Wednesday, December 27, 2017

Resah Karena ​Terasing dari Hegemoni Kapital


Ku lihat sekumpulan anak muda sedang duduk menikmati hidangan di atas meja nya, di sebuah kafe yang tidak pernah membuat ku bergairah untuk menyinggahi nya. Ku dengar pembicaraan mereka yang sesekali tertawa sesekali terlihat serius dalam sebuah pembicaraan, dari pinggir jalan di halaman kafe itu aku penasaran untuk menguping lebih dekat. Ku kira, aku akan mendengar pembicaraan soal bagaimana melakukan insurreksi atau menciptakan revolusi, atau setidak nya membicarakan bagaimana tentang kemanusiaan hari ini.
Yang kudengar hanyalah tentang seks, tentang bagaimana mendapatkan kemewahan-kemewahaan, bagaimana mengelola gaya hidup yang hedon. Ah...aku merasa payah, merasa seperti hidup di planet asing... tak pernah ku dengar lagi di antara anak muda bagaimana melakukan pergerakan, melakukan sabotase terhadap aset-aset kapital yang di lindungi negara, bagaimana membela kaum tertindas. Ah...aku benar-benar iri terhadap mereka yang tidak di hantui oleh kenyataan bahwa hari ini kita sedang tidak baik-baik saja, tak perlu merasa takut akan ketimpangan-ketimpangan sosial yang melanda negri ini.

Tak perlu khawatir dengan anak-anak papua yang meninggal beberapa hari ini akibat penyakit misterius, tak perlu bersimpati terhadap ibu-ibu di rembang yang sampai hari ini mendiami tenda-tenda demi mempertahankan tanah nya dari pabrik semen, tak perlu bersusah-payah memikirkan warga tamansari yang digusur paksa oleh pemkot, tak perlu merasa resah dengan kekerasan aparat terhadap rakyat ditemon kulonprogo, tak perlu bersusah payah membela para buruh yang dipaksa untuk hidup dengan ekonomi yang tidak layak dan tak perlu ikut bergelut dengan semua masalah-masalah yang di hadapi oleh semua korban kekerasan negara.
Bagaimana aku merasa bahagia dalam peran sosial dimana hanya kaum minoritas lah yang merasakannya. orang bilang, kami kaum yang sadar akan keadaan dan aku bilang, aku ingin merasa bagaimana tenggelam dalam hegemoni yang palsu tersebut. nyatanya, aku teralienasi dari self-machine dan bersama mereka berevolusi menjadi zoon politicon. mereka tenggelam dalam nikmatnya hegemoni yang bahkan tanpa sadar mengalienasi diri mereka sendiri dari kemanusiaan mereka.

0 comments:

Post a Comment

 
;