Saturday, March 26, 2016 0 comments

Sahabat Kita



Foto perpisahan dengan sahabat yang luar biasa, Bung Fikri namanya

Engkau difitnah, Kemudian dibungkam Karena ambisi kekuasaan
telah kau beri apa yang mereka minta.
mimpi, martabat, tenaga, luka.
begitulah nasibmu Kawan, terimalah nasibmu itu dengan senyuman dan jiwa yang besar
jangan mengeluh, karena keluh adalah tanda kelemahan jiwa.

Ini bukan sebuah perpisahan, Kawan.
ini hanyalah sebuah awal,
yang dimana kita bertemu dengan persimpangan,
lalu, kita mengambil jalan kita masing-masing,
jalur yang berbeda.

Saturday, March 19, 2016 0 comments

​Celotehan Sabtu Pagi Soal Ahli Kitab

sumber: Google

=============================
kata surga menjelma tata tertib
tentang otoritas yg dipertahankan para penjagal
mereka membawa panji nama-nama asma dan sifat
legitimasi kan diri bunuh yg tak setuju dengan Tuhan
kata surga menyerap darah para orang tak bersalah
sedangkan kata hanyalah kata yg mereduksi makna
lalu kata neraka menangis merangkul zaman
sambil menyulutkan api membakar dosa-dosa
tentang kesetiaan yg ternodai satu sujud pada makhluk hina
lalu kesetiaan menjadi sumpah serapah sang pangeran
membuka bobroknya penghakiman di akhirat yg feodal
dan dia tertawa akan lucunya para penghuni surga yg hierarkial
lalu kata menjelma suara
menjelma praktik nyata
menjelma hasil yg bunuh harapan
akan adanya masyarakat tanpa kelas
dan kehidupan indah setelah kematian
surga hanyalah ilusi para loyalis
neraka hanyalah ilusi para pembangkang
dan sayangnya penduduk a'raf tertawa riang
Lalu kita lihat santainya Tuhan
dalam singgasana-Nya di majlis baitul makmur
tersenyum melihat lucunya para makhluk berkelahi
demi memperebutkan tahta-Nya yg agung
berkat sayembara yg tertulis dalam kitab suci
dan semuanya adalah kesalahan ahli kitab
lalu kita mematuhinya dengan buta
menyia-nyiakan darah demi senyum para pendeta
lalu kita tenggelam dalam rona riang para bhiksu
diinjak oleh gema takbir para ustadz di keliling monas
dan dibakar dengan satti para pemuja Khrisna
oh Tuhan!!!
dimana keaslian-Mu yg paling murni?
ah biarkan mereka cipta perang dunia tiga
aku duduk di sofa di ruang tengah
menyalakan api di perapian agar hangat ruangan
lalu kunyalakan tv agar melihat kanal berita
tak lupa pop corn dan cola ada di meja samping sofa
lalu terlelap lah aku dalam desiran berita-berita
tapi ...
sayangnya santai hanyalah harapan
toh, dunia belum usai
biar kita bakar dan bunuh mereka itu
agar tiada lagi yg menghisap kita!


