Film Sexy Killers (selanjutnya disebut SK)
dalam beberapa hari terakhir benar-benar menyedot perhatian banyak orang. Saya
sangat terkejut ketika di social media, seperti facebook dan instagram, muncul
orang-orang yang sebelumnya tidak pernah update isu-isu sosial yang spesifik,
seperti tambang ini, turut memberikan apresiasi terhadap film tersebut.
Setidaknya ada 3 tanggapan utama sepanjang pengamatan saya di twitter,
instagram, dan facebook. Pertama adalah orang-orang yang sebenarnya bukan
pendukung kedua pasangan calon pemimpin negara yang kemudian memutuskan untuk
menjadi golput.
Kedua adalah mereka yang muncul sebagai
enviromentalis nanggung cum dadakan, yang menghimbau untuk mengurangi
penggunaan listrik. Ketiga adalah pro-kontra soal kesejahteraan orang-orang
yang tinggal pada pemukiman di kawasan tambang. Reaksi ini membuktikan bahwa SK
berhasil membawa polemik industri energi ini ke audience yang lebih luas
dibandingkan hanya keributan di antara para aktivis, pengusaha, dan negara.
SK bagi saya sendiri memberikan pesan yang
begitu mendalam dan bukan hanya soal pemilu saja. Ia bukanlah semata-mata
sebagai kampanye golput, tetapi dapat dilihat dengan tujuan untuk membangun
wacana kritis, terutama dalam industri energi serta pertambangan.