Wednesday, December 23, 2015 0 comments

Ringkasan Buku Sarinah “Kewajiban Wanita dlm Perjuangan Republik Indonesia”

hi…
Kali ini mau posting resensi buku yang sudah jarang sekali ditemuin di toko – toko buku, jangankan di toko buku mau dicari di loak pun sudah jarang sekali ditemukan ada yang jual. Kenapa buku ini perlu untuk ditulis lagi resensinya? karena buku yang ditulis oleh Bung Karno ini merupakan kaca benggala kita sebagai perempuan Indonesia dalam melihat bagaimana kondisi permpuan di masa lalu, bagaimana kita semua mengetahui sejarah patriarki dan matriarki, bagaimana seharusnya perempuan melihat perjuangan kaumnya sendiri dalam kehidupan sosial masyarakat, bagaimana perempuan Indonesia dapat melanjutkan perjuangan-perjuangan itu dengan pisau analisis yang tajam, bagaimana perempuan Indonesia dapat terbebas dari belenggu yang diciptakan oleh peradaban.
enjoy it…
Soal Perempuan (Realitas Kehidupan Perempuan Indonesia)
Pandangan Sukarno tentang perempuan Indonesia diawali dari paparan realitas kehidupan perempuan Indonesia yang masih banyak mengalami pengekangan, penindasan dan pembodohan. Paparan tersebut didasarkan pada pengalaman-pengalaman Sukarno yang dicontohkannya dalam beberapa fenomena mendasar, terutama tentang pengalamannya atas pengekangan-pengekangan yang terjadi terhadap perempuan Indonesia akibat persepsi yang salah terhadap peran isteri dalam kehidupan rumah tangga.
Monday, November 23, 2015 0 comments

Jatuh Cinta Adalah Gejala Humanistis

Pernahkah anda jatuh cinta?Jika jawabannya “Ya” maka benar jatuh cinta adalah gejala humanistis. Mengapa saya sebut sebagai sebuah gejala humanistis? Sebab saat seseorang jatuh cinta maka kita akan menemukan sisi lain darinya. Ia bisa saja melakukan hal-hal yang sangat tidak biasanya dilakukan, baik yang positif maupun negatif. Di situlah muncul gejala-gejala humanistis dimana seseorang akan semakin mengerti siapa dirinya yang sesungguhnya. Setidaknya hal itulah yang saat ini saya rasakan dan sangat saya sadari. Itulah hakikat yang harus saya tanamkan di dalam diri saya meskipun terkadang orang-orang di luar sana terlalu munafik untuk mengakuinya, sebab mereka terkungkung oleh nilai-nilai yang mereka cipatakan sendiri.
Ada hal-hal yang tidak biasa ketika seseorang jatuh cinta. Hal-hal yang tidak bisa ia jalani dengan semangat bisa ia jalani. Hal-hal yang rasa-rasanya tak mungkin ia lakukan menjadi sangat mungkin dilakukannya. Hal-hal yang tak disukainya bisa menjadi suka hanya dalam waktu singkat saja. Orang bisa saja tiba-tiba menangis, tertawa, ataupun tersenyum-senyum sendiri. Logika bisa tertutup oleh fantasi, alam bawah sadarlah yang kerapkali berfungsi. Semua bisa menjadi berbeda, menjadi tak biasa.
Pernahkah anda berpikir tentang banyaknya lagu, puisi, film, novel, atau karya sastra lainnya yang bergenre cinta? Sampai saat ini bisa kita amati bahwa karya-karya yang saya sebutkan di atas masih didominasi oleh tema cinta. Pernahkah anda sadari jika itu adalah bagian dari gejala humanistis? Tendensi ini saya rasa lahir dari kodrat dan kebutuhan-kebutuhan dasar yang akan selalu menyertai manusia, baik secara sosial, psikis, maupun biologis.
Saya sangat miris ketika menemukan golongan yang membuat cinta menjadi hal yang tabu. Mengapa kita harus malu atau takut untuk mengakui kalau kita sedang jatuh cinta? Padahal itu adalah kebutuhan mendasar yang setiap manusia memerlukannya. Bagi saya pandangan mereka sangatlah tidak manusiawi ketika memaksakan setiap orang untuk selalu memendam rasa cinta, menjauhkan cinta itu dari diri mereka sendiri, mengkerdilkan cinta hingga mati dengan alasan nilai-nilai yang mereka ciptakan sendiri untuk menjaga diri. Padahal saya sangat yakin jikalau nurani tak pernah salah. Ia adalah cahaya yang akan selalu membimbing jalan kita sebab tuhan menitipkan sifat-sifat ketuhanannya di dalam di diri kita. Menjaga diri itu perlu, namun mengkerdilkan cinta dengan alasan menjaga diri bukanlah hal yang tepat.
Wednesday, November 18, 2015 0 comments

Bagai Mana Kabar Kalian?



