Saturday, August 29, 2020 0 comments

Keberadaan Kelas Menengah dan Borjuis Kecil

Pendahuluan

JIKA Anda diminta untuk membedakan antara Harimau Sumatera dan Harimau Siberia, saya yakin Anda akan dengan mudah melakukannya. Cukup melihatnya di ensiklopedi hewan atau wikipedia. Selain berbeda subspecies, sifat dan ciri fisik mereka pun dapat diklasifikasi perbedaannya. Namun bagaimana bila Anda bertemu dengan harimau di tengah hutan? Dapatkah Anda langsung mengenalnya? Bisa, tapi bagi orang awam dan bukan pawang atau ahli harimau tentu saja sulit. Sehingga kita cenderung menyamakan harimau tersebut menjadi harimau saja. Hal ini menjadi sama ketika kita membicarakan persoalan kelas menengah. Lalu mengenai kelas yang lain seperti borjuis kecil kita cenderung memasukkan mereka ke dalam dua kelas dominan kapitalis-proletar atau bahkan sering melupakannya.

Sunday, August 23, 2020 0 comments

Kekerasan Sipil dan Kekuasaan Negara


   

 KEBERADAAN kelompok-kelompok sipil yang dapat menggunakan kekerasan secara ‘sahih’ di luar aparatus represif negara serta maraknya aksi-aksi intimidasi dan kekerasan oleh kelompok tersebut (vigilantisme), kerap menjadi catatan khusus dalam memahami proses demokratisasi di Indonesia. Pasalnya, meskipun demokratisasi di Indonesia telah berjalan lebih dari satu setengah dasawarsa, kekerasan sipil serta kelompok-kelompok vigilante tetap ada. 

Beberapa kasus kekerasan sipil yang mencuat pasca Reformasi antara lain pembubaraan diskusi, penganiayaan dan intimidasi terhadap kelompok minoritas serta penyerangan terhadap rumah ibadah. Namun, fenomena semacam itu bukan hal yang baru di Indonesia. Sepanjang Orde Baru, kekerasan sipil juga telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari yang berpuncak pada pengorganisasian kelompok preman dalam wadah Pemuda Pancasila.

Thursday, August 20, 2020 0 comments

Moral Komunis

 ADAKAH suatu teori Marxis mengenai moral? Perlukah seorang Kiri berbicara mengenai moralitas? Pertanyaan-pertanyaan ini merupakan sejumlah pokok bahasan yang menjadi bahan diskusi dan debat yang intens di berbagai lingkaran-lingkaran intelektual.

Setidaknya ada dua sangkaan mengenai posisi moralitas dan dalam korpus pemikiran Marxis dan implikasinya. Yang pertama adalah sangkaan konservatif, yang menganggap bahwa 1) tidak ada ruang mengenai pembahasan moralitas dalam korpus Marxisme atau 2) prinsip utama moral politik Kiri adalah sebentuk Machiavellianisme yang vulgar, yang menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan politiknya. Implikasinya, menurut pembacaan yang juga khas bernuansa Perang Dingin ini, adalah bahwa ujung dari penerapan Marxisme dalam politik adalah rezim-rezim Stalinis dengan segala macam permasalahan dan dosanya.

Wednesday, August 19, 2020 0 comments

Membuka Lagi Buku Das Kapital

SEBAGIAN dari Anda yang sering membaca buku dan juranal ilmiah tentang Ekonomi politik barangkali kerap menemukan istilah pekerja, kapitalis, laba, eksploitasi, nilai-lebih, akumulasi, fetisisme, kapital, alienasi dan lain-lainnya. Tapi apakah Anda betul-betul memahami makna dari istilah tersebut? Membaca beragam istilah tersebut, jujur saja saya pribadi terkadang mesti mencarinya di Google atau bahkan membuka buku lainnya untuk memahami maknanya.

Tidak bisa kita pungkiri bahwa istilah semacam itu agak sulit dipahami secara langsung, apalagi untuk mereka yang jarang membaca tulisan-tulisan bertema teori atau kajian spesifik tertentu. Mengapa demikian? Sebab, kata-kata itu mewakili suatu kenyataan yang dirangkum ke dalam satu atau dua kalimat tertentu agar lebih mudah dipahami oleh orang lain – dalam arti lain kata-kata itu merupakan perwujudan dari sebuah konsep. Inilah yang sering ditemukan ketika kita membaca karya tulis atau artikel ilmiah, entah itu ilmu alam ataupun ilmu sosial. Dalam ilmu alam contohnya, kata evaporasi dan kondensasi memiliki arti yang berbeda. Jika evaporasi merupakan proses penguapan yang mana molekul dengan bentuk cair menjadi bentuk gas, maka kondensasi adalah proses yang sebaliknya.

