin sendiri baru datang dari Jerman pada bulan April 1917[25][25] setelah mendengar kabar soal Revolusi Februari yang digerakkan oleh Kerensky. Selanjutnya, Lenin mengorganisasikan pemogokan buruh hingga Oktober 1917. Namun, kita tak boleh bersalah sangka bahwa Lenin dan Trotsky lah yang menjadi faktor penggerak sejarah Revolusi Oktober. Menurut Marx sendiri bahwa sejarah sesungguhnya bukanlah sejarah yang digerakkan oleh kaum penguasa, namun oleh rakyat yang menjadi penggeraknya.
Pada Februari 1917, serangkaian pemogokan dan demo terjadi di Petograd, Tsar memerintahkan tentara untuk membubarkan kaum buruh yang sedang berdemo, tetapi justru di respon dengan pembangkangan. Monarki Tsar akhirnya tumbang dan soviet yang sempat mati karena kegagalan revolusi di tahun 1905 spontan lahir kembali. Jika kita menganalisis bahwa revolusi pada Bulan Februari ini, Lenin sedang berada di Jerman dan Trotsky sedang berada di New York. Maka yang menjadi pemimpin dalam pemerintahan sementara adalah Kerensky, seorang borjuis yang mendirikan pemerintahan provisial[26][26].
Pada Bulan April, Lenin yang baru kembali dari Jerman mengeluarkan sebuah Thesis yang dikenal sebagai Thesis April yang diterbitkan pada tanggal 7 April 1917 dalam majalah Pravda edisi no. 26. Dalam Thesis tersebut, Lenin menyatakan bahwa kaum proletar Rusia tidak boleh mendukung pemerintahan sementara karena pemerintahan tersebut bersifat Kapitalistik[27][27]. Trotsky sendiri baru kembali dari New York pada bulan Mei dan langsung bergabung dengan Lenin dalam Partai Bolshevik[28][28]. Pada bulan Oktober, Lenin bersama Trotsky dan para Bolshevik lainnya menggerakkan buruh kepada pemogokan besar-besaran dan merebut kekuasaan Pemerintahan Provisial pimpinan Kerensky di Petograd[29][29]. Lenin akhirnya menjadi ketua dewan revolusioner dan Trotsky sendiri menjadi komisaris luar negeri Soviet. Negara buruh pertama di dunia akhirnya terbentuk.
Negara buruh tersebut bersifat semi negara karena pada dasarnya merupakan gabungan dari soviet-soviet atau dewan kelas pekerja yang secara struktural berperan aktif untuk menghapus Kapitalisme secara bertahap di Rusia dan sekitarnya. Namun, para ahli sejarawan borjuis menyebutkan bahwa Uni Soviet merupakan suatu bentuk negara, apalagi setelah rezim birokratis Stalin mengambil alih kekuasaan pada tahun 1924.

C.    Pembentukan Tentara Merah dan Pemerintahan Revolusioner
Tentara merah adalah kumpulan para buruh yang dilatih sebagai militer dan menjadi garda depan dari pemerintahan Revolusioner untuk mempertahankan kekuasaan. Menurut Ted Sprague, tentara merah dibentuk oleh Trotsky dan terdiri dari kaum buruh revolusioner bersama kaum tani yang berhasil menahan serangan dari dua puluh satu negara imperialis bersama tentara putih bentukan Tsar[30][30]. Trotsky sendiri maju ke garis depan selama rentang tahun 1918 hingga tahun 1921.
Menurut Berkman dalam catatan hariannya, The Bolshevik Myth menerangkan bahwa tentara merah pada masa awal memberangus semua kekuatan tentara putih yang membela Tsar dan pemerintahan provisial. Tentara merah melanjutkan invasinya menyerang Polandia, Ukraina, dan Belorusia. Penyerangan ini di dukung oleh kaum proletar di tiga wilayah tersebut. Dua puluh satu negara imperialis termasuk Inggris akhirnya banyak memukul mundur tentara merah di wilayah selatan. Azerbaijan, Armenia, Georgia, dan kumpulan negara-negara Asia Tengah akhirnya menyatakan bergabung dengan Soviet yang baru di bangun. Iran juga sempat ingin di invasi oleh tentara merah, namun berdirinya Dinasti Pahlevi di Iran akhirnya membuat tentara merah terpukul mundur. Tentara merah hanya berhasil membebaskan para pemimpin Partai Tudeh (Partai Komunis Iran) yang dipenjara[31][31].
Sedangkan Pemerintahan revolusioner terbentuk cepat di Bulan September 1917. Soviet-soviet akhirnya terbentuk di berbagai kota termasuk Moskow. Soviet juga cepat terbentuk di berbagai wilayah-wilayah sekitar Rusia dan pada akhirnya mempercepat terbentuknya Uni Soviet di tahun 1922.
Uni Soviet terbentuk pada 30 Desember 1922 setelah soviet-soviet di Rusia, Transkaukasia, Ukraina, dan Byelorusia bergabung menjadi satu. Soviet-soviet tersebut dipegang oleh Partai Bolshevik setempat. Lenin menjabat sebagai Ketua Dewan Komisar Rakyat Uni Soviet dan Trotsky menjabat sebagai Menteri Pertahanan Uni Soviet hingga tahun 1925.


