"wanita itu siapa, pagi-pagi dia sudah menyapu
membersihkan daun jelatang di pelataran kampus", tanyaku kepada satpam
kampus yg daritadi matanya hanya mengawasi tiap orang yg masuk area kampus.
Matanya tanda bahwa ia sedang waspada, mungkin ia sedang mencari orang yg
mulutnya lebar. Kabarnya kemarin, orang yg bermulut lebar itu meludahi
seseorang yg menjual buku Islam dan Sosialisme saat bazaar di kampus.
"dia adalah orang yg diludahi oleh orang yg bermulut
lebar kemarin nak", jawab si satpam kepadaku.
"siapa orang yg bermulut lebar itu?"
satpam tidak menjawab, matanya terus waspada memperhatikan
para mahasiswa yg masuk ke kampus satu per satu. Aku pun jadi tak menghiraukan
lagi pertanyaan tadi. Aku berjalan menghampiri si wanita yg memunguti daun
jelatang satu per satu itu. Aku bertanya:
"siapa yg meludahimu kemarin, kawan?", bukannya
menjawab, wanita itu malah meludahiku dan pergi dari hadapanku. Aku pun kesal,
tetapi aku bersabar. Aku pun menjauhinya dan pergi ke kelas seperti biasa. Saat
aku masuk kelas, aku terkejut karena kelas kosong, hanya ada dosen yg sedang
ceramah soal metode sejarah, seolah-olah dihadapannya sedang ada mahasiswa yg
memperhatikannya.
Aku duduk di belakang dan seperti biasa aku tertidur sambil
bersandar di tembok. Tak lama kemudian si wanita tadi masuk dan duduk di depan.
Ia seolah tak menganggap bahwa aku dan dosen ada di kelas.
------------
Bel berdering tanda kelas usai. Di luar langit sangat gelap,
matahari ditelan oleh sekumpulan awan yg biasa disebut awan cumulus. Aku pun
pergi menuju kantin dan disana sama sekali tak ada orang. Hari ini kampus sepi,
padahal tadi ku lihat banyak mahasiswa yg berdatangan ke kampus.
Tiba-tiba sekumpulan domba datang berjalan dengan dua kaki
sambil tertawa riang. Domba-domba itu tidak mengembik, tetapi berbicara
layaknya mahasiswa. Di luar kantin, si wanita tadi asik mengobrol dengan para
domba. Si wanita membagikan daun jelatang kepada para domba dan para domba pun
memakannya.
aku sempat bertanya pada penjaja makanan.
"ada apa ini? kemana para mahasiswa? siapa wanita yg
memberikan daun jelatang itu?"
"oh, mahasiswa sedang diadili rektorat karena kasus
demonstrasi melawan para domba. Para domba ini adalah gembala pak rektor, cepat
kau sembunyi atau kau akan mati ditembak pak dosen"
aku heran, ada apa ini sebenarnya?
--------------
Di luar kantin, datanglah salah satu dosen yg berpakaian ala
Indiana Jones menenteng senapan seperti sedang mencari buruan. Aku semakin
heran, disamping pak dosen, si wanita yg tadi sedang berbisik sambil menunjuk
ke arahku. Sang dosen pun kaget dan sepertinya ingin mengejarku. Aku pun lari
menuju pintu gerbang kampus. Sang dosen mengejarku sambil menembak. Para domba
tak peduli, seolah tak tahu bahwa pak dosen sedang menembak dan aku sedang di
kejar.
--------
Sesampainya di pos satpam, aku pun bertanya lagi kepada
satpam.
"pak, sebenarnya di kampus sedang ada apa?"
"ah rupanya aku baru sadar, kaulah orang yg bermulut
lebar itu", si satpam menjawab pertanyaanku dengan mata melotot seolah
seperti singa ingin menangkap kijang di rerumputan Afrika. Aku pun kaget dan
spontan berlari keluar kampus.
---------
seorang wanita sosialita mendapat tepuk tangan meriah setelah
ia dipilih menjadi menteri peternakan. Presiden - yg kebetulan seorang pimpinan
korporat peternakan - berjabat tangan dengan wanita itu.
"selamat! setelah kau membunuh dia, kau pantas
mendapatkan jabatan tinggi sebagai menteri peternakan"
setelah acara itu, diluar istana merdeka, si wanita pun
mengembik dan ditangkap untuk dicukur bulunya oleh srigala. Di dalam istana,
sang presiden tertawa bersama para srigala.
Rupanya dunia telah dikuasai para peternak domba dan para
srigala. Manusia telah berevolusi menjadi setengah sapi yg diperas susunya oleh
para peternak domba.
1 comments:
Rupanya dunia telah dikuasai para peternak domba dan para srigala.
Post a Comment