Tuesday, November 28, 2017

Essay Tentang Konflik di Asia Barat Dari Perspektif Marxisme


Kita sama-sama telah memahami bahwa pada dasarnya seluruh peristiwa sejarah terjadi karena adanya dialektika yang berjalan terus menerus. Dialektika yang dimaksud adalah suatu bentuk pertentangan, perubahan, dan perkembangan dengan penyebab utama Dialektika tersebut adalah tentunya basis material. Pada dasarnya pula, Dialektika terjadi untuk menciptakan kehidupan yang tidak statis, bergerak dinamis, menciptakan kondisi yang berkualitas, dan menciptakan negasi yang baru. Salah satu bentuk Dialektika yang menjadi dasar dari terjadinya berbagai peristiwa sejarah di dunia adalahKonflik. Konflik merupakan suatu bentuk pertentangan atau ketegangan yang terjadi akibat adanya api yang di ciptakan oleh salah satu pihak yang mengalami konflik.

Pertanyaannya, mengapa bisa terjadi konfik di dunia ini ? Kita memahami bahwa seluruh peristiwa sejarah di dunia terjadi karena 2 sebab yaitu sebab material dan sebab spiritual. Sebab material utama yang memicu terjadinya konflik adalah ekonomi. Manusia yang berkebutuhan saling berebut lahan untuk memakmurkan ekonominya masing-masing, hal ini bisa di pahami dengan adanya berbagai contoh peristiwa sejarah di dunia yang biasanya dilakukan di ranah perpolitikan tuk menuntut ekonomi yang lebih baik lagi. Sebab spiritual yang paling utama adalah agama. Agama sebagai sarana spiritualitas manusia juga telah banyak memicu terjadinya konflik di dunia. Perbedaan paham antar agama dan polemic-polemiknya menghasilkan ketegangan-ketegangan dan akhirnya berujung pada konflik. Sebab spiritual (dalam hal ini agama) sangat sedikit mempengaruhi peristiwa sejarah. 
Kita mengetahui bahwa banyak wilayah di dunia yang menjadi potensial terjadinya konflik, namun tidak ada satupun wilayah yang mempunyai lebih banyak potensial konflik daripada wilayah Asia Barat atau Timur Tengah. Asia Barat menjadi sumber konflik paling potensial dan juga yang paling bisa memicu konflik di wilayah lainnya. biasanya konflik yang terjadi di Asia Barat juga akan memicu konflik di wilayah lainnya di dunia. Konflik yang terjadi di Asia Barat biasanya berkutat pada masalah ekonomi yang di tumpangi juga dengan masalah keagamaan sehingga ketika kita membicarakan konflik di Asia Barat, kita menilai bahwa konflik-konflik di Asia Barat menarik untuk di bicarakan. Sebab konflik yang berupakan synthese dari 2 sebab utama terjadinya peristiwa sejarah tersebut lah yang membuat konflik di Asia Barat menjadi suatu hal yang unik dan mempengaruhi wilayah lainnya.
Konflik yang terjadi di wilayah Asia Barat merupakan konflik yang berkaitan erat dengan historis keagamaan serta rasnya. Sejak masa peradaban kuno, pertentangan itu sudah sering terjadi. Terutama pertentangan yang berkaitan dengan konflik Arab-Israel yang bisa kita tarik penyebabnya hingga ke masa pasca eksodus Bani Israil dari Mesir ke Palestina. Ketika Yahudi berhasil mengusir bangsa Punisia dari tanah airnya maka Yahudi berkuasa penuh atas tanah Palestina hingga Nebukadnesar dari Babilonia menyerang Palestina dan membuang Yahudi ke Babilonia untuk di jadikan budak. Setelah masa pembuangan itu, Yahudi berpencar ke seluruh dunia, bangsa Yahudi berdiaspora dengan konsentrasi terbesar di Eropa.
Setelah terjadinya Holocaust (peristiwa pembantaian 6 juta orang Yahudi oleh NAZI), Yahudi memiliki izin untuk mendiirikan tanah air atau negara di Palestina oleh Inggris. Dengan adanyaBalfour Declaration, Yahudi bebas memiliki tanah-tanah di Palestina yang berujung pada konflik Arab-Israel modern. Konflik tersebut di perparah dengan adanya perang enam hari, tanah-tanah di Golan, Sinai, dan Jordan di invasi oleh Israel dan di klaim penuh. Balasannya adalah bangsa Arab bersatu untuk merebut tanah-tanah itu kembali. Efek terjadinya perang enam hari adalah berdirinya PLO (Palestine Liberation Organization) oleh Yasser Arafat serta meluasnya wilayah Israel.
Konflik panas tersebut terus terjadi hingga kini. Bahkan setelah Palestina merdeka dan di akui penuh secara de jure oleh PBB. Palestina mengklaim tanah atas Gaza dan Tepi Barat, sedangkan Israel mengklaim sisanya.
Konflik lain yang tidak kalah menariknya berkaitan dengan sebab ekonomi yaitu minyak. Konflik yang memakan korban akibat perebutan minyak ini adalah Perang Teluk. Pihak yang terlibat dalam perang tersebut adalah Iraq, Kuwait, Amerika Serikat, Iran, Kurdistan, dan Uni Soviet (Perang Teluk I). Sebab lain terjadinya konflik juga berkaitan dengan ras yaitu konflik antara bangsa Kurdi dengan pemerintahan Iraq yang juga masih berlangsung hingga kini. Konflik juga pernah terjadi di wilayah Arab Saudi, yaitu ketika dinasti Saud akhirnya menguasai Hejaz dan Nejd dan mendirikan Saudi Arabia sebagai suatu kerajaan constitutional.
Konflik-konflik tersebut terjadi karena wilayah Asia Barat merupakan pusat yang sangat strategis dari sisi material (ekonomi dan geografis), kebudayaan, dan merupakan tempat suci dari berbagai agama samawi. Sehingga tidak heran ketika kita menyatakan bahwa konflik di Asia Barat mungkin tidak akan berakhir karena sebab-sebab tersebut merupakan sebab yang sangat potensial untuk menciptakan konflik yang berkepanjangan. Konflik-konflik tersebut bahkan di tunggangi oleh pihak negara-negarasuperpower seperti USA dan US. Hadirnya kedua negara tersebut membuat potensial dan waktu konflik tidak bisa di pastikan kapan berakhir. Ketika kedua negara tersebut hadir di Asia Barat, maka wilayah Asia Barat bernasib sama dengan Korea dan Jerman sebagai pusat benturan dua ideologi serta menjadi tempat terjadinya perang dingin.
Konflik yang terjadi di Asia Barat menjadi bukti bahwa peristiwa sejarah hanya mempunyai dua sebab utama yaitu sebab material dan sebab spiritual. Kedua sebab tersebut memicu terjadinya pertentangan-pertentangan antar kelas manusia yang memicu terjadinya loncatan perubahan kuantitatif menjadi perubahan kualitatif. Evolusi sosial tersebut sedang berlangsung dan menjadi patokan dasar apakah hasil evolusi intelektual manusia memang benar-benar akan berkembang atau menjadi mundur. Konflik-konflik tersebut yang menjadi bentuk pertentangan juga merupakan suatu bentuk loncatan perubahan tersebut. bentuk loncatan evolusi yang dilandaskan pada sebab material sebagai sebab utama yang paling pokok dari segala sebab utama, sebab spiritual terjadi sebagai secondary reason dari konflik tersebut.

0 comments:

Post a Comment

 
;