Kita sama-sama telah memahami bahwa pada dasarnya
seluruh peristiwa sejarah terjadi karena adanya dialektika yang berjalan terus
menerus. Dialektika yang dimaksud adalah suatu bentuk pertentangan, perubahan,
dan perkembangan dengan penyebab utama Dialektika tersebut adalah tentunya
basis material. Pada dasarnya pula, Dialektika terjadi untuk menciptakan
kehidupan yang tidak statis, bergerak dinamis, menciptakan kondisi yang
berkualitas, dan menciptakan negasi yang baru. Salah satu bentuk Dialektika
yang menjadi dasar dari terjadinya berbagai peristiwa sejarah di dunia
adalahKonflik. Konflik merupakan suatu bentuk pertentangan atau ketegangan yang
terjadi akibat adanya api yang di ciptakan oleh salah satu pihak yang mengalami
konflik.
Tuesday, November 28, 2017
kritik,
Opini,
Pemahaman,
Pemikir,
Perlawanan
0
comments
Essay Tentang Konflik di Asia Barat Dari Perspektif Marxisme
Tuesday, November 21, 2017
Kegelisahan,
kritik,
Lawan,
Pemahaman,
Pemikir,
Perlawanan
0
comments
Kritik Hubungan Material Dalam Perdagangan Mikro
Keramaian macam apa lagi yang engkau tawarkan,
keramaian hati, cinta, kegelapan, atau bahkan keramaian suasana aksi? Tidak,
ini adalah keramaian hubungan komunikasi yang dilakukan antar sesama manusia
yang saling memerlukan. Ya, keramaian perdagangan ala Kapitalisme, mereka
menukar barang dengan uang dan kita menerima uang dengan memberi barang. Disini
hukum pertukaran terjadi sangat marak. Mulai dari pukul 8 pagi hingga sekarang,
pukul 11 siang.
Mereka rela mengantri demi membeli buku, pernak-pernik
Jepang, poster anime dan stiker-stiker bergambar tokoh manga. Mereka rela
menukarkan berbagai lembar uang mereka dengan barang-barang tersebut. O iya,
hampir lupa, disini hukum penawaran dan permintaan terjadi sangat jelas. Jika
kita membuat akumulasinya, maka permintaan sekarang lebih tinggi dari
penawaran. Aneh memang, mereka meminta barang yang mereka butuhkan dan akhirnya
mungkin tidak mempunyai nilai guna yang besar, bahkan komoditi yang mereka beli
tidak mengandung nilai tukar pula!
Wednesday, November 15, 2017
Kegelisahan,
kritik,
Pemahaman,
Pemikir,
Perlawanan
0
comments
ESSAY TENTANG TAHUN-TAHUN DEPRESI EKONOMI
“Krisis Malaise
& Pengaruhnya Pada Hindia Belanda”
Depresi
ekonomi adalah suatu sebutan untuk masa dimana pada saat itu terjadi kelesuan
finansial yang membuat perekonomian suatu wilayah menjadi hancur. Depresi
ekonomi bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti turunnya indeks harga saham
hingga melemahnya suatu mata uang sebagai akibat dari kelesuan bisnis dan
melemahnya faktor ekonomi lainnya.
Akibat
dari depresi ekonomi tersebut bisa beragam, secara garis besarnya, melemahnya
ekonomi suatu wilayah akan mengakibatkan terganggunya aktivitas ekonomi di
wilayah tersebut, bahkan bisa menghancurkan kehidupan sosial di wilayah
tersebut. Maka tidak heran, seperti kata Marx, bahwa sejarah tersebut
dikendalikan oleh faktor ekonomi. Terhambatnya produksi dan menurunnya daya
konsumsi masyarakat bisa membuat sosialitas masyarakat bisa hancur sama sekali.
Akhirnya, seperti yang pernah kita lihat pada depresi ekonomi sebelumnya, PHK
besar-besaran, pengangguran, dan hancurnya stabilitas nasional suatu wilayah.