Jadilah dirimu seperti Soekarno yang percaya bahwa ilmu tekhnik bukan untuk membangun gedung saja tapi membangun jiwa rakyat yang sedang ditindas. Jadilah seperti Hatta yang mempelajari ilmu ekonomi untuk melahirkan konsep koperasi. Kalau mungkin bacalah Che Guevara yang mendapat pengetahuan medis untuk jadi bahan dasar revolusi. Tengoklah kisah Fidel Castro yang menjadikan pengetahuan hukum sebagai dasar untuk menentang kediktatoran.
Mereka menanam perubahan sedari muda dengan meyakini kalau tugas kuliah bukan untuk datang dan mendapat gelar. Mereka meluncur menjadi sosok yang tak mau ditundukkan oleh aturan dan malah mencoba untuk melawanya.
Monday, November 16, 2015 0 comments

Kembali Tuk Mengabdi

Tak terasa waktu sudah mengantarkanku pada penghujung masa pengabdian. Suatu hari yang tak pernah terbayangkan dengan jelas dalam benakku. Suatu hari dimana segala rasa akan terlebur menjadi satu. Layaknya ketujuh warna pelangi yang terspektrumisasi menjadi cahaya putih nan terang. Air mata bahagia dan tangis sedih mengingatkan pada setiap jengkal memori yang pernah terjadi. Akankah masa itu akan datang kembali, walaupun roda masa takkan pernah bergulir kembali.
Engkau adalah sebuah kisah, yang dituliskan dengan tinta emas oleh para penulis yang handal merangkai kata. Engkau adalah sebuah lukisan yang dipadukan beragam warna sehingga tercipta suatu karya besar nan eksotis. Tak lekang oleh zaman, walau matahari dan bulan silih berganti menemanimu.
Merajut kain asa karya imajinasi, menanam pohon cita-cita di atas tanahmu nan wangi. Menempa jiwa dan ragaku di dalam kawah candradimuka layaknya seorang ksatria. Di antara langit dan bumimu aku mengolah hidup. Di antara hitam dan putih warnamu aku mengolah kepastian. Di antara suka dan duka aku mengolah keteguhan. Dan diantara hidup dan mati aku mengolah kegagahan.
Wednesday, November 11, 2015 0 comments

Jatuh Cinta? Mencintai? Atau Dicintai?


Tak terasa waktu begitu cepat bergulir. Rasanya baru kemarin tahun 2014. Tahun yang begitu banyak menyimpan cerita berkesan dalam hidup saya. Rasa-rasanya terlalu panjang untuk diceritakan. Namun, berangkat dari salah satu cerita berkesan dari tahun kemarin saya ingin bicara tentang cinta. Apa? Tentang Cinta? Sebuah tema tulisan yang paling jarang saya sentuh mungkin. Namun, saya menulis ini berangkat dari obrolan dengan salah satu teman saya di kampus. Ia berkata, "Eh, perasaan kok artikel-artikel yang di blog lo bahasannya berat-berat mulu deh? Nulis yang ringan-ringan dong sekali-sekali. Tulis tentang cinta-cintaan kek." Berangkat dari permintaan tersebut saya membuat artikel ini. Suatu permintaan, "Tentang Cinta".
Pernahkah anda merasakan jatuh cinta? Mencintai? Atau dicintai? Mungkin mayoritas dari anda akan menjawab, "Ya, saya pernah." Namun setiap kita mungkn punya pengalaman yang berbeda-beda soal cinta ini sendiri. Bahkan, masing-masing kita belum benar-benar bersepakat toh tentang definisi cinta dan lingkupnya? Jadi anda bisa dengan bebas mendefinisikan cinta itu apa tanpa harus benar-benar terikat definisi tokoh atau bahkan KBBI.
Bicara tentang cinta, ia adalah anugerah mulia dari Sang Pencipta. Sesuatu yang bisa membuat kita menjadi berbagai hal. Sesuatu yang bisa membuat kita merasakan berbagai rasa, entah itu bahagia, sedih, cemas, takut, bimbang dll. Sesuatu yang mampu membuat kita mengeluarkan berbagai macam ekspresi, tangis, tawa, senyum, marah, dan segala ekspresi lainnya. Suatu hal sederhana namun tak semudah membalikkan telapak tangan untuk dipahami.
Tuesday, November 3, 2015 0 comments