Wednesday, August 12, 2020 0 comments

Masih Relevankah Membaca Das Kapital Pada Membaca Situasi Saat Ini?

            Das Kapital merupakan bacaan yang tak asing bagi Anda yang gemar membaca literatur bertema ekonomi dan politik. Buku ini berisi kritik atas teori serta sistem ekonomi kapitalisme yang ditulis oleh Karl Marx satu setengah abad yang lalu. Volume pertamanya terbit pertama kali pada tahun 1867 dan dua volume selanjutnya dilanjutkan lalu diterbitkan pada tahun 1885 serta 1889 oleh kawan baiknya, Friedrich Engels.

Apabila Charles Darwin menulis Origin of Species untuk menjelaskan asal-usul kehidupan mahkluk hidup di bumi, Marx menjelaskan asal-usul sistem ekonomi yang menjadi landasan kehidupan dunia modern lewat Das Kapital. Dari banyaknya tulisan Marx-Engels, buku ini merupakan kunci yang menghantarkan kita kepada pintu realitas riil dari cara kerja sistem kapitalisme. Lalu bagaimana untuk Anda yang jarang bersentuhan dengan kajian ekonomi dan politik? Buku tebal berisi ribuan kata dan rumus itu sudah pasti tak mencuri perhatian Anda. Apabila disejajarkan karena ketebalannya, ketimbang membaca Das Kapital tentu saja Anda pastinya lebih memilih membaca buku A Song of Ice and Fire alias Game of Thrones.

Thursday, August 6, 2020 0 comments

Konsepsi Marx tentang Komunisme (Bagian II)


I.                   Komunisme sebagai Perserikatan Merdeka

DALAM Kapital, Volume I, Marx berargumen bahwa kapitalisme adalah suatu moda produksi sosial yang ‘terdeterminasi secara historis’, di mana produk kerja ditransformasikan menjadi komoditas, dengan akibat bahwa individu-individu hanya dinilai sebagai produsen, dan keberadaan manusia ditundukkan pada kegiatan ‘produksi komoditas’. Karenanya, ‘proses produksi’ telah ‘menguasai manusia, bukannya dikontrol olehnya’. Kapital ‘tidak peduli sama sekali pada panjangnya kehidupan buruh’ dan tidak menganggap penting peningkatan kondisi kehidupan kaum proletar. Kapital ‘mencapai tujuan ini dengan memperpendek usia buruh, seperti halnya petani yang serakah mengambil lebih banyak hasil panen dari tanah dengan mencuri kesuburannya’.

Dalam Grundrisse, Marx menyebut bahwa dalam kapitalisme, ‘karena tujuan kerja bukanlah untuk menghasilkan produk tertentu [dalam hubungan dengan] kebutuhan-kebutuhan spesifik individu, melainkan untuk mendapatkan uang […],

Saturday, August 1, 2020 0 comments

Konsepsi Marx tentang Komunisme (Bagian I)


I.                   Di mana dan Mengapa Marx Menulis tentang Komunisme

MARX menetapkan bagi dirinya sendiri tugas yang sepenuhnya berbeda dengan kaum sosialis sebelumnya; prioritas mutlaknya adalah ‘menyingkapkan hukum gerak ekonomi masyarakat modern’. Tujuannya ialah mengembangkan kritik menyeluruh atas moda produksi kapitalis, yang akan mendukung kaum proletar, subjek revolusioner yang utama, dalam menggulingkan sistem sosial-ekonomi yang ada sekarang.

Selain itu, karena ia sama sekali tak berharap untuk menciptakan agama baru, Marx menahan diri untuk tidak mempromosikan gagasan yang menurutnya secara teoretis tidak berfaedah dan secara politis kontra-produktif: model universal masyarakat komunis. Karena alasan inilah, dalam ‘Penutup Edisi Kedua’ (1873) dari Kapital, Volume I (1867), ia menjelaskan bahwa dirinya tidak punya minat untuk ‘menulis resep-resep bagi toko-toko masakan di masa depan’. Ia juga menerangkan maksud pernyataan terkenal ini dalam ‘Catatan-Catatan Kecil untuk Wagner’ (1879-80), di mana sebagai respon atas kritik dari ekonom Jerman Adolph Wagner (1835-1917), ia menegaskan bahwa dirinya tak pernah ‘menegakkan suatu ‘sistem sosialis’.

 
;