Wednesday, May 17, 2017

Tinjauan Atas Sejarah Pertentangan Kelas Dan Prospek Sejarah Ke Depannya


“Relevansi Dan Prospeknya Di Era Mendatang”
Sekilas Tentang Sejarah Pertentangan Antar Kelas
Sejarah adalah sebuah ilmu yang mempelajari masa lampau, setidaknya itu merupakan esensi etimologi yang sederhana tentang sejarah. Dalam artian yang lebih besarnya, sejarah merupakan sistem kronologis waktu yang membahas tentang kemanusiaan sejak ditemukannya tulisan. Sejarah merupakan sebuah sistem teratur yang berjalan sesuai dengan perjalanan waktu yang bersifat lurus ke depan.
Sejarah dimulai ketika manusia telah mengenal sistem penulisan, setidaknya menurut catatan yang ada, sistem penulisan pertama telah ada sejak 5000 tahun yang lalu di Mesir walaupun ada beberapa yang mengatakan sistem penulisan pertama muncul di Mesopotamia ataupun Lembah Sungai Indus berbentuk piktograf. Sistem penulisan yang demikian di anggap sesuai dengan perkembangan pemikiran manusia yang pada saat itu lebih mengenal visualisasi dengan bentuk yang mudah di terjemahkan dan di ingat daripada suatu semiotik yang mengandung sistem kerumitan dalam setiap penerjemahannya.

Walaupun sistem penulisan baru di temukan 5000 tahun yang lalu, tetapi bahasa dikabarkan lebih tua lagi usianya dari sistem penulisan. Hal ini dipandang sangat masuk akal karena komunikasi merupakan alat istimewa yang dimiliki oleh Hewan dan manusia dalam berinteraksi secara sosial satu sama lain. Manusia telah sempurna dalam memahami bahasa tersebut walaupun sistem penulisan sebagai bahasa interaksi yang lebih bisu ditemukan jauh setelah manusia mengenal sistem bahasa.
Menurut pemahaman saya, seharusnya suatu sejarah sudah di pelajari sejak manusia mengenal sistem bahasa, karena dari interaksi tersebut muncul cerita turun temurun yang walaupun bersifat sangat mitos tetapi setidaknya mengandung beberapa kesejarahan yang bisa di rasionalitaskan. Semua hal yang berkaitan dengan sejarah pasti rasional, walaupun perlu pemahaman yang dalam untuk menelusuri sejarah masa lampau yang masih mengandalkan bentuk komunikasi lewat bahasa karena manusia masih menggambarkan segala sesuatunya dengan mitos.
Pemahaman yang luar biasa itu harus dimiliki oleh seorang sejarawan sehingga para sejarawan bisa menentukan apa yang sedang terjadi di masa lampau tersebut, bahkan para sejarawan harus mampu menelusuri kisah yang terjadi di masa manusia belum mengenal tulisan. Saya berusaha untuk tidak setuju dengan pendapat mainstream yang mengatakan bahwa sejarah hanya bisa dilacak melalui tulisan saja. Peninggalan arkeologis dan kesusastraan juga bisa menentukan suatu kejadian yang ada di masa lampau dengan penyampaian yang tentunya berbeda dari tulisan.
Setelah kita berteori tentang asal usul kesejarahan manusia yang dapat dilacak melalui interaksi bahasa, kita juga dapat berspekulasi tentang pendapat Marx yang menyatakan bahwa sejarah manusia pada dasarnya tidak jauh dari pertentangan antar kelas. Pemikiran yang demikian bukan tidak ada buktinya, justru bukti tersebut muncul sejak manusia mulai mengenal interaksi sosial.
Marx mengatakan bahwa pertentangan kelas yang terjadi sepanjang kesejarahan manusia terjadi karena adanya faktor kebutuhan manusia itu sendiri, dengan kata lain sejarah pertentangan antar kelas disebabkan oleh munculnya faktor ekonomi. Saya memahami bahwa filsafat kesejarahan Marx yang didasarkan pada faktor ekonomi memang merupakan suatu kebenaran karena manusia secara kodratnya merupakan makhluk hidup yang berusaha hidup dengan memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri ataupun berkelompok. Tetapi Marx mengambil perspektif faktor ekonomi ini dari esensi manusianya sebagai makhluk sosial.