Sekilas Opiniku Tentang Sastra

Bicara tentang sastra bicara pula tentang sejarahnya di Indonesia. Aku tertarik pada bahasan sejarah sastra di masa orde lama saat terjadinya ketegangan dua golongan seniman, sastawan, dan budayawan. Golongan pertama menyatakan bahwasanya seni ataupun sastra harus dijadikan alat perjuangan revolusi. Seni ataupun sastra dijadikan sebagai alat propaganda bagi kepentingan politik demi menuntaskan revolusi. Golongan ini tergabung dalam organisasi yang berafiliasi dengan PKI, yakni Lembaga Kebudayaan Rakyat(Lekra).
Salah satu tokoh yang selalu diidentikkan dengan Lekra adalah Pramoedya Ananta Toer yang telah menghasilkan karya-karya fenomenal meskipun dalam sejarah hidupnya harus termarjinalisasi. Golongan kedua mencoba untuk membuat sebuah anti tesis. Golongan ini menyatakan bahwasanya seni dan sastra harus dikembalikan kepada fungsi aslinya, yakni sebagai hiburan bagi para penikmatnya. Golongan ini digagas oleh Arief Budiman dkk.
Bagiku sendiri sastra dan seni bisa difungsikan untuk keduanya. Nilai-nilai yang terdapat di dalamnya harus mampu membangkitkan sense of belonging terhadap negeri kita, namun bukan sebagai bentuk doktrin. Akan tetapi sastra dan seni juga harus hidup di jalan aslinya, sebagai hiburan bagi para penikmatnya. Bagiku sastra adalah peralihan dunia yang dapat kita ciptakan melalui imaji. Ketika kita jenuh terhadap dunia yang penuh dengan kepalsuan, terkadang walaupun didominasi oleh fiksi sastra dapat berbicara lebih jujur dengan kearifan yang terkandung dalam setiap butir kata. Sastra dapat menyampaikan nilai-nilai hidup lebih jujur ketimbang jurnalisme yang saat ini sudah dikotori oleh khutbah-khutbah kebohongan sesuai kepentingan pemiliknya.
Friday, October 30, 2015 0 comments

Tentang Cinta

Bicara tentang cinta dan rasa pasti tidak akan pernah kita temukan ujung muaranya. Ini merupakan sebuah tema yang dapat memicu berbagai macam reaksi atau tanggapan dari orang yang membacanya. Ada yang menganggap positif dan negatif. Kedua hal yang tidak dapat terpisahkan bagaikan dua sisi mata uang. Berikut tanggapan-tanggapan yang akan kita temukan berkaitan dengan cinta :

#Postif
·        Cinta itu membuat segalanya menjadi indah
·        Cinta itu ada dalam diri setiap manusia
·        Cinta itu bukan aku dan kamu, tapi kita
#Negatif
  •  Cinta itu buta
  •  Tau apa kamu tentang cinta?Anak Kecil!
  • Bodoh kalau kamu mati karena cinta!


       Ups,  berbagai macam reaksi tadi hanya segelintir kata-kata yang mungkin sering kita dengar ataupun kita baca. Akan tetapi dalam artikel ini kita tidak akan membahas ungkapan-ungkapan tersebut secara mendalam satu per satu, melainkan kita akan membahas secara umum-khusus tentang Cinta.

       Banyak orang yang mempersempit arti kata cinta hanya kepada lawan jenis. Padahal arti cinta lebih dari itu. Cinta dapat menyimpan beragam makna. Cinta kepada tuhan, bangsa, alam, atau apa pun itu. Oleh sebab penyempitan makna bagi beberapa kalangan tersebut lahirlah generasi yang mencoba menepis efek-efek kata tersebut yang katanya melemahkan. "Terlalu banyak cinta membuat kita lemah dan terlalu banyak berkhayal!" kata mereka.
Wednesday, October 28, 2015 0 comments

Pergerakan Pemuda Saat Ini (Aksi Turun Kejalan Atau Aksi Sosial).

