Bila
kamu bersedih lagi, percayalah kamu tidak sendirian di bumi ini. Bila kenangan
kian meranggas kehilanganmu, percayalah kamu tidak sendiri. Gerimis yang jatuh
di matamu bukan sebuah penyesalan-melainkan luapan perasaan mendalam yang diam
di danau hatimu. Bila kamu masih merasa sendiri, mungkin kamu ingin melihat ke
sekitarmu. Pada bayang-bayang yang mungkin (takkan) pernah tertangkap oleh
kedua bola matamu yang teduh. Yang membingkai penantian tak berujung.
Kamu
takkan pernah tahu, apa yang kamu rasakan, aku telah melaluinya duluan. Kamu
takkan pernah tahu, di balik kerapuhan yang mungkin kerap kaulafalkan di setiap
malam, aku kerap menguntai semoga pada yang Maha Kuasa, agar kamu diberi
kekuatan. Kamu takkan pernah tahu. Aku telah memutuskan berhenti menunggu.
Terlepas kamu yang telah memilih seseorang yang lain bertahun-tahun lalu,
merajut bahagia dengannya sementara aku (dulu) bertahan; menunggu.
Kini,
aku tidak ingin membiarkanmu tenggelam dalam kehilangan sendirian. Tidak ingin
membiarkanmu hanyut di tengah samudra kepergian yang tiada ujungnya. Bila
akhirnya kamu menemukanku, mungkin aku akan tersenyum padamu. Bila akhirnya
kamu menanyakan kabarku, mungkin aku akan melakukan hal yang sama padamu. Bila
akhirnya kamu ingin membagikan kehilanganmu, mungkin aku akan rela duduk di
hadapanmu; tanpa mengenal detik dan tanggal hanya untuk mendengarmu bercerita.
Bila
akhirnya kamu menanyakanku perihal cara melaluinya; aku akan katakan padamu,
aku siap melupakan apa yang telah berlalu dan menjalani perjalanan yang selama
ini kuimpikan-bersamamu.
0 comments:
Post a Comment