Saya berpendapat bahwa sejarah tercipta karena adanya pertentangan kelas dan kelas yang mempunyai kekuatan yang dominan selalu meraih kemenangan, dengan kemenangan tersebut akan timbul kelas baru yang akan selalu bertentangan dengan kelas yang baru meraih kemenangan tersebut. Dengan kata lain, kita kembali ke dialektika ala Hegel yang menyatakan bahwa dimana ada these selalu ada antithese yang merupakan kontra dari theseitu sendiri. Pertentangan yang dialami oleh kedua hal tersebut akan memunculkan suatu kemenangan atau hasil yang disebut dengan synthese. Tetapi synthese tersebut akhirnya akan berubah menjadi these pula sebagai bentuk dasar dari suatu pertentangan.
Pro kontra dalam kesejarahan manusia akan terus muncul secara berulang dan akan selalu menghasilkan suatu synthese secara berulang pula sehingga mau tidak mau manusia terjebak dalam suatu kehidupan yang penuh dengan pertentangan. Marx berpendapat bahwa dialektika tersebut bisa di akhiri ketika suatu antithese berhasil melenyapkan suatu thesesehingga tidak memunculkan synthese yang baru lagi. Atau dalam penerapan ilmu sosialnya bisa di bilang kita harus mencapai ke kesadaran masyarakat tanpa kelas yang utopi.
Saya menyadari kita sebagai manusia tidak mungkin mencapai kesadaran masyarakat tanpa kelas tersebut karena pada dasarnya manusia dilahirkan untuk bertentangan satu sama lainnya. Dalam sejarah, kita dapat melihat pertentangan antara kaum peblisit dan kaum patricia, pertentangan antara kaum feodal dengan borjuis, atau pertentangan antara kaum borjuis dengan proletar. Hampir-hampir saya mengambil kesimpulan kalau manusia ini tidak mungkin mencapai suatu kesadaran masyarakat komunis tanpa kelas.
Tetapi saya berpendapat, bisa saja kita mencapai suatu hal yang utopi sekalipun jika kita bisa mengubah sejarah yang demikian statisnya. Kaum proletar yang menjadi bagian penting dalam kehidupan sosialistik bisa saja menjadi akhir dari pertentangan sejarah tersebut. Suatu revolusi merupakan salah satu jalan untuk melenyapkan suatu these.
Kodrat manusia adalah untuk menjadi makhluk sosial, berarti untuk mencapai suatu kesadaran manusia yang demikian utopinya, kita harus kembali ke konteks yang primitif yaitu menghilangkan suatu kepemilikan pribadi atas produksi dan menggantinya dengan kepemilikan bersama yang diatur dalam suatu dewan rakyat (hal ini dinyatakan sebagai bentuk suatu kesadaran masyarakat yang bersifat modern walaupun harus memakai konteks yang primitif). 
Dalam memakai konteks yang primitif tersebut, kita harus mengambil suatu jalan revolusi agar kita bisa melenyapkan suatu kelas yang terdiri dari orang-orang yang berkuasa, serakah, atau pemilik modal (dalam hal ini kaum kapitalist karena kaum feodal hampir semuanya merupakan suatu these dari kaum borjuis, pertentangan mereka dianggap telah hilang dan membentuk synthese yang baru yaitu kaum proletar dan kaum komunis).
Setelah suatu kelas tersebut lenyap, proletar dapat menguasai jalan sejarah manusia dan dalam peraturan yang demikian rumitnya, kelas proletar itu sendiri akan lenyap. Pendapat ini mungkin di selewengkan oleh Lenin dengan menciptakan suatu diktator proletariat sehingga nantinya akan memunculkan kasus baru. Suatu kelas baru yang lahir dari kaum proletar itu sendiri, hal ini menyalahi aturan dari Dialektika Hegel itu sendiri.
Untuk menciptakan sejarah baru dengan menghilangkan pertentangan antar kelas tersebut, kelas proletar yang telah memperoleh kemenangan harus berlaku sama rasa sama rata satu dengan yang lainnya sehingga masyarakat mengalami pemerataan ekonomi yang tidak menimbulkan pertentangan yang besar layaknya pertentangan antar kelas.