Ada hantu yang berkeliaran negeri ini, hantu para pemuda yang tidak perduli dengan bangsanya. 87 tahun yang lalu para pemuda mengambil sumpah untuk berbangsa, bertanah air, dan berbahasa yang satu. Lalu melakukan tindakan nyata membuat konsepsi-konsepsi pembentukan bangsa Indonesia dikemudian hari dan berjuang dengan tindakan yang berujung dengan pembuangan. Lalu jaman setelah kemerdekaan, para pemuda melakukan tindakan nyata pula dengan mempertaruhkan nyawanya untuk mempertahankan kedaulatan Republik.
Dijaman orde lama. Para pemuda berjuang disektor pendidikan, yaitu belajar dan mendidik masyarakat, Ini pula suatu tindakan nyata. Berbeda dengan jaman orde baru, Tindakan nyata para Pemuda saat itu ialah turun kejalan untuk mendobrak para penguasa, menghancurkan tirani, Karena suara dibungkam, tubuh dibuang, dan keadilan diperkosa oleh para pengusa.
Lalu jaman ini. Apa tindakan nyata yg dilakukan Pemuda(Mahasiswa)? Berjuang memberikan konsepsi-konsepsi? Berjuang dalam mendidik masyarakat? Berjuang mendobrak tirani? yang mana yang kau sebut berjuang? yang mana yang kalian katakana pergerakan? tindakan yang mana kalian mengatas namakan penyambung aspirasi rakyat?
“Lalu apa tindakan nyata KITA? pantaskah kita menginjakkan kaki dibumi pertiwi dan menari diatasnya? merayakan ketamakan dan diri kita sendiri. Padahal Sesungguhnya bukan darah kita yang tertumpah untuk Indonesia, TIDAK setetespun keringat kita menyumbang untuk negeri ini. JANGAN JADI PENYAKIT, yang tidak tau terimakasih”
BANGUN!!! BANGUN!!! BANGUN NEGERI INI!!!
Sunday, October 18, 2015 0 comments

Aksi Mahasiswa untuk Eksis? atau Rakyat?

Hidup Mahasiswa!!!
Hidup Marhaen!!! Hidup Buruh Tani!!!
Hidup Miskin Kota!!! Hidup Rakyat!!!
Saya dengan sadar melihat aksi yang dilakukan oleh mahasiswa belakangan ini hanyalah aksi-aksi ceremonial saja, aksi yang ingin diliput oleh media-media. Aksi yang mengatas namakan rakyat tertindas, dan dengan melihat rakyat yang tertindas ini mahasiswa langsung turun kejalan teriak dengan lantang seakan-akan teriakan itu ialah rintihan anak jalanan yang kelaparan, teriakan atas kaum yang ditindas. Namun apakah mahasiswa ini bersentuhan langsung dengan rakyat tertindas yang ia gunakan diteriakkan tadi? Apakah sudah merasakan tidur satu tempat dengan mereka? Susahnya cari tempat tidur dibawah fly over? Dan memakan makanan sisa? setidaknya berbagi kebahagiaan dengan bercanda dan berinteraksi langsung dengan mereaka. Saya husnudzon bahwa rekan-rekan mahasiswa ini telah mencoba merasakan susahnya saudara-saudara kita, yang dipinjam namanya untuk berteriak lantang kepada pengusa negeri.
Sunday, September 27, 2015 0 comments

Kisah Pesawat Tempur Elit Kami

via www.zastavki.com
Mulai lupa daratan ketika kita sudah terbang dilangit-langit, bergaya ketika menunggangi Pesawat Tempur Elit ini, memegang stirnya yang kini entah berfungsi dengan hakikatnya atau tidak. Padahal Ketika Senjata Pesawat diluncurkan sesuai kaidah, tugas dan hakikatnya akan sangat dahsyat dampaknya. Namun, sang pilot masih menyimpan Senjata Pesawat ini dengan hati-hati, sehingga banyak pertanyaan muncul karnanya, “senjatanya masih utuh dengan baik, atau kah usang karena tak digunakan? Kapan senjata ini digunakan?” ketika musuh-musuh mulai mendekat, ketika negeri ini tak lagi kondusif, ketika keresahan dimana-mana, ketika orang-orang menunggu peranannya.
Friday, September 25, 2015 0 comments