Thursday, November 9, 2017
kritik,
Pemikir,
Perlawanan
0
comments
Reaksi Atas Maraknya Elite Populis Dalam Gerakan Kiri
Wacana yang saya tulis ini berasal dari hasil diskusi
saya bersama kawan saya yang bernama Josman Simarmata terkait dengan munculnya
gerakan populis di Bandung. Dalam diskusi tersebut, Saya sependapat dengan
kawan Josman terkait dengan gerakan populis yang menempatkan tujuan sebagai
subjek sebagai gerakan yang sejati. Tetapi menurut saya, pernyataan tersebut
tidak menyentuh akar permasalahan, mengapa populisme bisa menjadi pisau bermata
dua? Jika dipakai untuk kebaikan akan menghasilkan hal baik dan jika dipakai
untuk keburukan akan menghasilkan hal yang buruk pula.
Gerakan populis yang selama ini kita kenal mempunyai
makna yang dangkal, yaitu gerakan yang mempunyai tujuan untuk bagaimana caranya
meraih simpati rakyat untuk tujuan tertentu. Tentunya gerakan populis tidak
selalu berarti gerakan yang memanfaatkan simpati masyarakat untuk menjadi
popular. Pada kenyataannya, kata ‘populis’ sendiri sudah tereduksi maknanya
sejak lama. Muhammad Al Fayyadl pada akhirnya membagi arti dari populisme itu
sendiri menjadi dua, yaitu populisme yang selama ini kita kenal sebagai pola
berpolitik berdasarkan popularitas dan populisme yang berarti gerakan
kerakyatan[1][1].
Dalam kata lain, Populisme dalam arti sesungguhnya ialah gerakan yang
menjadikan rakyat sebagai subjeknya. Tapi apakah benar Populisme itu gerakan
yang menempatkan rakyat menjadi subjek utama? Ernesto Laclau menyebutkan bahwa
‘rakyat’ dalam populisme belum benar-benar spesifik dan mempunyai arti khusus
yang membuat kita berpendapat bahwa populisme sebagai bentuk gerakan progresif.
Tetapi, baik kaum liberal maupun progresif sangat mencurigai populisme karena
tidak jelasnya arti dari gerakan tersebut.
Thursday, November 2, 2017
kritik,
Lawan,
Pemikir,
Perlawanan,
Sejarah
0
comments
November: Refleksi Atas Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
November-anggapan kita bersama-adalah bulan
perjuangan, mengapa demikian? Mungkin karena kita memperingati satu hari dimana
Bung Tomo dan para pejuang lainnya berusaha mempertahankan Surabaya dari
serangan tentara NICA. Kita mengingat hal tersebut sebagai satu peristiwa
sejarah yang sangat penting karena banyak hal menarik yang terjadi saat itu,
misalnya adalah peristiwa pembunuhan Birgjen Mallaby dan peristiwa perobekan
bendera di Hotel Yamamato. Tetapi pernyataan yang menyebutkan November sebagai
bulan perjuangan tidaklah sedangkal itu. Setidaknya kita menyadari bahwa
simbolisasi tersebut menjadi perwakilan dari berbagai peristiwa perjuangan yang
terjadi selama masa revolusi nasional mempertahankan kemerdekaan.
Mengenang Revolusi
Nasional Indonesia
Mengapa harus revolusi nasional? Banyak orang
beranggapan bahwa nama tersebut agak berbau “kekiri-kiran”, tetapi revolusi
nasional bukanlah revolusi kaum kiri, melainkan revolusi yang melahirkan suatu
republik baru yang bebas dari penindasan yang diakibatkan oleh Imperialisme.
William Ogburn memberikan makna yang bagus dari kata “revolusi” yaitu, ruang
lingkup perubahan sosial meliputi unsur-unsur budaya baik material maupun non-material
untuk menekankan pengaruh besar dari unsur-unsur budaya material dari elemen
non-material. Merujuk pada pernyataan tersebut, maka kita bisa simpulkan bahwa
revolusi nasional adalah merubah tatanan kebudayaan material lama yang masih
dikuasai pengaruh lama-dalam arti nasional-menuju kebudayaan baru yang bersifat
bebas dari penindasan Imperialisme.
Subscribe to:
Posts (Atom)