Kita sama-sama telah memahami bahwa pada dasarnya
seluruh peristiwa sejarah terjadi karena adanya dialektika yang berjalan terus
menerus. Dialektika yang dimaksud adalah suatu bentuk pertentangan, perubahan,
dan perkembangan dengan penyebab utama Dialektika tersebut adalah tentunya
basis material. Pada dasarnya pula, Dialektika terjadi untuk menciptakan
kehidupan yang tidak statis, bergerak dinamis, menciptakan kondisi yang
berkualitas, dan menciptakan negasi yang baru. Salah satu bentuk Dialektika
yang menjadi dasar dari terjadinya berbagai peristiwa sejarah di dunia
adalahKonflik. Konflik merupakan suatu bentuk pertentangan atau ketegangan yang
terjadi akibat adanya api yang di ciptakan oleh salah satu pihak yang mengalami
konflik.
Pertanyaannya, mengapa bisa terjadi konfik di dunia
ini ? Kita memahami bahwa seluruh peristiwa sejarah di dunia terjadi karena 2
sebab yaitu sebab material dan sebab spiritual. Sebab material utama yang memicu
terjadinya konflik adalah ekonomi. Manusia yang berkebutuhan saling berebut
lahan untuk memakmurkan ekonominya masing-masing, hal ini bisa di pahami dengan
adanya berbagai contoh peristiwa sejarah di dunia yang biasanya dilakukan di
ranah perpolitikan tuk menuntut ekonomi yang lebih baik lagi. Sebab spiritual
yang paling utama adalah agama. Agama sebagai sarana spiritualitas manusia juga
telah banyak memicu terjadinya konflik di dunia. Perbedaan paham antar agama
dan polemic-polemiknya menghasilkan ketegangan-ketegangan dan akhirnya berujung
pada konflik. Sebab spiritual (dalam hal ini agama) sangat sedikit mempengaruhi
peristiwa sejarah.
Kita mengetahui bahwa banyak wilayah di dunia yang
menjadi potensial terjadinya konflik, namun tidak ada satupun wilayah yang
mempunyai lebih banyak potensial konflik daripada wilayah Asia Barat atau Timur
Tengah. Asia Barat menjadi sumber konflik paling potensial dan juga yang paling
bisa memicu konflik di wilayah lainnya. biasanya konflik yang terjadi di Asia
Barat juga akan memicu konflik di wilayah lainnya di dunia. Konflik yang
terjadi di Asia Barat biasanya berkutat pada masalah ekonomi yang di tumpangi
juga dengan masalah keagamaan sehingga ketika kita membicarakan konflik di Asia
Barat, kita menilai bahwa konflik-konflik di Asia Barat menarik untuk di
bicarakan. Sebab konflik yang berupakan synthese dari 2 sebab utama
terjadinya peristiwa sejarah tersebut lah yang membuat konflik di Asia Barat
menjadi suatu hal yang unik dan mempengaruhi wilayah lainnya.
Konflik yang terjadi di wilayah Asia Barat merupakan
konflik yang berkaitan erat dengan historis keagamaan serta rasnya. Sejak masa
peradaban kuno, pertentangan itu sudah sering terjadi. Terutama pertentangan
yang berkaitan dengan konflik Arab-Israel yang bisa kita tarik penyebabnya
hingga ke masa pasca eksodus Bani Israil dari Mesir ke Palestina. Ketika Yahudi
berhasil mengusir bangsa Punisia dari tanah airnya maka Yahudi berkuasa penuh
atas tanah Palestina hingga Nebukadnesar dari Babilonia menyerang Palestina dan
membuang Yahudi ke Babilonia untuk di jadikan budak. Setelah masa pembuangan
itu, Yahudi berpencar ke seluruh dunia, bangsa Yahudi berdiaspora dengan
konsentrasi terbesar di Eropa.
Setelah terjadinya Holocaust (peristiwa pembantaian 6
juta orang Yahudi oleh NAZI), Yahudi memiliki izin untuk mendiirikan tanah air
atau negara di Palestina oleh Inggris. Dengan adanyaBalfour Declaration, Yahudi
bebas memiliki tanah-tanah di Palestina yang berujung pada konflik Arab-Israel
modern. Konflik tersebut di perparah dengan adanya perang enam hari,
tanah-tanah di Golan, Sinai, dan Jordan di invasi oleh Israel dan di klaim
penuh. Balasannya adalah bangsa Arab bersatu untuk merebut tanah-tanah itu
kembali. Efek terjadinya perang enam hari adalah berdirinya PLO (Palestine Liberation
Organization) oleh Yasser Arafat serta meluasnya wilayah Israel.
Konflik panas tersebut terus terjadi hingga kini.
Bahkan setelah Palestina merdeka dan di akui penuh secara de
jure oleh PBB. Palestina mengklaim tanah atas Gaza dan Tepi Barat, sedangkan
Israel mengklaim sisanya.
Konflik lain yang tidak kalah menariknya berkaitan
dengan sebab ekonomi yaitu minyak. Konflik yang memakan korban akibat perebutan
minyak ini adalah Perang Teluk. Pihak yang terlibat dalam perang tersebut
adalah Iraq, Kuwait, Amerika Serikat, Iran, Kurdistan, dan Uni Soviet (Perang
Teluk I). Sebab lain terjadinya konflik juga berkaitan dengan ras yaitu konflik
antara bangsa Kurdi dengan pemerintahan Iraq yang juga masih berlangsung hingga
kini. Konflik juga pernah terjadi di wilayah Arab Saudi, yaitu ketika dinasti
Saud akhirnya menguasai Hejaz dan Nejd dan mendirikan Saudi Arabia sebagai
suatu kerajaan constitutional.
Konflik-konflik tersebut terjadi karena wilayah Asia
Barat merupakan pusat yang sangat strategis dari sisi material (ekonomi dan
geografis), kebudayaan, dan merupakan tempat suci dari berbagai agama samawi.
Sehingga tidak heran ketika kita menyatakan bahwa konflik di Asia Barat mungkin
tidak akan berakhir karena sebab-sebab tersebut merupakan sebab yang sangat potensial
untuk menciptakan konflik yang berkepanjangan. Konflik-konflik tersebut bahkan
di tunggangi oleh pihak negara-negarasuperpower seperti USA dan US.
Hadirnya kedua negara tersebut membuat potensial dan waktu konflik tidak bisa
di pastikan kapan berakhir. Ketika kedua negara tersebut hadir di Asia Barat,
maka wilayah Asia Barat bernasib sama dengan Korea dan Jerman sebagai pusat
benturan dua ideologi serta menjadi tempat terjadinya perang dingin.
Konflik yang terjadi di Asia Barat menjadi bukti bahwa
peristiwa sejarah hanya mempunyai dua sebab utama yaitu sebab material dan
sebab spiritual. Kedua sebab tersebut memicu terjadinya
pertentangan-pertentangan antar kelas manusia yang memicu terjadinya loncatan
perubahan kuantitatif menjadi perubahan kualitatif. Evolusi sosial tersebut
sedang berlangsung dan menjadi patokan dasar apakah hasil evolusi intelektual
manusia memang benar-benar akan berkembang atau menjadi mundur. Konflik-konflik
tersebut yang menjadi bentuk pertentangan juga merupakan suatu bentuk loncatan
perubahan tersebut. bentuk loncatan evolusi yang dilandaskan pada sebab
material sebagai sebab utama yang paling pokok dari segala sebab utama, sebab
spiritual terjadi sebagai secondary reason dari konflik tersebut.
0 comments:
Post a Comment