8 Sifat dan Perilaku Seseorang Dilihat dari Parsisipasinya dalam Suatu Kerjasama Tim

Hari ini qurban euy, sebelumnya saya ucapkan:
“selamat Hari Idul Adha buat temen-temen yang merayakan, entah itu merayakan dirumah dengan keluarga maupun diperantauan. yang diperantauan jangan, sedih setidaknya kalian akan memakan makanan yang bergizi(makan daging) untuk beberapa hari kedepan.”
Seperti tahun-tahun sebelumnya griya mahasiswa(tempat tinggal putra dibandung) selalu mengadakan qurban dengan deretan rangkaian acara seru yang beruntun bebrapa hari kedepan. Selain libur kuliah, pengajian rutin magrib-subuh pun diliburkan, diganti dengan acara senang-senang yang telah disiapkan oleh panitia qurban(anak baru).
Tapi kali ini saya nggak akan cerita tentang bagaimana acara qurban digriya tahun ini, namun saya akan menulis tentang “Sifat-Sifat dan Perilaku Seseorang Dilihat dari Parsisipasinya dalam Suatu Pekerjaan(sebagai contoh diacara qurban kali ini) Tim”. Lebih tepatnya sih dalam setiap acara, entah itu pekerjaan dalam melaksanakan tugas atau acara apapun pokoknya dalam lingkup kerjasama.
Berikut ciri-ciri perilaku seseorang tersebut:
1. Pekerja (Totalitas)
via republika.co.id
Perilaku pertama adalah sifat yang sangat umum dalam suatu acara dimanapun yaitu sifat pekerja dimana orang-orang tipe ini sibuk bekerja, sesuai tanggung jawabnya masing-masinng. Setelah pekerjaan nya selesai maka dia akan menawarkan bantuan kepada teman-teman yang lainnya agar pekerjaan itu selesai dengan cepat dan baik. Tipe ini tidak akan istirahat sebelum tugasnya selesai(saat potong-potong daging selesai).

2. Tukang Eksis (Pencitraan)
via duniafitnes.com/
Sifat ini biasanya melekat pada orang-orang yang suka eksis tanpa kerja maupun kerja, dimana saat teman-teman yang lain sedang sibuk dengan tugasnya potong-potong daging, ngedata warga, ada yang masak, ada yang tukang pubdok. Orang ini entah tidak tau mau bantu apa, atau memang nggak kebagian kerjaan. Dia asik muter-muter, mondar-mandir melihat temanya potong-potong daging, kalau ada yang foto dia ikutan sambil memegang daging sok-sok’an ikut ngebantu temanya potong daging setelah difoto lalu dagingnya ditaruh lagi. Lalu kembali mondar-mandir lagi.
Saturday, September 19, 2015 1 comments

Resensi Novel PULANG - karya Tere Liye

Judul : Pulang
Penulis : Tere Liye
Editor : Triana Rahmawati
Penerbit : Republika
Tebal Buku : iv + 400 hal; 13.5x20.5 cm
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2015
Harga : Rp. 59.000 
 "Aku tahu sekarang, lebih banyak luka di hati bapakku dibanding di tubuhnya. Juga mamakku, lebih banyak tangis di hati Mamak dibanding di matanya."
"Sebuah kisah tentang perjalanan pulang, melalui pertarungan demi pertarungan, untuk memeluk erat semua kebencian dan rasa sakit." 
Adalah Bujang, putra dari Samad dan Midah. Dia tinggal bersama kedua orang tuanya di Bukit Barisan, jauh dari perkotaan dan hidup dengan sederhana. Bujang tidak pernah makan bangku sekolah. Meski demikian, Midah, mamak Bujang dengan penuh ketekunan mengajarkan Bujang membaca dan menghitung. Tak lupa ia mengajari Bujang mengaji, adzan, sholat, dan sebagainya. Namun, tiap kali Bujang diajar tentang pelajaran agama, Bujang selalu dipukuli Samad, bapak Bujang.
Suatu hari, Tauke Muda, sahabat dari Samad, datang mengunjungi Bukit Barisan. Tauke Muda beserta rombongan datang dari kota untuk sebuah misi menangkap babi hutan yang mengganggu perkebunan warga. Dalam misi ini, Tauke Muda mengajak Bujang untuk bergabung bersamanya. Samad pun mengijinkan. 
Saat perburuan babi hutan sudah berada di puncaknya, saat itulah ketakutan Bujang akan apapun telah menghilang. Ia dengan membabi buta menyerang 'Raja Babi Hutan' demi menyelamatkan Tauke Muda yang sudah terdesak. 
Thursday, September 10, 2015 0 comments