Wednesday, March 9, 2016 0 comments

​Syar'i: Label Brand Menarik Untuk Menghindari Dosa

Sumber: google

yo, masa sekarang adalah masa dimana semua hal harus di-syar'i-kan. Ada hijab syar'i, bank syari'ah, hidup ala syari'ah Islami, sampai pakaian pun dilabelkan syar'i. Slogan terbaru masa kini ialah "biarpun syar'i, tetapi tetap kekinian dan modis". Jadi, mungkin nanti acara miss Indonesia pun akan berlabel syar'i. Ya, kita takut kiamat menjelang sehingga semua jadi serba syar'i. Atas ketentuan apa kita syar'i? Tentunya atas ketentuan agama, bukan atas ketentuan Tuhan! Memangnya agama bukan dari Tuhan? Syar'i masa kini ialah hasil dari kolaborasi teori ijtihad para ulama kekinian plus sunnah Rasullullah yg kekolot-kolotan. Inilah sunnah level globalisasi bro!
Tak mau kalah bersaing dengan sekularisasi dan sekularisme ala western, yg eastern terus berupaya menciptakan moral dan norma kekinian hingga muncul lah statement, "untuk menghindari pengaruh barat, kita harus kembali ke Islam yg syar'i dan kaffah" atau statement, "we need khilafah, not democracy". Syar'i pun menjadi label brand yg sangat menjual di masa kini.
Saya bukannya mengomentari umat Islam yg menjadi syar'i. Manusia yg hidup sesuai tuntutan syar'i memang bagus, tetapi jika tuntutan tersebut berkembang karena modus ekonomi politik bagaimana? Kita tidak mungkin lupa bahwa MUI memperjualbelikan sertifikat syar'i - halal dan haramnya - untuk mendapatkan keuntungan, hingga pakaian pun dilabeli yg demikian. Saya jadi teringat kata-kata Tan Malaka dalam Madilognya yg menyebutkan jika kita menghindari babi dan anjing karena najisnya, mau tidak mau kita harus menghindari segala hal yg berkaitan dengan keduanya. Tetapi kan tidak mungkin? Kalau begitu, kita akan menghindari bersalaman dengan orang yg dituduh kafir dong karena tangannya telah dijilat anjing? Atau mungkin kita akan menghindari rumput orang-orang kafir karena telah diinjak babi? Esok hari, rumput dan rumah pun akan dilabeli dengan kata syar'i.
Bukan hanya itu, sistem pemerintahan pun akan dilabeli syar'i. Hey, tapi kita ini negara berasaskan Pancasila dan mempunya sistem Demokrasi Liberal? Ya, akibat Demokrasi itulah akhirnya muncul kata-kata 'we need khilafah'. Akibat Demokrasi pula, para penggiat Islam yg ke-syar'i-an mempropagandakan ''jangan pilih Ahok". Saya berkata begitu bukan karena saya memilih Ahok, tapi saya sangat menyayangkan bahwa minoritas dibuat susah untuk hidup di negara ini karena syar'i kekinian itu.
Belum lagi, propaganda syar'i dengan menyatakan " kami adalah Jaringan Indonesia tanpa JIL" dengan statement bahwa JIL sudah melepas jubah keislaman mereka. Saya juga berkata begini bukan karena membela JIL, namun karena saya menyayangkan kurangnya dialog yg akademik mengenai hal ini sehingga antara fundamentalis dengan liberal selalu saling gontok hanya karena permasalahan ini syar'i apa gk. Toh, yg progresif dan membela kaum tertindas pun akhirnya dikatakan menyimpang karena mereka dituduh Komunis dan subversif dengan dalil-dalil ke-syar'i-an, seperti hadits nabi yg berkata bahwa kita haru sabar ketika mendapatkan pemimpin yg zhalim.
Memangnya ada Islam kaffah?
Coba cek, adakah Alqur'an membahas secara khusus mengenai seluruh aspek kehidupan manusia? kata "as siyasah" - yg berarti politik - saja tidak ada dalam Alqur'an. Kita memahami bahwa Alqur'an hanyalah undang-undang dasar dogmatik yg hanya berisi ketentuan umum saja. Sedangkan, ketentuan khusus hanya dijelaskan dalam berbagai hadits, qiyas, dan ijtihad para ulama. Inilah mengapa ketiganya bisa dikatakan sebagai Anggaran Rumah Tangga yg tiap tahun mungkin bisa berubah interpretasi dan isinya agar sesuai dengan ketentuan zamannya. 
Kalo betul ada Islam kaffah, maka kita akan menolak hampir seluruh aspek kehidupan yg telah kita jalani, seperti makan memakai garpu dan sendok, memakai baju kekinian, sekolah bukan di pesantren, atau mungkin menolak Pancasila. Lagipula, kata Habib Rizieq, Pancasilanya Bung Karno yg tidak syar'i itu dikatakan tidak benar karena Ketuhanannya diletakkan di pantat. Kalo betul Islam itu dogmatik, maka kita tidak akan mengenal teori Durkheim, Renant, Marx, Frankfurt School, atau Liberalisme ala Adam Smith.
Kalau tidak ada mereka, mau pakai apa kita untuk analisa kehidupan? Alqur'an dan sunnah kan tidak pernah menjelaskan secara eksplisit soal mengenai rincian ekonomi Kapitalisme maupun Sosialisme. Kalaupun ada, itu kan hasil ijtihad para ulama yg melakukan cocokologi ayat atau hadits dengan konteks yg ada. Misalnya soal memberatkan timbangan dikatakan sebagai definis mencari nilai surplus dalam konteks kekinian, atau hadits mengenai riba dikatakan sebagai penghisapan oleh kaum modal, belum lagi soal ayat yg menjelaskan soal quasar - kata Harun Yahya - sebagai bukti ilmiah Alqur'an. Itu semua kan hasil cocokologi yg dipaksakan.
Saya mengerti bahwa Alqur'an diturunkan dengan bahasa yg sesuai konteks zamannya. Tetapi bukankah itu menyiratkan bahwa Islam pada akhirnya merupakan produk budaya pada zamannya? Saya lebih setuju pendapat Syeikh Siti Jenar bahwa Alqur'an yg sesungguhnya ialah apa yg telah diciptakan Tuhan. Sehingga untuk menanggapi bagaimana kehidupan yg syar'i, maka ia harus menganalisa konteks sekarang. Bukankah yg halal ialah yg banyak manfaatnya dan menghindari mudharatnya? Tak perlu lah ada sertifikat halal-haram yg syar'i ketika ia tidak menjadi polemik. Saya percaya bahwa kalimat do'a makan telah cukup untuk menghilangkan racun dalam makanan tersebut. Tak perlu ada monopoli yg membuat kata syar'i menjadi label brand yg menarik.
Wassalam
Thursday, March 3, 2016 0 comments

