Sudah hampir 1 bulan aku tertawa diatas kehilangan sesuatu,
tertawa menutupi hati ku yang resah atas kehilangan, Kehilangan seorang yang
aku anggap sebagai masa depanku. Suatu keadaan yg tak ku duga sebelumnya, karena
semua berjalan seperti biasa tak ada masalah berrarti. Tapi, dibalik ketenangan
yang menakutkan ini ada sesuatu yang ganjil, entah apa sesuatu itu ia seperti
racun dalam darahku yang perlahan-lahan menyebar dan membuatku tercekik keracunan
secara tiba-tiba.
Diawali dengan perubahan sikap yang semakin lama semakin asing
bagiku, menghilang tanpa kabar secara perlahan. Lalu, tanpa penyebab yang tak
kumengerti, ia memutuskan hubungan yg telah terjalin selama 3 tahun lebih ini
secara tiba-tiba dengan alasan yang tak jelas. Mungkin jarak, jarak dan selalu
jarak yang sealu disalahkan pada setiap pertengkaran. Apa jarak tak memberikan
ruang dan arti bagimu? Apakah jarak hanya mengkis komitmen yang telah terucap. Mungki
memang begitu, aku hanya bisa terima. Aku merasa seperti mengalami Déjà vu,
sama persis seperti akhir dari hubunganku yang lalu.
“seseorang akan mengetahui bahwa ia sangat mencintai seseorang ketika ia telah merasakan kehilangan orang yang benar-benar ia sayangi,”