Temukan Pahlawan Di Dalam Diri Kita

via Google
“Patriotism tidak mungkin tumbuh dari hipokrasi dan slogan, seseseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat akal kalau ia mengenal akan objek-objeknya, mencintai tanah air Indonesia dengan mengenal Indonesia bersama rakyat dan alamnya dengan dekat” –Soe Hok Gie
Jikalau hanya, orang yang gagah berani gugur dimedan perang melawan para penjajah untuk mempertahankan negeri ini yang hanya disebut seorang pahlawan. Lalu bagai mana seseorang yang dengan mempertaruhkan waktu jiwa dan hartanya untuk kemajuan bangsanya. Berjuang tidak harus berdarah darah melawan penjajah, berjuang mati-matian di bidangnya juga bisa disebut pahlawan, jika niat yang dia pakai untuk berjuang adalah karena ingin memajukan bangsanya, ia sudah layak disebut pahlawan.
Monday, August 17, 2015 0 comments

Surat Untuk Ibu Pertiwi

gambar via wallpaperup.com
Ibu, bisakah kau meramalkan apa yang terjadi 5 atau 10 tahun ke depan? apa yang terjadi dengan nasib kita? pilihan-pilihan apa yang tersisa untuk jalan hidup kita? seberapa kuat kita menahan beban hidup? seberapa tahan kita melawan tekanan-tekanan keadaan? seberapa kuat kita menggenggam keyakinan, ketika nurani di sekitar semakin kikis oleh kerakusan. Ketika batin tak lagi bisa merasakan penderitaan-penderitaan dan kita hanya termangu dan berpikir inikah hidup?
Sunday, August 16, 2015 0 comments

Gila Selfie, Apa Gila Beneran?

Sumber dari sini
Liat foto diatas keren sih, tapi menurut saya itu semua gila banget. Liat foto dan video selfie mereka bikin jantung ini deg-degan asyik. Dan kalian tahu? itu foto dan video selfie mereka jaminannya nyawa broo, nyawa! Bukan bakwan!
Dalam hati, saya sebagai cowok sejati, merasa terhina broo… Mereka berani naik di atas gedung tinggi, sementara saya…, sementara saya selama ini naik pohon kelapa aja hampir nangis. “Awww…! Mamah…Papahh… Takutt..!!”   *nggak ding , naik bianglala iya..*
Menurut saya, mereka itu masuk ke dalam kategori para pemburu foto selfie garis keras broo. Seakan-akan.. Gak keras gak asyik! Gak ekstrem gak greget! Pokoknya foto selfienya harus beda dari yang lain. Biarin nyawa jadi taruhan, gampang bisa beli lagi di kaskus, atau di indomart/alfamart apalagi sekarang lagi ada promo, beli dua dapet satu.
Friday, August 14, 2015 0 comments

Konsolidasi Parade Arak-Arakan Agustus 2015

Menjadi Moderator dalam Konsolidasi Parade Agustus 2015
Hari ini aku tidur sampai siang, enak sekali rasanya bisa puas tidur yang dimana saat dirumah sehabis shubuh haram waktunya untuk tidur. Belum lagi ada kewajiban lain yaitu bersih-bersih rumah dan mengantar adik perempuanku tes Ujian Mandiri kekampus yang dia inginin. Setelah tadi malam akhirnya bisa menamatkan satu drama korea yang tak satu episode pun tertonton saat dirumah. Setelah bangun aku bergegas kekampus karena sudah ada janji bertemu dengan pak salim diruanganya untuk mengfiks kan rute, ploting tempat dan memediasikan barang-barang yang akan dibawa saat parade arak-arakan nanti.
Pukul dua sore aku sudah ada didepan ruangan logistic, waktu yang pertemuan untuk mediasi dengan komanda satpam se Tel-U. Setelah hampir satu jam menunggu, pak salim pun tak kunjung datang, entah apa yang ia kerjakan. Namun setelah pukul lima sore baru ada kabar dan dia datang dengan rombongan satpam keruangannya, ternyata dia sedang ada dilapangan untuk persiapan Peresmian gedung sepuluh lantai atau yang akan disebut TULC(Tel-U Learning Center).
Thursday, August 13, 2015 0 comments