Saya menyadari bahwa hal yang bersifat utopi yang demikian tidak akan bisa di wujudkan, tetapi setidaknya kita mendekati hal tersebut. Pertentangan memang akan tetap ada hingga sejarah manusia itu sendiri habis, tetapi pertentangan itu akhirnya harus di minimalisir hingga tidak menimbulkan suatu synthese yang baru.
Sejarah yang demikian merupakan pendapat dari saya pribadi sebagai seorang Marxis dengan beberapa teori dari Marx dan Engels, walaupun beberapa harusnya saya kritisi. Saya berani menyatakan bahwa apa yang diucapkan oleh beberapa orang mengenai teori kesejarahan Marx selalu berdasarkan faktor ekonomi itu salah. Karena sejarah menurut Marx, terlebih lagi beberapa pendapat dari saya itu bukan hanya dari faktor ekonomi, kita mengetahui bahwa Marx juga berbicara tentang pengaruh sosial dan agama menjadi pengaruh yang sangat penting dalam menciptakan peristiwa sejarah, walaupun dominasi ekonomi menjadi kekuatan utama dari sejarah, tetapi faktor sosial dan agama tidak dapat di kesampingkan sebagai 2 kekuatan sejarah yang menciptakan suatu peristiwa sejarah yang fenomenal, misalnya saja Perang Salib.

Tinjauan Umum Tentang Persoalan Sejarah Pertentangan Antar Kelas
Sejarah adalah suatu konteks keilmuan yang memiliki prospek yang luas karena pada dasarnya sejarah adalah suatu ilmu yang terbuka dan memiliki keterkaitan dengan seluruh bidang keilmuan yang ada. Sejarah adalah ilmu yang mempelajari masa lalu dan sebagai ilmu yang dapat membangun hikmah atas kejadian masa lalu. Sejarah dipahami sebagai ilmu yang melihat ke belakang untuk membangun masa depan.
Keterkaitan ilmu sejarah dengan keilmuan lainnya membuat ilmu sejarah menjadi unik. Faktor tersebut yang membuat ilmu sejarah terus berkembang karena pada faktanya sejarah juga tidak pernah ada habisnya. Jika kita menghitung waktu dan kronologi, maka detik yang lalu pun dapat menjadi sebuah sejarah. Tetapi yang dimaksud eksistensi sejarah sebagai ilmu disini bukan berarti menghitung mundur waktu, tetapi melihat peristiwa yang terjadi pada waktu tersebut. Artinya sejarah adalah realitas peristiwa yang terjadi pada waktu yang lampau, bahkan walaupun itu satu detik yang lalu.
Untuk memahami ilmu sejarah, maka kita harus mempelajari filsafat sejarah yang berkembang dari waktu ke waktu. Filsafat sejarah itu sendiri berkembang berdasarkan kedua jenis filsafat yang terus mengalami pertentangan yaitu Idealisme dan Materialisme. Pengertian sejarah menurut kedua filsafat tersebut jelas berbeda. Menurut paham Idealisme, maka sejarah dipahami sebagai suatu bentuk ide yang menciptakan beragam peristiwa dengan manusia sebagai objeknya. Sedangkan kalau mengambil sudut filsafat Materialisme, maka sejarah dipahami sebagai hasil dari produksi manusia sebagai representasi dari ide yang tertuang dalam peristiwa – peristiwa masa lampau yang bersifat realita indrawi dengan manusia sebagai subjeknya.
ilmu sejarah juga merupakan suatu konteks keilmuan yang mempunyai keistimewaan lainnya, yaitu sejarah selalu bersifat pertentangan sosial, politik, ekonomi, budaya, dan agama. Bahkan untuk masa damai sekalipun, pertentangan itu tetap ada walaupun dalam skala kecil. Maka dapat disimpulkan bahwa sejarah manusia merupakan hasil dari pertentangan yang terus terjadi dari waktu ke waktu. Tetapi pemahaman tentang ini pun akhirnya pada filsafat modern terbagi 2, menurut Hegel, pertentangan tersebut karena adanya representatif dari ide sebagai sesuatu yang membangun sejarah dan keadaan alam, sedangkan menurut Marx, pertentangan tersebut sebagai akibat dari manusia itu sendiri, pertentangan tersebut lah yang menghasilkan ide. Persamaan dari kedua teori diatas adalah persoalan Dialektikanya.
