Ku lihat sekumpulan anak muda sedang duduk menikmati hidangan
di atas meja nya, di sebuah kafe yang tidak pernah membuat ku bergairah untuk
menyinggahi nya. Ku dengar pembicaraan mereka yang sesekali tertawa sesekali
terlihat serius dalam sebuah pembicaraan, dari pinggir jalan di halaman kafe
itu aku penasaran untuk menguping lebih dekat. Ku kira, aku akan mendengar
pembicaraan soal bagaimana melakukan insurreksi atau menciptakan revolusi, atau
setidak nya membicarakan bagaimana tentang kemanusiaan hari ini.
Yang kudengar hanyalah tentang seks, tentang bagaimana
mendapatkan kemewahan-kemewahaan, bagaimana mengelola gaya hidup yang hedon. Ah...aku
merasa payah, merasa seperti hidup di planet asing... tak pernah ku dengar lagi
di antara anak muda bagaimana melakukan pergerakan, melakukan sabotase terhadap
aset-aset kapital yang di lindungi negara, bagaimana membela kaum tertindas. Ah...aku
benar-benar iri terhadap mereka yang tidak di hantui oleh kenyataan bahwa hari
ini kita sedang tidak baik-baik saja, tak perlu merasa takut akan
ketimpangan-ketimpangan sosial yang melanda negri ini.
Tak perlu khawatir dengan anak-anak papua yang meninggal
beberapa hari ini akibat penyakit misterius, tak perlu bersimpati terhadap
ibu-ibu di rembang yang sampai hari ini mendiami tenda-tenda demi
mempertahankan tanah nya dari pabrik semen, tak perlu bersusah-payah memikirkan
warga tamansari yang digusur paksa oleh pemkot, tak perlu merasa resah dengan
kekerasan aparat terhadap rakyat ditemon kulonprogo, tak perlu bersusah payah
membela para buruh yang dipaksa untuk hidup dengan ekonomi yang tidak layak dan
tak perlu ikut bergelut dengan semua masalah-masalah yang di hadapi oleh semua
korban kekerasan negara.
Bagaimana aku merasa bahagia dalam peran sosial dimana hanya
kaum minoritas lah yang merasakannya. orang bilang, kami kaum yang sadar akan
keadaan dan aku bilang, aku ingin merasa bagaimana tenggelam dalam hegemoni yang
palsu tersebut. nyatanya, aku teralienasi dari self-machine dan bersama mereka
berevolusi menjadi zoon politicon. mereka tenggelam dalam nikmatnya hegemoni yang
bahkan tanpa sadar mengalienasi diri mereka sendiri dari kemanusiaan mereka.
0 comments:
Post a Comment