Friday, March 30, 2018 0 comments

​HEGEMONI


Banyak orang tidak sadar dengan angin
Apakah dia jahat atau baik
Manusia hanya mengerti bahwa angin itu lembut
Ia mengandung hegemoni
Yg membunuh tiap pemikiran
Karena angin tidak suka di ganggu
Ia lebih suka diikuti alurnya
Banyak orang tidak sadar akan matahari
Kebanyakan mereka mengejarnya
Tetapi kemunafikan cahaya pun mereka tidak tahu
Hebatnya matahari berpijar
Menutupi kesucian sirius di tempat yg jauh
Matahari lebih suka di puja
Namun itulah pujaan paling hina
Banyak orang tidak sadar akan hujan
Balatentara Mikail sang pembawa rahmat
Satu hal yg tersembunyi dari rintikan
Yaitu rintihan suci daripada kebenaran
Sedang tetes menyapu setiap pendengaran

Saturday, March 17, 2018 0 comments

Antara Pendidikan, Marxisme, Dan Agama


Realnya, pas saya masuk KAMPUS, hal yang paling bikin saya seneng karena saya bisa lepas dari rezim keluarga bapak saya, ya bisa di bilang gitu. Saat masih SMA, apa yang dibilang kebebasan untuk berpikir dan bertindak itu tidak ada, semua orang Jawa menurut pada sistem yang lama dan konservatif (menurut saya) dan akhirnya nelen mentah-mentah aturan yang sebenarnya tidak mereka ngerti. Kalo kata bahasa politiknya, orang tua Jawa itu adalah cerminan dari feodal anak-anaknya. Ya sebenernya tujuannya baik, biar anak mereka sukses dengan didikan keras. Tapi hal negatifnya, hal itu menjadi sebuah sistem balas dendam yang akan terus berlanjut sampe keturunannya. Keras pendidikan di balas dengan keras pendidikan juga, tapi kepada keturunannya. Kurang lebihnya kayak gitu.
Impian saya bisa lepas dari cengkraman budaya konservatif ya karena sistem turun temurun itu, saya tidak mau nantinya anak saya nerima pendidikan keras yang konservatif seperti gitu, di atur tanpa ada kebebasan berpendapat sama sekali. Semua anak harus menuruti perkataan orang tuanya. Apa yang terjadi dengan Ibrahim, para sahabat nabi yang ortunya jahannam, Marx, Buddha, dan lain-lain tidak pernah menuruti apa kata ortunya yang konservatif, tapi mereka bahkan bisa menciptakan pengaruh yang besar bagi dunia.
Friday, March 9, 2018 0 comments

​(Lagi) Supersemar dan Persoalan Distorsi Sejarah


"Jika ada bagian sejarah yg dicat kelabu di atas kelabu, inilah bagian orang itu. Orang-orang dan kejadian-kejadian tampak seperti kebalikan si Schlemihl, seperti bayang-bayang yg kehilangan tubuh" (Karl Marx dalam The Eighteen Brumaire of Louis Bonaparte, 1852).
Setengah abad lalu, tepatnya 11 Maret 1966, Presiden Soekarno meninggalkan Jakarta menuju Istana Bogor setelah situasi sudah tidak memungkinkan untuk meneruskan rapat Kabinet 100 Menteri. Para aktivis mahasiswa menyerukan tritura kala itu. Di Istana Bogor, setelah beberapa saat, Soekarno kedatangan tamu 3 orang jenderal-yg katanya-menjadi suruhan Soeharto, yaitu Brigjen Amirmachmud, Brigjen Basuki Rachmat, dan Brigjen M. Jusuf. Laporan lain dari salah satu ajudan Soekarno menyebutkan adanya jenderal keempat, tetapi dengan mudahnya laporan tersebut dibantah oleh para sejarawan. Mereka bertiga akhirnya menyerukan agar Paduka Yang Mulia membuatkan surat perintah untuk menertibkan keamanan. Surat tersebut akhirnya diketik oleh Ali Ebram.
Saturday, March 3, 2018 0 comments

Ketidakpuasan Manusia Dengan Agama


Abad kegelapan (abad 5-15 M) merupakan sebuah zaman dimana manusia patuh pada hukum dogmatis agama. Selain itu, catatan yang di tinggalkan pada masa ini sangat sedikit sekali, bahkan hanya sedikit orang yang mau menulis pada masa ini karena adanya penguasaan agama terhadap ilmu pengetahuan yang menyebabkan semua aspek kehidupan termasuk penulisan harus patuh terhadap hukum agama atau gereja. 
Pada masa abad kegelapan, agama menguasai semua sektor kehidupan hingga tak ada satupun kegiatan manusia yang tidak melalui perizinan agama, bahkan pengangkatan seorang raja saja harus melalui kepausan di Vatikan. Pada masa ini, Feodalisme mulai merebak di Eropa, ketika kekuasaan raja dan agama sangat absolut. Semua yang berbau irrasionalitas selalu di legalkan, berbeda dengan ilmu pengetahuan yang dikekang hingga datangnya suatu masa yang disebut dengan Renaissance dan Aufklarung.
Pada masa abad kegelapan, terdapat suatu peristiwa yang paling dahsyat menimpa dunia, terutama Eropa yaitu Black Death. Peristiwa Black Death adalah peristiwa wabah pandemi hitam yang menyerang Eropa melalui 3 penyebaran yaitu Pes, Pneumonia, dan Septicemic. Wabah ini diperkirakan memakan korban jiwa 75 juta hingga 200 juta manusia. Terjadi penurunan populasi manusia yang sangat signifikan di Eropa, Timur Tengah, dan Asia Timur. Bahkan di beberapa daerah seperti Italia, kehilangan 80% populasinya.
Sunday, February 25, 2018 0 comments