Tetapi bagaimanapun penafsiran akan sejarah, maka dari pertentangan penafsiran tersebut dapat menjadikan ilmu sejarah terus menjadi ilmu yang sangat berkembang karena teorinya terus mengalami perubahan sepanjang waktu seiring dengan munculnya para pemikir sejarah baru yang terus memperkenalkan metode – metode dan teori sejarah yang lebih kompleks lagi.
Sejarah akhirnya bukan lagi sebagai ilmu konservatif yang berhenti pada satu simpulan yaitu mempelajari masa lalu, tetapi sejarah lebih kepada ilmu yang mengerti masa lalu dan menjadikan masa lalu tersebut sebagai refleksi untuk masa yang akan datang. Hal inilah akhirnya yang membuat sejarah menjadi istimewa. Apalagi karena adanya hubungan erat sejarah dengan filsafat yang terus berkembang membuat sejarah akhirnya dengan sendirinya menjadi ilmu yang sukar dipahami tetapi mudah untuk dipelajari.
Sejarah bisa menjadi alat untuk membangkitkan hegemoni masa lalu ketika masa depan akhirnya menjadi suram karena suatu peristiwa. Teori dan peristiwa sejarah yang sudah terjadi bisa menjadi contoh yang kuat untuk memperbaiki masa sekarang untuk menghasilkan masa depan yang cerah. Jika demikian, sejarah bisa juga menjadi sesuatu yang paradoks bagi konteks keilmuan.
Yang menjadi pokok perkembangan dari ilmu sejarah itu sendiri adalah metode sejarahnya dan tentu Historiografinya. Sepanjang perjalanan waktu, historiografi sejarah menjadi kian berkembang dari waktu ke waktu seiring adanya pembaharuan dari metode sejarah tersebut. Sejak zaman Yunani Kuno, metode sejarah tersebut telah berkembang dengan mengikuti arus zamannya. Historiografi juga dipengaruhi oleh zeitgeist dari zaman tersebut. Misalnya, jika kita menelusuri Historiografi abad pertengahan, maka kita akan melihat metode sejarah yang dipakai pada saat itu sangat dipengaruhi oleh dominasi gereja sebagai otoritas tunggal politik dan agama pada masa itu, berbeda dengan Historiografi pada abad 19 dan 20 yang banyak di pengaruhi oleh arus pemikiran Materialis seperti Hegel, Marx, dan Van Ranke.
Pada akhirnya kita telah sampai pada Historiografi modern yang bersifat lebih realistis dan kritis dari yang sebelumnya. Metode tersebut di dasarkan pada perkembangan teori sejarah modern yang berorientasi pada pemikiran Materialisme dengan menghilangkan unsur mitos di dalamnya. Tetapi bukan berarti mitos menjadi tidak penting untuk dipakai dalam suatu metode sejarah, untuk mensejarahkan mitos, diperlukan suatu pendekatan nalar yang rasional agar mendapatkan esensi sejarah yang ingin dipakai sebagai sumber sejarah.
Pendekatan nalar yang rasional dalam memahami sumber sejarah sangat lah penting sehingga berguna untuk memilah – milah mana yang menjadi suatu propaganda, mana yang menjadi suatu realita sejarah. Pendekatan nalar tersebut sesuai dengan teori pokok Von Ranke tentang sejarah yaitu “Sejarah ditulis berdasarkan fakta yang sebenarnya”. Jika kita adalah seorang sejarawan, maka kita adalah orang yang netral dan kritis serta tidak memihak pihak yang kalah ataupun yang menang. Inilah yang disebut keseimbangan antar pertentangan dalam penulisan sejarah serta sejarah itu sendiri.

