Friday, September 7, 2018

Meskipun Kamu Tidak Tahu


            Di suatu stasiun, aku menemukanmu terduduk di salah satu bangku sendirian. Air matamu mengalir deras, meriakkan pilu yang alur dengan lembut di sana. Tanpa suara, aku tahu kamu sedang menangis. Padahal hujan sedang tidak turun sore ini. Tiada siapa pun di sini. Hanya aku dan kamu. Meski sepasang rel kereta api menjadi jarak di antara kita.
Kamu, dengan gerimis yang menggenangi wajahmu. Tanpa bicara, angin memberi tahu bahwa kamu baru saja melepas pergi kekasihmu. Melepas semua bahagia yang pernah kamu rajut bersamanya. Bahagia yang dulu juga kurasakan ketika melepaskanmu. Pada akhirnya, kamu juga merasakan apa yang kurasakan, kan?

Aku tidak akan menertawaimu. Aku ingin ada di sampingmu. Menawari sapu tangan untuk menyapu air mata dan menggantinya dengan kelakar dan tawa. Aku tidak rela matahari enggan terbit di wajahmu. Karena biasanya, di sanalah aku menemukan kehangatan ketika melihatmu dari kejauhan. Dari jarak, di mana kamu tidak menemukan aku.
Dulu, aku tidak percaya bahwa kamu akhirnya benar-benar memilih seseorang sebagai tempat bersandar bahu; tempatmu menumpahkan segala yang dilalui setiap hari. Sementara aku tetap di sini, berjaga-jaga lelaki itu tidak ada untukmu dan barangkali, kamu membutuhkan bahu yang lain. Dan, aku siap menawarkan itu. Bersama dengan segenap rindu yang telah buncah di dalam dada.
Sepasang kereta bergantian menelusuri peron dan kutemukan kamu masih di sana, menunduk; memandangi tetiap sesak dan perih yang mendera. Merasakan sepotong dirimu yang pecah menjadi setengahnya. Lalu setengahnya lagi, hingga tiada. Melepaskan tidak akan pernah mudah. Menunggumu, aku tidak pernah lelah. Meski sekali waktu, ingin rasanya untuk menyerah.
Tanpa bicara, aku tahu apa yang kamu rasakan. Bila kamu menginginkannya, aku di sini, di hadapan sudut penglihatanmu yang nyata. Jangan lupakan ada seseorang yang selalu hadir untukmu. Meskipun kamu tidak menyadarinya dia di sana. Meskipun kamu tidak pernah tahu, di antara semua lelaki yang berbaris menantimu, hanya ada satu yang rela melupakan detik dan tanggal hanya untuk memastikan bahwa pada akhirnya, takdir mempertemukannya denganmu.
Meskipun kamu tahu, seseorang itu aku.

0 comments:

Post a Comment

 
;