Pengamatan terbaru terhadap
mahasiswa saat ini :
1.
Saya
kecewa ketika para mahasiswa tidak bertindak sebagai mahasiswa lagi.
Pengungkapan 3 konsep fungsi mahasiswa yang pernah saya tulis dan saya sampaikan
tidak lagi dijiwai oleh para mahasiswa tersebut.
2.
Beberapa
missal sederhana tentang bobroknya mahasiswa masa kini salah satunya adalah
membaca presentasi bukan mempresentasikan bacaan. Hal ini adalah salah satu
bukti kemunduran intelektual mahasiswa. Padahal tugas mahasiswa sebagai
pengembang ilmu sudah sepantasnya memberikan pengajaran argumentatif dengan
kajian yang sudah cukup mendalam.
3.
Memang
diakui, kreatifitas mahasiswa saat ini mencapai tingkat yang inovatif, berarti
para mahasiswa berhasil mengembangkan kemampuan seni dan verbalistiknya secara
tajam dan mendalam.
4.
Beberapa
mahasiswa secara sadar merubah dirinya menjadi seorang yang revolusioner juga
mengaku sebagai motor penggerak rakyat, tetapi sekali lagi mereka melupakan
salah satu fungsi pokok mahasiswa yaitu berpikir kritis solutif.
5.
Adapun
yang berpikir kritis, tetapi hanya menjadi bumbu omong kosong yang nyata.
Apalagi disertai dengan tindakan yang tidak mencerminkan mereka sebagai seorang
intelektual terdidik.
6.
Beberapa
sanggup mengembangkan ilmu hingga ke tingkat yang paling membanggakan, tetapi
mereka salah menafsirkan sehingga muncul persepsi egoisitas dan hilangnya rasa
Sosialisme Intelektual di kalangan mereka.
7.
Beberapa
dari mereka mencoba bergabung atau membentuk organisasi berlatar belakang paham
kiri. Mahasiswa seperti ini sadar akan tujuan dari oposisi pemerintahan, tetapi
tidak disertai kajian yang dalam, kita mengetahui bahwa jika paham merah
tersebut tidak di mengerti dengan benar akan menimbulkan salah artian atau
persepsi negative yang menjurus ke tindakan ekstrimitas yang ceroboh.
8.
Karena
semakin maraknya Universalisme dalam paham Kapital – Liberal, maka mahasiswa
sebagai garda depan tidak luput dari imbas tersebut. Hasilnya mereka semakin
individualistis dan tidak lagi mencerminkan Sosialitas, jauh dari asas pokok
bangsa Indonesia yang pernah di sampaikan Bung Karno yaitu “Gotong Royong”.
9.
Beberapa
mahasiswa yang saya apresiasi adalah karena mereka mencoba memurnikan ajaran
Pancasila. Seperti yang kita ketahui, merebaknya Universalisme Liberal telah
mengubah arah dari filsafat Pancasila yang tidak lagi murni seperti pada
awalnya.
10. Organisasi – organisasi Mahasiswa
masa kini yang berbeda asas dan paham seringkali bertikai, lebih parahnya lagi
mereka mengakui hal itu terjadi karena atas nama rakyat.
11. Pokok – pokok yang terjadi di atas
adalah karena mereka kehilangan salah satu asas pokok kehidupan mansia yaitu
agama. Mereka mencoba menyalahkan agama atas apa yang telah terjadi di kalangan
masyarakat, yaitu pertentangan antar kelas, atau lebih parahnya lagi
pertikaian, mengacu kepada pemikiran Marx yang disalah artikan oleh mereka.
12. Pokok – pokok tersebut harusnya di
kritisasi sehingga menghasilkan suatu solusi dari arah pergerakan mahasiswa
Indonesia kedepannya, bukan menjadi suatu These yang tiada artinya
sama sekali.
Antithese dari These Tentang Mahasiswa saat ini
1.
Mengembangkan
3 fungsi pokok kemahasiswaan yang pernah saya sampaikan pada forum diskusi atau
tulisan – tulisan sebelumnya.
2.
Menghilangkan
dan menghindari arus Universalisme paham Kapital – Liberal yang tidak sesuai
dengan asas bangsa Indonesia yaitu “Gotong Royong”.
3.
Menerapkan
prinsip Sosialisme Intelektual dengan menilik dari ajaran Robert Owen, Marx,
Engels, dan para tokoh pergerakan Indonesia pada masa awal kemerdekaan.
4.
Mengembangkan
salah satu asas pokok kehidupan manusia yaitu keagamaan, tentunya bukan berarti
kita harus menelan mentah – mentah ajaran agama, tetapi melalui kajian yang
dalam sehingga kita paham apa sebenarnya fungsi agama tersebut di masyarakat.
Synthese Mahasiswa saat ini
“ Menciptakan mahasiswa yang
memiliki modal yang cukup untuk menjadi pengemban intelektual ilmiah yang
berasaskan Sosialisme Agama dan menjadi motor penggerak bangsa Indonesia yang
berada di garda depan dalam membawa arus masyarakat ke kehidupan yang modern
dan sejahtera serta bisa bersaing dengan bangsa yang lainnya di dunia.”