Tanggapan Atas Tantangan Zaman Terhadap PANCASILA


“Dari Kacamata Ideologi Marxisme”
Pancasila adalah suatu sistem ideologi yang unik dimana para pelopornya berusaha membuat Pancasila tidak berpihak kepada ideologi kiri maupun kanan. Tetapi dalam kronologi perjalanannya, Pancasila akhirnya banyak terkait dengan ideologi kiri, apalagi Soekarno, salah satu perumus Pancasila pernah menyatakan bahwa esensi dari Pancasila adalah kiri. Berarti kita bisa ambil kesimpulan bahwa Pancasila merupakan representasi dari Sosialisme yang bersifat membumi dengan rakyat Indonesia.
Penjabaran mengenai Pancasila bisa kita lihat dalam Preambule dan UUD 1945, dalam satu contoh kasusnya, ideologi Pancasila bersifat Sosialisme ini terlihat pada beberapa pasal dalam UUD 1945, misalnya saja dalam pasal 33 yang menjelaskan tentang pemerataan ekonomi dan sila kelima Pancasila yang berbunyi “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.  Hal ini cukup menjelaskan bahwa penjabaran Pancasila memang bersifat Sosialisme.
Dalam perjalanannya, para tokoh pergerakan Nasional yang kebanyakan berorientasi pada Marxisme memang memasukkan unsur Sosialisme pada konstitusi kita dan dalam kronologisnya, banyak kebijakan politik pada masa orde lama yang sangat condong ke kiri, contohnya saja adalah pembentukan poros Beijing-Phnom Penh-Jakarta yang di cetuskan oleh Soekarno.
Saturday, February 17, 2018 0 comments

Pandangan Marxisme Terhadap Agama


Sepertinya kita, kaum Materialisme tidak akan ada henti-hentinya membahas tentang keagamaan, kita akan diminta berpendapat soal agama, dan kita tidak akan pernah bersatu dalam mengeluarkan pendapatnya soal agama. Bagi kaum Materialisme Ekstrimis, maka pemikirannya adalah Atheis dan mutlak untuk tidak di pertentangkan. Bagi kaum Materialisme Ekletisis, maka mereka selalu mencampuradukkan pemikiran mereka dengan agama. Lalu bagaimana dengan Materialisme Dialektis? Maka agama adalah salah satu sumber pertentangan alamiah manusia untuk mencapai ke tahap kemasyarakatan berikutnya.
Agama juga menjadi suatu permasalahan urgent bagi para Marxis. Mereka yang menjadi Marxis tulen, atau Komunisme tulen, maka selalu di pertanyakan pendapatnya tentang agama. Sebagian besar dari mereka selalu menganggap agama adalah seperti yang Lenin bilang soal itu, sebagian kecil dari mereka termasuk saya berkata, perlu ada penelitian lebih lanjut lagi soal agama. Karena pemikiran tetaplah kritis, walau itu soal agama sekalipun. Kita bukan orang-orang yang menelan mentah mitologi, takhayul, mitos, mistisme, atau kisah-kisah fantasi yang berasal dari agama, bagi kita yang berpikir kritis, maka kita akan berusaha merasionalkan agama itu serasional mungkin, meninggalkan bentuk-bentuk Metafisika sebuah agama itu dan menilai agama itu dari perspektif keilmuan dan keilmiahan.
Sunday, February 11, 2018 0 comments

“Moral Juang Dalam Pemahaman Marxisme Era Sekarang”


Moral Juang(Moralitas) adalah salah satu unsur pokok manusia atau dalam bentuk komunalnya adalah masyarakat secara struktural. Moral Juang selalu dikaitkan dengan etika dan norma sebagai suatu trinitas yang menjadi batasan bagi masyarakat dalam bersikap dan bertindak. Ketiganya merupakan sumber peraturan masyarakat, sehingga jika dilanggar maka hukum komunal masyarakat lah yang menentukan harganya. Segala bentuk teori dari ketiganya adalah etik. Etik dalam bentuk dasarnya merupakan suatu codex yang tidak tertulis namun menjadi suatu unsur budaya yang penting. Bentuk etik yang paling umum kita kenal adalah agama dan kepercayaan masyarakat.
Moral Juang seringkali menjadi suatu unsur yang di kesampingkan karena merupakan suatu aturan tidak tertulis yang di buat untuk di langgar, seperti peraturan pada umumnya. Padahal jika moralitas tersebut di bangun, maka akan tercipta suatu tatanan masyarakat yang teratur dan luhur budi. Jika suatu masyarakat tidak menetapkan suatu aturan etika dan moral, masyarakat tersebut akan tenggelam menjadi suatu artifisial yang tiada berbudaya. Hasilnya, masyarakat tersebut akan hancur dengan sendirinya. Hal ini dapat kita lihat realitanya pada masyarakat Romawi yang telah diramalkan kehancurannya akibat moralitas oleh Virgil.
 
;