Bandung Bukan Sekedar Kata, Tapi RASA

dari TimeLine Teman
Pukul 4 subuh akhirnya aku sampai juga dikota kembang yang kurindukan, sudah sebulan lebih aku dirumah(Sragen) untuk liburan dan menenangkan pikiran namun hanya kota(Bandung) ini yang ada dibenak ku. Entah mengapa setelah tiga tahun yang lalu, saat pertama kalinya merantau jauh dari tempat kelahiran yaitu kota sragen, menetap dikota yang sangat indah ini membuatku betah dan kecanduan penyakit menular yaitu rindu akan kota Bandung.
Entah kekuatan magis apa yang ada dikota ini, bukan hanya diriku yang mengidap penyakit rindu Bandung, bahkan semua orang yang merantau dan singgah dikota ini hampir semuanya akan memiliki kesan rindu kota ini apabila jauh darinya. “BANDUNG” bukan sekedar kata tetapi melibatkan RASA.
Monday, July 13, 2015 0 comments

Sesungguhnya Terang Sumurnya Hati

Harapan - Usaha – Hasil
Sejatine Padhang Sumuring Ati. (Sesungguhnya Terang Sumurnya Hati)
Sumber: google.com
Setiap Manusia dilahirkan dengan Hati yang bersih… Bersih bagai Sinar Putih dan terang yang menyinari fikiran manusia yang akan berdampak pada perilakunya di kehidupan bermasyarakat. Seiring berjalannya waktu, maka Laku hidup manusia lah yang seringkali mempengaruhi keberadaan Sinar tersebut. namun Jauh di Lubuk hati manusia yang paling dalam, sinar itu akan tetap menyala. Meskipun berubah ubah intensitasnya… Apakah akan meredup sedikit demi sedikit karena tertutup atau justru semakin terang dan memberi ruang bagi Sinar tersebut untuk menyinari sekitarnya.
Hati Manusia bagai sebuah Modem atau terminal LAN Ilahiyah antara Tuhan dengan hambanya… menjadi jalur komunikasi dan fondasi keyakinan atau keimanan atas kekuasaan Tuhan dan KebesaranNya. Menjadi tempat kita gantungkan segala Do’a dan harapan kita. Semakin kita intens berkomunikasi dan menggunakan jalur komunikasi ini, maka semakin teranglah hati dan fikiran kita.
Tuesday, June 16, 2015 0 comments