Prospek Sejarah
Jika berbicara tentang prospek sejarah, maka tidak lepas dari masa depan sejarah dan para sejarawan itu sendiri. Kita mengetahui bahwa metode sejarah visual merupakan suatu metode sejarah yang baru yang bisa membawa kita meneliti kesejarahan itu dengan akurat. Selain itu, kerja sama antar bidang keilmuan lainnya dengan sejarah membuat sejarah menjadi berkembang sebagaimana mestinya.
Sejarah meninggalkan ranah konservatifnya dan menjadi suatu ilmu yang berkembang sesuai dengan aturan zamannya, maka sejarah menjadi suatu ilmu yang terbuka dan menciptakan suatu prospek yang baik untuk para peneliti keilmuannya.
Profesi sejarah yang utama adalah menjadi seorang sejarawan, tetapi bukan berarti seorang mahasiswa sejarah tidak bisa memilih prospek lainnya karena sejarah itu bersifat meluas dan melingkupi berbagai bidang keilmuan lainnya, maka para mahasiswa sejarah bebas memilih dan mengembangkan ilmunya di ranah keilmuan lainnya.
Jika kita terus mengembangkan metode – metode sejarah yang bersifat modern, bukan tidak mungkin ilmu sejarah menjadi suatu kekuatan utama untuk mengubah dunia. Hal ini sudah ada realitanya sejak zaman dahulu, ketika para pemikir yang berhasil mengubah dunia rata – rata adalah para sejarawan, sebut saja Immanuel Kant, Hegel, Marx, hingga Von Ranke. Walaupun sebagian besar dari mereka berbicara tentang filsafat sejarah, tetapi mereka setidaknya berhasil mengembangkan teori kesejarahan sehingga ilmu sejarah menjadi kelihatan menarik untuk di pelajari.
Untuk kemahasiswaan, kita kembali lagi berbicara tentang makna sebagai mahasiswa itu apa. Jika seorang mahasiswa berbicara prospek kerja untuk ke depannya, maka pemikiran dia hanyalah bersifat statis. Kita harus berpikir ulang, sebenarnya apa fungsi kita sebagai mahasiswa. Mahasiswa ada bukan untuk menjadi budak dari para pemilik modal atau sekedar pegawai yang bertahan hingga mendapatkan pension, tetapi menjadi seorang intelek pengembang ilmu pengetahuan yang berguna bagi masyarakat. Berarti kita sebagai mahasiswa sejarah harus mengembangkan ilmu sejarah itu sendiri dan output dari pengembangan tersebut haruslah berguna bagi masyarakat sehingga masyarakat menjadi semakin maju pemikirannya.
Terutama untuk mahasiswa sejarah yang takut akan suramnya prospek sejarah kedepannya, maka kita harus berpikir kritis dalam menyikapi bidang keilmuan kita masing – masing. Setiap ilmu pengetahuan pasti berkembang sesuai zamannya, jika sebuah ilmu pengetahuan tidak berkembang (seperti filsafat zaman Yunani Kuno yang bersifat konservatif) maka tidak ada yang namanya prospek keilmuan yang bersifat modern, yang ada ilmu tersebut menjadi usang dan tak berguna lagi untuk zaman kedepannya.
Maka setelah kita berbicara esensi sederhana dari seorang mahasiswa, terutama mahasiswa sejarah, harusnya kita bisa menyikapi suatu prospek sejarah yang cerah. Metode sejarah visual yang modern dinilai sebagai suatu kebangkitan dan kemajuan ilmu sejarah. Hal ini menjawab tantangan keilmuan itu sendiri.
Sedangkan prospek pekerjaan yang akan menjadi ranah kehidupan mahasiswa sejarah kedepannya, maka pekerjaan para sejarawan yang paling banyak di cari oleh para penguasa karena sejarah tidak pernah dimiliki oleh rakyat, sejarah adalah milik para pemenang. Tetapi bukan berarti rakyat tidak bisa menciptakan sejarah atau kaum minoritas tidak bisa menciptakan peristiwa bersejarah. Namun pengaruh dari kekuasaan politik memang sangat besar dalam mengubah alur jalannya sejarah. Tugas kita sebagai sejarawan nantinya bukan lagi meneliti hal – hal yang berbau sejarah, tetapi merapikan propaganda sejarah yang terlanjur menguasai pikiran masyarakat.

0 comments:

Post a Comment

 
;