Dunia terperanjat ketika seorang ahli Biologi asal
Inggris menerbitkan The Origin of Species sebagai hasil dari studi
bandingnya ke Galapagos. Para ahli ilmu pengetahuan menyebutkan bahwa inilah
adalah suatu kemenangan telak dari ilmu pengetahuan dan para agamawan
mengatakan bahwa ini adalah kiamat bagi agama. Mengapa? Karena Darwin si
pembuat buku menyatakan bahwa makhluk hidup berkembang dari sifatnya yang
kuantitatif menjadi kualitatif. Dia berasumsi bahwa asal makhluk hidup itu dari
satu sel lalu menjadi banyak makhluk hidup dan akhirnya manusia lah sebagai
perkembangan paling mutakhir dari proses tersebut. Teori tersebut dinamakan
teori evolusi dan oleh para ahli menyebutkan bahwa teori itu benar-benar
terjadi. Darwin jelas menyatakan bahwa perkembangan kehidupan makhluk hidup
atau munculnya kehidupan itu tanpa campur tangan bentuk ghaib apapun.
Teori tersebut menjadi sebuah kebenaran ketika
ditemukan banyak fosil-fosil makhluk hidup zaman dahulu yang menjadi bukti
adanya suatu lompatan kuantitatif ke lompatan kualitatif. Bukti-bukti tersebut
di perkuat dengan ditemukannya hominid di Afrika dan beberapa spesies kera
berjalan tegak lainnya. Beberapa spesies ini mempunyai perkembangan volume otak
hingga menuju kesempurnaan otak Homo Sapiens. Bukti-bukti tersebut
akhirnya menyatakan bahwa teori evolusi Darwin adalah bentuk Materialisme
Historis dalam ilmu alam. Bahkan Engels menyatakan bahwa teori evolusi Darwin
harusnya mendapatkan apresiasi dan patut menjadi loncatan ilmu pengetahuan
dunia, sama halnya seperti Newton yang telah menyatakan hukum mekanika.