Sudah
seminggu aku dirumah, tujuh hari aku tidur diatas tanah kelahiranku.
Kepulanganku kali ini terasa kurang, tak tahu apa yang aku rasakan tatetapi ada
yang kurang. Sesuatu yang tak bisa dijelaskan oleh kata-kata, yaa. Aku merasa
tidak dicintai lagi, cimut tak lagi mencintaiku, sudah seminggu aku dirumah,
tak sekalipun dia memintaku untuk bertemu, meminta dengan manja seperti yang
biasa dia lakukan. Mungkin aku hanya terlalu berharap dengan angan-angan yang
tak akan pernah terjadi, angan untuk dicintai olehmu sekali lagi.
Mungkin
sudah waktunya untuk menyerah, mengihklaskan semua nya, melepas semua rasa
meski aku tahu aku harus membunuh perasaan itu dengan tega disetiap detik
kehadiranya. Seperti akhir-akhir ini saat sepi datang aku merasa seakan ribuan
anak panah menancap hatiku, seakan ingin menangis tapi tak bisa, seakan ingin
lari tapi badanku lumpuh tak bisa bergerak kemana-mana.
Sudah
dua kali ini aku merasakan sakitnya ditinggalkan, bukan karena aku tak mampu
mencari yang lain tapi karena aku ingin menyimpan kenangan ini sesuai dengan
porsinya dihatiku. Mungkin butuh waktu seminggu, sebulan, atau setahun untuk
benar-benar mengihklaskannya, hanya waktu yang akan mengaburkan ingatan
tentangnya. Semoga.
Untung
saja aku memiliki keluarga yang benar-benar menyayangiku, mempunyai adik-adik
yang kadang membuatku marah dan jengkel atas tingkah laku mereka, tapi aku akan
sangat kangen ketika jauh dari mereka. Mempunyai adik yang selalu membuatku
tertawa atas tingkah konyolnya, aku bersyukur karna tuhan masih memberikanku
kebahagiaan berada ditengah-tengah kehangatan keluarga kecilku. Itu membuatku
lupa akan kesedihan yang ada dihati ini.
0 comments:
Post a Comment