​Wujud Dalam Diri Manusia

Manusia mempunyai beberapa wujud dalam dirinya:
  1. Raga, adalah wujud material yg menjadi wadah bagi makhluk-makhluk immaterial dalam dirinya. Raga itu adalah batas bagi kebebasan seorang manusia yg memang harus dilampaui, karena raga itu adalah ujian yg harus diselesaikan. Manusia sesungguhnya akan hidup sejati setelah ia mampu melawan raganya. Di alam semesta, raga bukanlah hal material yg seharusnya membatasi roh untuk menjalani tugasnya, namun raga hanyalah sebuah wadah yg tidak boleh mengganggu jalannya aktivitas roh. Namun seringkali raga membatasi roh untuk menjalani tugasnya di alam semesta.
  2. Roh, adalah sosok immaterial yg menempati raga. Roh manusia membutuhkan raga untuk menjalani persaksiannya di dunia. Roh menjadi bentuk sejati dari manusia yg abadi, sehingga jika ada yg berkata manusia itu fana, maka ia belum memahami dirinya siapa. Roh menjadi wujud immaterial - Tuhan yg mencerminkan diri - dalam raga yg menjalani tugas sebagai "Khilafatul fil Ardh" di Bumi. Maka sebagai manusia, kita bukanlah agen yg merusak tatanan alam semesta, namun sebaliknya. Dalam alam semesta, roh adalah sebuah entitas yg bersyahadat sepanjang waktu fananya.
  3. Khodam, adalah cerminan dari diri kita yg immaterial. Ada dua tugas yg dijalankan oleh khodam: sebagai cerminan atas diri yg akan selalu menuruti kehendak roh manusia dan sebagai penjaga alamiah, yg melindungi raga dari sesuatu yg tidak disukai oleh kita. Namun, sewaktu-waktu roh dan raga tidak sejalan, maka khodam akan mengikuti kehendak roh kita, karena sejatinya khodam tahu siapa yg harus diikutinya.
  4. Qarin', adalah sosok immaterial yg menyerupai kita. Terkadang Qarin' adalah sosok jin penjaga kita yg biasanya menghisap energi kita. Qarin' juga terkadang mewujud menjadi suara hati kecil kita, maka dar itu, Qarin' adalah penasehat kita. Terkadang Qarin' menguasai kita sehingga dalam diri kita bisa muncul dominan emosional dan nafsu. Namun, jika kita mampu menguasai Qarin', kita akan merasa bijak dalam memahami dan melakukan sesuatu. Qarin' bersifat sama dengan roh kita sehingga Qarin' dan Qalbu kita selalu menjadi penimbang atas saran-saran dari malaikat dan jin yg bersifat syaithan.
  5. Malaikat, ada enam malaikat yg berada dalam diri kita. Dua malaikat yaitu Raqib dan Atid bertugas sebagai pencatat semua hal yg raga dan roh kita lakukan di dunia. Raqib dan Atid dengan sukarela menulis diary kehidupan kita sampai sedetil-detilnya. Diary tersebut menjadi catatan pertanggungjawaban kita atas persaksian kita di alam semesta. Catatan tersebut juga menjadi catatan pembanding atas perjanjian kita atas Zat Tuhan sebelum kita dilahirkan ke dunia. Empat malaikat lainnya ialah malaikat penjaga yg berdiri di tiap sisi raga kita. terkadang empat malaikat penjaga tersebut memberikan saran-saran positif sehingga aktivitas-aktivitas roh kita di dunia menjadi positif.
  6. Jin yg bersifat Syaitan, ialah entitas immaterial yg sering memberikan saran-saran negatif dalam diri kita.
  7. Qalbu, pada dasarnya Qalbu ialah suara diri kita sendiri yg bersifat immaterial. Jika mulut adalah indra material, maka Qalbu adalah indra immaterialnya. Qalbu juga merupakan zat Tuhan yg hidup dalam diri manusia yg sering menjadi penimbang saran bersama Qarin'.

Ini sumbernya dari diriku sendiri. Kalau ada saran dan kritik silahkan disampaikan :)
 
;