Romantika Sastra


Diskusi Publik tentang “Kampus, Organisasi Mahasiswa, dan Peristiwa 1965” merupakan pembicaraan yang begitu menarik. Dalam diskusi tersebut dibahas bagaimana fenomena hilangnya marxisme yang terjadi di kampus. Dalam diskusi tersebut didapatkan bahwa  fenomena yang terjadi di hadapan kita saat ini ternyata tak terlepas dari kenyataan sejarah yang pernah terjadi di masa lalu. Satu persatu pembicara mengupas bahasan yang mereka kuasai. Audiens pun tampak memperhatikan dengan cukup serius. Ada yang sudah mengetahui apa inti pembahasannya, ada pula yang masih baru menggali.
Saya pun turut mendengarkan, dan pada sesi pembahasan mas Iwan Pirous, saya mendapatkan sebuah kutipan menarik, “ketika sastra menjadi romantis dan ilmu sosial menjadi normatif”. Lalu, apa kaitannya hal ini dengan tema bahasan yang dibicarakan? Ya, untuk memahaminya kita perlu sedikit kembali ke belakang melihat halaman sejarah panjang negeri kita. Orde Baru memang banyak mengubah tatanan masyarakat dari status quo di Orde Lama. Sejarah kelam dalam peristiwa tahun 1965 turut mengubah cara pandang masyarakat tentang gerakan kiri, sosialisme, marxisme, atau komunisme. Propaganda-propaganda anti PKI merontokkan pemikiran progressif,sebab apabila kita menganut pemikiran tersebut maka akan dianggap subversif, pemberontak, tak bertuhan, dll. Pemberantasan PKI juga berimbas pada pemberantasan organisasi-organisasi kerakyatan karena dianggap berafiliasi dengan PKI yang terlibat dalam pemberontakan. Hal itu misalnya, Organisasi-organisasi seperti Gerwani dan Lekra. Tokoh seperti Pramoedya Ananta Toer pun turut menjadi korbannya.
Salah satu aspek penting yang turut menjadi korban peristiwa 65 adalah matinya marxisme dalam lingkungan akademik. Marxisme sebagai cikal bakal lahirnya sosialisme ilmiah sesungguhnya memiliki peran yang begitu besar dalam menjelaskan fenomena-fenomena yang ada di dunia. Studi sosial bisa dikatakan menjadi kering sebab hanya bertumpu pada teori-teori sistem (struktural-fungsional) yang menjelaskan terjadinya fenomena sebagai fungsi dan bagian dari sistem. Hal tersebut terjadi sebab literatur-literatur yang berlandaskan pemikiran-pemikiran Marx yang progressif diberangus. Sebagai dampak logisnya, mahasiswa sebagai akademisi dan kaum intelektual gagal mengenali fenomena sosial secara historis. Pisau analisis pun menjadi semakin tumpul karenahanya bisa memandang dengan analisis sosial yang menekankan pada relasi-relasi sosial yang singkronik tentang suatu peristiwa layaknya fotografer. Selain itu, Dampaknya mahasiswa semakin jauh dari gerakan-gerakan sosial yang benar-benar mengakar dan sesuai dengan kenyataan yang terjadi di masyarakat. Gerakan sosial pun semakin dipandang menjadi sebuah anomali.
Saturday, May 30, 2015 0 comments

Kesepakatan Tercapai dikedua Belah Pihak (Kampus dan Mahasiswa)



 
Penyerahan Petisi oleh perwakilan Ormawa Se Tel U
Hari ini adalah hari pertempuran kami dengan pihak kemahasiswaan, jika hari ini tidak ada keputusan yang pasti, maka kami sepakat untuk melakukan aksi besar-besaaran dengan jumlah lebih dari 3000 orang untuk mengepung LC. Pada pukul 9 pak hendratno dan pak sony telah datang, dan teman-teman hima banyak yang tidak bisa hadir, namun tidak memperkecil semangat kami untuk melakukan diskusi dengan pihak kemahasiswaan agar dicabutnya surat edaran tersebut.
Setelah diskusi dengan alot selama kurang lebih 2 jam, akhirnya diskusi menemui titik terang dengan disetujui beberapa tuntutan kami yaitu diadakanya osjur, kegiatan diluar kampus, dan kaderisasi dengan beberapa syarat yang telah disepakati bersama. Alhamdulialah pekerjaan selama 3 hari ini terbayar tuntas dan semua pihak senang. Aku bersyukur bahwa aku dapat bekerja dengan baik dan didukung oleh temen-teman hima. Dan BEM sekareng dipandang baik dan direspon baik oleh mahasiswa karena telah memperjuangkan hak dan aspirasi mahasiswa.
Surat kesepakatan yang telah disepakati oleh kedua belah bihak

Friday, May 29, 2015 0 comments

Penandatanganan Petisi Penolakan Surat Edaran Nomor: 11/SKR8/KMHS/2015



Hari ini adalah hari kedua perjuangan kami untuk menolak kebijakan kampus yang tidak masuk akal, dan terlihat otoriter. Kami sepakat bahwa Himpunan, DPM fakultas, BEM fakultas, DPM kema dan BEM kema akan bersatu untuk menandatangani petisi ini yang akan kami serahkan kepada kampus esok harinya langsung kepada pak yahya yang membuat surat edaran tersebut. Pada hari ini ada 23 ormawa dari 35 Ormawa yang ada di kampus ini, dikarenakan banyak yang sudah KP dan yang Geladi ya tidak mengapa. Dari 23 ormawa kami menandatangani petisi dan membuat satu pemikiran yang satu untuk menolak kebijakan tersebut dengan rasa solidaritas yang kuat.
Dan sisanya yang belum ttd dengan semangat aku menemui perwakilan setiap ormawa untuk menandatangani petisi tersebut.
Pak Wapres Yunus menandatangani Petisi Perwakilan BEM KEMA Tel U





 
;