[1][1] Leon Trotsky. Results and Prospects hal. 21. Penerjemah: Ted Sprague.
[2][2] D. Mendeleyev. Toward the Understanding of Russia Hal. 84. St. Petersburg Press.
[3][3] Keterangan Ted Sprague dalam footnote di buku Revolusi Permanen karangan Leon Trotsky.
[4][4] Leon Trotsky. Op.cit Hal. 27.
[5][5] Ibid.
[6][6] Dr. Zayar. The Iranian Revolution: History and Relevation For Future. Bab. Catatan Atas Sejarah Iran.
[7][7] Karl Marx. The Poverty of Philosopy hal. 182.
[8][8] Alan Woods. Bolshevism: The Road to Revolution Hal. 37. Terjemahan: Ted Sprague.
[9][9] Ibid
[10][10] Leon Trotsky. My Life hal. 110.
[11][11] Surat Kabar Militan Indonesia Edisi No. 17/November – Desember 2014.
[12][12] Alexander Berkman. The Bolshevik Myth.
[13][13] Louis Gottschalk. Mengerti Sejarah.
[14][14] Cuplikan pidato G. V. Plekhanov dalam Kongres Sosialis Internasional, Paris 1889.
[15][15] Soviet berasal dari bahasa Rusia yang berarti Dewan kelas pekerja.
[16][16] O. Piatnitsky. Zapiski Bol’shevika, vol. 1. Hal. 16. Terjemahan Alan Woods.
[17][17] V. I. Lenin. Declaration of the Editorial Board of Iskra. Hal. 4. Terjemahan Ted Sprague dalam http://www.marxists.org.
[18][18] Menshevik dalam bahasa Rusia berarti kaum minoritas, penamaan tersebut menggambarkan bahwa kaum minoritas tidak mendukung revolusi secepatnya yang digembor-gemborkan oleh Lenin.
[19][19] Bolshevik dalam bahasa Rusia berarti kaum mayoritas, yaitu kaum yang mendukung Lenin dan menolak revolusi dua tahap yang digulirkan oleh Martov dan Plekhanov. Selanjutnya, faksi Bolshevik meraih kemenangan di tahun 1917 dan bertransformasi menjadi Partai Komunis Uni Soviet.
[20][20] Soviet dalam bahasa Rusia berarti Dewan Kelas Pekerja, merupakan tingkat tertinggi dari serikat pekerja.
[21][21] Ted Sprague. Hidup Itu Indah :Biografi Singkat Leon Trotsky. Yogyakarta: Resist Book.
[22][22] Ibid.
[23][23] Ibid
[24][24] Alexander Berkman. The Bolshevik Myth hal. 88-89. Penerjemah: Zaky Yamani.
[25][25] Surat Kabar Militan Indonesia Edisi No. 17/November – Desember 2014.
[26][26] Ted Sprague. Hidup Itu Indah: Biografi Singkat Leon Trotsky.
[27][27] V. I. Lenin. Thesis April no. 3.
[28][28] Ted Sprague. Op.cit hal. Xxvi.
[29][29] Ibid
[30][30] Ibid
[31][31] Dr. Zayar. The Iranian Revolution: History and Relevation For Future Bab. Communist Party of Iran.

0 comments:

Post a Comment

 
;